Jumat, 12 Juli 2013

Laporan Penentuan Golongan Darah


LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA DAN PEMULIAAN TERNAK (PET1310)
(Penentuan Golongan Darah)







Disusun Oleh :
Nama               : ARDIANSYAH
                                            Nim              : 60700112049
                                            Kelompok                 : III (Tiga)
                                            Jurusan              : ILMU PETERNAKAN
                                            Asisten              : WAHYUDIR KADIR

LABORATORIUM PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Mikrobiologi Ternak, yang berjudul “Penentuan Golongan Darah” disusun oleh:
Nama               : Ardiansyah
Nim                 : 60700112049
Kelompok       : III (Tiga)
Jurusan            : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
                                                  Gowa,    Juni 2013
           Koordinator Asisten                                                          Asisten


(     Naimah Patahuddin, S.Pt  )                                  (     Wahyudir Kadir   )
                                                                                           Nim:60700109024

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab


(      Zulkarnaim, S.Pt,M.Si    )
                                    NIP.  

 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
                Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula (Subowo, 1992).
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki-laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Golongan darah manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibody dan agglutinin. Golongan darah manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal dalam system ABO (Subowo, 1992).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui cara menentukan penentuan golongan darah seseorang dan untuk mengetahui system pewarisan golongan darah dari tetuanya dengan menggunakan blood lanset dengan bahan serum anti A (biru) dan serum anti B (kuning).


B. Tujuan Praktikum
                Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu :
     1. Mengetahui cara penentuan golongan darah seseorang.
     2. Mengetahui sistem pewarisan golongan darah dari tetuanya.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
           Darah merupakan suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan subtansi  interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspense tersebut terdapat gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatui organism. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya (Subowo,1992).
           Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997).
B. Penentuan Golongan Darah
           Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran sel dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibod terhadap antigen A dan B (Samsuri, 2004).
               Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh thrombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan thrombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Poejadi, 1994).

        Menurut Anonim² (2013), penentuan golongan darah bagi manusia penting untuk berbagai tujuan, diantaranya :
1. Tranfusi darah jika ia anemia atau kurang darah ketika sakit keras ,       
kecelakaan, tentu mereka kurang darah dan harus segera didonor darahnya.
2. Untuk menentukan genetisnya ia bergolongan darah apa, jika ia kawin dapat    
     ditentukan anaknya, jika tidak sesuai silsilahnya maka harus  dipertanyakan 
     keturunannya ditahun terakhir ini golongan darah bisa digunakan untuk pola  
     pola psikologis seseorang , biasanya jika wawancara pekerjaan/melihat  
     tingkah laku /performance.
     3. Dari data golongan darah ternyata orang eropa umumnya bergolongan darah  
          A atau AB sedang Australia bergolongan darah A dan O.
       Bila darah yang tidak cocok dicampur sehingga aglutinin plasma anti A atau anti B dicampur dengan sel darah merah yang mengandung aglutinogen A atau B, terjadilah aglutinasi sel darah merah berikut ini aglutinin melekatkan diri pada sel darah merah. Karena aglutinin mempunyai dua tempat pengikatan ( tipe IgG ) atau   ( tipe IgM ), maka satu aglutinin dapat melekat pada dua atau lebih sel darah merah yang berbeda pada waktu yang sama dengan demikian menyebabkan sel saling melekat satu sama lain. Keadaan ini menyebabkan sel- sel menggumpal bersama-sama yang merupakan proses aglutinasi. Kemudian, gumpalan ini menyumbat pembuluh darah kecil diseluruh system sirkulasi. (Poejadi, 1994).
       Pemberian darah sebagai terapi bagi orang sakit sebelumnya akan diuji kecocokannya antara darah donor dan darah penderita. Uji ini dimaksudkan agar tidak terjadi reaksi transfusi yang bisa membahayakan jiwa si penerima darah. Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok : teknik ini disebut cross-matching (Anonim¹, 2013).
         Penggolongan darah dilakukan dengan cara berikut ini mula-mula sel darah merah diencerkan dengan saline. Kemudian satu bagian dicampur dengan aglutinin anti A sedangkan bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti B. Setelah beberapa menit, campuran tadi diperiksa di bawah mikroskop. Bila sel darah merah menggumpal artinya  “teraglutinasi “. Sel darah merah golongan O tidak mempunyai aglutinogen dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan serum anti A atau anti B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan karena itu beraglutinasi dengan aglutinin anti A. Golongan darah B mempunyai aglutinogen B dan beraglutinasi dengan serum anti B. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen A dan B serta beraglutinasi dengan kedua jenis serum (Samsuri, 2004).
         Seperti antibodi yang lain, aglutinin adalah gamma globulin,  dihasilkan oleh sel-sel yang menghasilkan antibodi terhadap setiap antigen yang lain. Kebanyakan adalah molekul imunoglobin IgM dan IgG. Aglutinin ini dihasilkan oleh orang-orang yang tidak mempunyai aglutinogen dalam sel darah merahnya, karena sejumlah kecil antigen golongan A dan B memasuki tubuh melalui makanan, bakteri, atau dengan cara lain, dan zat-zat ini memprakarsai perkembangan agglutinin Anti-A atau Anti-B. Sebagai contoh, infuse antigen golongan A ke dalam resipien yang memiliki golongan darah non-A akan menyebabkan reaksi imuns yang khas dengan pembentukan agglutinin dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya. Bayi yang baru lahir juga mempunyai aglutinin dalam jumlah sedikit, berarti pembentukan aglutinin hampir seluruhnya terjadi setelah lahir (Subowo, 1992).
                 Orang dengan genotip O tidak menghasilkan aglutinogen dan karena itu golongan darahnya adalah O. Orang dengan genotip OA atau AA menghasilkan aglutinogen tipe A dan karena itu mempunyai golongan darah A. Genotip OB dan BB menghasilkan golongan darah B. Dan tipe genotip AB menghasilkan golongan darah AB (Abbas, 1997).
           Bila tidak terdapat aglutinogen tipe A dalam sel darah merah seseorang maka dalam plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti A. Demikian pula, bila tidak terdapat aglutinogen tipe B di dalam sel darah merah, maka dalam plasmanya terbentuk antibody yang dikenal sebagai aglutinin anti B. Golongan darah O meskipun tidak mengandung aglutinogen tetapi mengandung aglutinin anti A dan anti B; golongan darah A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin tipe B; dan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin anti A. Akhirnya golongan darah AB mengandung kedua aglutinogen A dan B tetapi tidak mengandung aglutinin sama sekali (Anonim³, 2013).

C. Hemoglobin Darah
                 Melepaskan hemoglobin ke dalam plasma, yaitu suatu keadaan yang disebut “ Hemolisis “ sel darah merah. Kadang-kadang bila darah resipien dan darah donor tidak cocok, segera terjadi hemolisis sel darah merah dalam darah sirkulasi. Dalam hal ini antibodi menyebabkan lisis sel darah merah dengan mengaktifkan sistem komplemen yang selanjutnya melepaskan enzim-enzim proteolitik (kompleks litik) yang merobek membran sel (Anonim², 2013).
           Fungsi utama dari sel-sel darah merah yang juga dikenal sebagai eritrosit adalah mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain mengangkat hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi antara karbondioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat bereaksi dengan banyak sekali karbondioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3). Hemoglobin yang terdapat dalam sel juga merupakan dapar asam-basa   (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggungjawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah (Anonim³, 2013).
             Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16 g/dL pada pria dan 14 g/dL pada wanita dan semuanya berada di dalam sel darah merah. Pada tubuh seorang pria 70 kg, ada sekitar 900 g hemoglobin; 0,3 g hemoglobin dihancurkan dan 0,3 g disintesis setiap jam ( Abbas, 1997).
            Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang, dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya ( Anonim¹, 2013).
                 Tahap dasar pembentukan hemoglobin. Pertama, suksinil-Ko.A, yang dibentuk dalam siklus kreb, berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yang disebut globin, yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. Tiap-tiap rantai ini mempunyai berat molekul kira-kira 16.000; empat dari molekul ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap (Anonim², 2013).
      

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
 Adapun waktu dan tanggal diadakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal        : Sabtu, 29 Juni 2013
Pukul                     : 08.00 Wita sampai selesai
Tempat                  : Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
                                Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
          Adapun alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu Blood lanset, tusuk gigi yang bersih dan kering dan mikroskop.
2.      Bahan
          Adapun bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Alcohol 70%, darah praktikan kelompok 3, kapas, serum anti A dan anti B.
C.    Prosedur Kerja
     Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah:
1.      Menyiapkan objek glass dan memberi tanda untuk serum anti A dan serum anti B berdampingan.
2.      Membersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk (diambil darahnya) dengan kapas beralkohol 70%. Kemudian menusuk dengan blood lanset dan meneteskan pada masing-masing bagian objek glass tadi.
3.      Menambahkan 2 tetesserum pada masing-masing tetes darah, yang satu dengan anti A dan yang lain dengan anti B. kemudian mencampurkan/ meratakan dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4.      Mengamati dan menentukan golongan darahnya.
5.      Mengamati pewarisan golongan darah antara tetua dan saudara.

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
Nama Praktikan
Anti A
Anti B
Hasil
1
Resti Nanda
Menggumpal
Tidak Menggumpal
A
2
Zainul As’ad
Menggumpal
Menggumpal
AB
3
Asrul
Tidak Menggumpal
Menggumpal
B
            Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :
    Sumber : Hasil Pengamatan di Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains 
                   dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
B. Pembahasan
              Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus ( factor Rh).
           Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membrane sel dan menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B.
           Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dengan 3 golongan darah dari 3 orang praktikan dari kelompok 3. Praktikan Resti Nanda Saputri golongan darahnya diketahui darah A dimana pada saat pemberian anti A berwarna biru dan anti B berwarna kuning yang diketahui menggumpal darahnya adalah darah yang di beri anti A yang menggumpal dan anti B tidak menggumpal darahnya. Sedangkan praktikan Zainul As’ad diketahui golongan darahya darah AB karena darah yang di beri pada anti A dan anti B menggumpal semua darahya. Untuk golongan darah dari Asrul bergolong darah B karena pada saat pemberian anti A dan Anti B, hanya darah yang menggumpal pada anti B. Hal ini sesuai pendapat Arief (2010) bahwa Percobaan sederhana dapat dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
             Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk menentukan golongan darah seseorang maka masing-masing darah   
di beri anti A berwarna biru  dan anti B berwarna kuning. Darah yang menggumpal pada anti A berarti golongan darah A dan darah yang menggumpal pada anti B maka golongan darah B. Jika darah yang menggumpal pada anti A dan anti B berarti golongan darah AB tetapi jika tidak ada sama sekali darah yang menggumpal baik pada anti A maupun anti B berarti golongan darah O.
2. Sistem pewarisan golongan darah dari tetuanya dapat diketahui dari orang tua yang sudah mengetahui golongan darahnya dan dilakukan penentuan golongan darah pada anak untuk mengetahui golongan darah yang sama dari salah satu pada tetuanya (orang tua) baik dari ayah atau ibu.
B. Saran
                Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu sampel darah yang diteliti dilakukan dengan baik dan benar pada preparat agar memperjelas hasil pengamatan untuk menentukan golongan darah.


DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Muhammad.Golongan Darah Manusia. Jakarta:Erlangga.1997.
darah.html . Diakses pada tanggal 30 Juni 2013.

Anonim². 2013.Macam-macam Golongan Darah Manusia dan Penentuannya.
http://muhfadlun.wordpress.com/2011/04/30/macam-macam-golongan-darah-dan-penentuannya. Diakses pada tanggal 30 Juni 2013.

Anonim³.2013. Pengamatan Darah. http://www.bio.um.blogospot.co.id. Diakses  
              pada tanggal 30 Juni 2013.
Poejadi. Golongan Darah. Jakarta:  Erlangga.1994.

Samsuri.Hemoglobin Darah. Graha Ilmu: Yogyakarta.2004.
Subowo.Macam-macam Golongan Darah. Penebar Swadaya:  Jakarta.1992












Tidak ada komentar:

Posting Komentar