Minggu, 17 Maret 2019

Olahraga Memunculkan Bibit-bibit Berprestasi dan Menjalin Silaturahmi Antar Sesama


Pekan Olahraga Antar Dusun se Desa Ulundoro
Sukses dan berjalan dengan lancar. Dan tentunya tidak lepas dari Peranan Pemerintah setempat bersama Pihak Kepolisian serta Panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan ini berjalan dengan sesuai perencanaan. Ajang ini mengusung dengan tema mempererat tali persaudaraan dan solidaritas antar sesama. Begitu pentingnya kita tetap menjaga keutuhan silaturahmi karena kita adalah saudara. Islam sendiri mengajarkan bahwasanya berpandai dan menjaga keutuhan silaturahmi itu sangat penting Karenanya, barangsiapa yang menyambung hubungan silaturahminya maka Allah juga akan menyambung hubungan dengannya, dan di antara bentuk Allah menyambungnya adalah Allah akan menambah rezekinya, menambah umurnya, dan senantiasa memberikan pertolongan kepadanya.


Betapa indahnya jika Perbedaan menyatu satu pada anda, kalian, dan kami. Saling menggenggam dan memperart tali persaudaraan dan tentunya Solidaritas. Untuk memangkan seuatu hal perlu namaya rasa persatuan dalam tim. Seperti bersatu dalam memenangkan lomba dengan sportifitas. Kegiatan ini berlangsung selama sepekan lebih pada 1 Oktober 2018 -10 Oktober 2018 di Lapangan Ulundoro yang berada di area Kompleks Perkantoran Desa Ulundoro, Tk Melati dan SMA Negeri 1 Aere. Srategiskan tempatnya😀😁.

Patut kita berbangga dengan hadirnya kegiatan seperti ini. Selain mempererat tali persaudaraan akan tetatpi dengan adanya kegiatan seperti ini bisa memunculkan bibit-bibit muda berprestasi dengan mengasah kemampuan bakat dan memperlihatkan bakat yang dimiliki. Tidak jarang oleh orang sekitar mengetahui bakat sesorang yang dimiliki. Tapi dengan adanya kegiatan ini kita lebih mudah tahu tersebut. Kegiatan yang dipertandingkan ada cabang Olahraga Sepak Bola Mini, Volly ball putra putri, Sepak takraw dan lomba kebersihan dengan sebanyak 4 Tim karena Desa Ulundoro memikiki 4 Dusun. 

Kegiatan ini berakhir dengan penyerahan Hadiah bagi tim pemenang. Begitu antusiasme masyarakat berbondong-bondon untuk menyaksikan acara tersebut hingga penutupan dan malam penyerahan hadiah bagi tim pemenang Pertandingan.

Ardi Melaporkan dari :Desa Ulundoro Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara










Selasa, 15 September 2015

Setetes Mani Sejuta Harapan, Kami datang Sapi Bunting

Kegiatan GBIB adalah salah satu kegiatan atau program pemerintah dengan tujuan untuk memperbanyak  populasi ternak dengan masa siklus birahi yang cepat. Yang umum biasanya adalah 18-21 hari. Tapi tidak lagi, memperpendek masanya hanya 11 hari pada tahap I dan pada tahap II selama 3 hari. GBIB adalah gertak birahi inseminasi buatan yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan swasembada daging di tahun mendatang dengan waktu birahi yang bersamaan sehingga memudahkan dilakukan inseminasi buatan diwaktu yang sama. Kehadiran adanya program unggulan pemerintah dari sektor peternakan mengharapkan mampu meningkatkan angka kelahiran sapi. Sehingga kendati demikian, selain untuk memperbanyak angka kelahiran sapi tetapi juga untuk menyejahterahkan pemilik ternak itu sendiri. Melalui program GBIB tersebut bertujuan untuk mempercepat proses kebuntingan sapi yang ada. Dimana kegiatan ini terlebih dahulu dilakukan seleksi akseptor dengan melakukan pemeriksaan kebuntingan, jika hal tidak mengalami kebuntingan maka dilakukan sinkronisasi atau penyuntikan hormon khusus dimana hormon PGF 2 Alfa Capriglandin yang tujuanya untuk merangsang pada ternak dan penyerentakan waktu birahi. Sinkronisasi I selama 11 hari menunggu waktu masa terjadinya birahi. Jika ada ternak yang telah disinkron 1 tidak mengalami birahi maka dilakukan sinkronke 2 dan setelah 3 hari sesudahnya dilakukan inseminasi buatan. Sebenarnya sapi tersebut semuanya mengalami birahi, istilahnya birahi tenang tetapi terkadang masih banyak yang belum mengetahui hal tersebut. Pada saat sinkron 2 tidak menunjukan tanda birahi, tetapi sebenarnya terjadi birahi tenang dan sudah ada folikel yang sudah terbentuk yang nantinya akan berkembang.
Seleksi akseptor dan kegiatan Sinkronisasi dilakukan di berbagai kecamatan yang sudah  menjadi target utama dari gertak birahi inseminasi buatan (GBIB) yang merupakan  arahan dan kerjasama dari BIB Singosari. Di kabupaten Bone diberikan jatah GBIB sebanyak 12.000 e, ada  5 kecamatan yang menjadi tahap I terlebih dahulu dilakukan  penyerentakan  birahi kemudian menyusul dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bone yang berjumlah 27 kecamatan dengan  tujuan agar ternak sapi dapat mengalami kebuntingan dan menghasilkan generasi baru untuk penerus selanjutnya. Ke V kecamatan ini ialah Kecamatan Awangpone dari Tim I dengan ketua tim Drh. Conny Liestriherayani, Tim II Kecamatan Palakka dengan ketua tim Ardawati, S.Pt, M.Si, Tim III Kecaatan Barebbo dengan ketua Tim Muh. Yaqub, S. ST, Tim IV Kecamatan Cina dengan Ketua Tim Kaharuddin, S.Pt, dan Tim V Kecamatan Tanete Riattang Baat oleh Fahruddin. Kegiatan ini berlangsung beberapa bulan. Kegiatan  ini diawali dengan melakukan PKB dimana pemeriksaan kebuntingan untuk mengetahui bunting atau tidaknya ternak sapi. Kemudian hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan menyinkron birahi ternak sapi agar mengalami tanda-tanda terjadinya birahi tersebut. Menyuntikan hormon birahi PGF 2α Capriglandin. Jangka waktunya ialah selama 11 hari, selama itu ada yang sudah mengalami birahi maka bisa langsung dilakukan kegiatan Inseminasi Buatan (IB). Jika pada sinkron ke I tidak mengalami birahi maka dilakukan sinkron II agar dapat birahi.
Pada saat  melakukan sinkron II, maka hal selanjutnya ialah menunggu selama 3 hari untuk dilakukan Inseminasi Buatan, baik  tidaknya yang mengalami birahi akan dilakukan penyerentakan birahi. Penyerentakan birahi bertujuan untuk menyeragamkan dan menyamakan bersamaan ternak yang birahi untuk mengalami kebuntingan. 
Studi kegiatan penyerentakan birahi yang ada di kabupaten Bone salah satunya ialah Kecamatan Barebbo, sejauh ini dari Tim III GBIB sudah ada 10 desa yang sudah  terealisasi kegiatan ini mulai dari PKB, penyuntikan  hormon PGF 2α Capriglandin. Obat ini dapat  merangsang pada ternak sehingga dapat mengalami birahi sehingga siap di buahi oleh spermatozoa. Keberhasilan untuk terjadinya konsepsi atau fertilisasi dengan cara dengan melibatkan bantuan inseminator. Disinilah menjadi faktor utama untuk menunjukan indikator keberhasilan dimana dengan melihat keahlian dan kemampuan seseorang untuk pemasukan bibit unggulan pada induk betina yang siap akan dibuahi. Kemudian merambah ke kecamatan Tellu Siattinge sudah ada sekitar 4 desa yang sudah terealisasi kegiatan GBIB.
Penyinkronan kegiatan tersebut sangat membantu masyarakat setempat yang memiliki ternak dan belum pernah memiliki anak dari induknya dan sifatnya bersifat gratis tanpa ada pemungutan biaya sepeserpun. Hal tersebut masyarakat merespon dengan baik dan antusias untuk melakukan antrian untuk pemeriksaan pada ternak. 
Bersiaplah, mental dan fisik  akan menantang dimana tahun depan dihadapkan kesibukan yang padat para inseminator sekitar bulan Juni akan  terjadi
Kelahiran massal yang telah dilakukan kegiatan GBIB di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bone. Kegiatan GBIB di mulai pada bulan Juli dan diperkirakan dan semoga ada sekitar 80 % yang mengalami kebuntingan.

Rabu, 29 Juli 2015

Pemutaran Film oleh Tim Dinas Peternakan Bone



Pada malam ini diadakan kegiatan presentation pengenalan terkait peternakan sekaligus pemutaran film untuk memberikan gambaran kepada masyarakat akan pentingnya kualitas dan keunggulan dari by produk peternakan, selain itu dapat memberikan pendapatan tambahan masyarakat disamping itu sendiri meeskipun usaha peternakan merupakan kegiatan sampingan dari kegiatan pokok kerja sebagai petani. Masyarakat Desa Barebbo, Kecamatan Barebbo sangat berbangga dan berterima kasih kepada pihak dinas peternakan kabupaten Bone yang mengadakan kegiatan seperti ini yang ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi seorang peternak yang hebat dan dapat mandiri tanpa harus terikat dari pihak dinas peternakan. Kegiatan ini  berlangsung pada selasa malam, 28 Juli 2015 yang lokasinya bearda di halaman pergudangan. Tim Dinas Peternakan Bone telah memfasilitasi untuk kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. Acara tersebut dimulai pada pukul 18.00 Wita. Kami sebagai Peserta PKL dari UIN Alauddin Makassar, Jurusan Ilmu Peternakan merasa senang dengan adanya kegiatan ini, selain sebagai pengetahuan tambahan bagi kami tetapi juga dapat mengetahui berbagai kasus yang terjadi terkait dari peternakan itu sendiri yang ada di wilayah kabupaten Bone. 
Pengetahuan semakin bertambah ketika kepala dinas peternakan bone, Drh. H. Aris Handono menyampaikan berbagai hal dan pengalaman dalam menangani kasus seperti penyakit yang terjadi pada ternak, proses kelahiran ternak, melakukan kawin suntik yang baik dan tepat, penanaman hijauan sebagai pakan ternak yang memiliki dan kaya akan nutrisi, serta penggemukan sapi. Disamping itu beliau juga memperkenalkan kepada masyarakat Barebbo mengenai jenis-jenis sapi yang merupakan jenis sapi unggulan seperti jenis sapi limousin yang beratnya hampir 1 ton, ada simental, brahman, Bali yang bisa dijadikan sebagai sentara swasembada daging atau karkas yang terbaik dan memiliki berat dan berisi dengan memiliki nilai jual tertinggi. Siapa sangka, siapa yang tidak mau, dengan mendirikan usaha peternakan khususnya pada sapi sangat menguntungkan dari masyarakat itu sendiri, selain memiliki keterampilan dalam menciptakan generasi baru dari induknya dengan memperbanyak kembang biakkan terrnak sehingga memiliki anakan yang banyak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam mewujudkannya tanpa perlu menghadirkan ternak pejantan ke ternak betina untuk mengalami kebuntingan. Perkembangan dunia peternakan juga cepat berpesat dengan adanya teknologi reproduksi seperti adanya kegiatan Insemninasi Buatan, Transfer Embrio dan yang lainnya. Insemminasi Buatan merupakan salah satu bioteknologi reproduksi ternak yang terbaik dan paling banyak digunakan oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang menggeluti dunia peternakan. Transfer Embrio merupakan salah satu kegiatan bioteknologi reproduksi kedua terbaik setelah Inseminasi Buatan. Tim Dinas Peternakan Bone mencoba memberikan gambaran mengenai kapan dilakukan dan bagaimana proses dilakukannya Inseminasi Buatan. Inseminasi Buatan dilakukan jika ternak sapi betina mengalami birahi/allainge jika terdapat tanda/gejala seperti mengeluarkan lendir, bengkak/boro pada vulva dan memerah, maka dilakukanlah inseminasi buatan dengan mengambil semen pada straw yang telah sudah dithawing yang kemudian memasukannya pada insemination gun lalu memasukannya pada kelamin betina setelah kotoran atau fesesnya semua telah keluar dan benar-benar bersih dengan bantuan pemakaian glove. Kemudian lanjut dari itu, juga memperkenalkan jenis-jenis obat cacing yang bentuknya berbentuk bolus atau kaplet dengan tujuan untuk menghindari terjadinya ternak mengalami gizi  buruk, sehat tetapi berbadan kurus dan bisa juga menyebabkan pada kematian. Pemberian obat cacing pada ternak diberikan jika telah berumur 1 tahun dan sekali pemberian dalam waktu 4 bulan. 



Nah untuk proses penggemukan sapi, kuncinya sangat mudah dimana hanya memberikan pakan yang memiliki kaya akan nutrisi. Pakan yang baik untuk penggemukan adalah pakan yang berwarna hijau seperti rumput gajah, tetapi tidak mesti dari rumput gajah melainkan rumput-rumput lain yang hijau. Salah satu usaha peternakan yang berpeluang besar yang baik untuk diciptakan dengan modal dalam jumlah tidak membutuhkan dana yang banyak dimana usaha peternakan kambing yang proses pemeliharaanya mudah, pakannya mudah dijangkau pula.

Jumat, 29 Mei 2015

Gak Ada Loe, Gak Rame # Bazar Himabim UINAM

Betapa Indahnya Kebersamaan Jika Kalian dan Mereka menyatu menjadi Kami. Sungguh luar biasa kebersamaan ini dan menjadi kebahagiaan tersendiri dan dan keceriaan bagi teman-teman yang merasa galau dan menghilangkan fikiran sejenak dari aktivits perkuliaha dan pusing karena memikirkan judul dan penyusunan skripsi, di lain juga itu menghilangkan sejenak pemikiran penempatan lokasi PPL/PKL dan KKN Profesi. Disinilah salah satu solusinya. 
Buat Teman-teman yang diluar sana, daripada bete dan galau mending  Come On Join in Bazar Anak Bidik Misi Uinam at Warkop Dg Sija, Paccinongan. Gak ada loh, gak rame tahu. Buat malam harimu menyenangkan dengan datang di Bazar Kami.Dijamin bakalan seru dan happy dan bagi kamu yang suka karokean, disinilah tempatnya. 

Sepotong Cerita#
Sore itu, salah seorang teman bilang begini, Jangan Lupa datang yah di Bazarnya, Mhus Namanya? Oke Bro. Wetz siapa yang sudah stay di Warkop"kataku". Saya belum mengetahyui juga karena masih berada di rumah. Oww..Iya. Etz, mungkin Emhy dan Nose sudah stay di Warkop Mungkin"Ucapku kepada Mhus". Bisa jadi karena kata Wiwin katanya Sempat bertemu dengan Emhy sedang menunngu Junior. Katanya, Wiwin menyapa Emhy, lalu sembari Emhy mengatakan Wiwin bilang " Ayo datang ke Bazar Yah!! Wiwin malah tertawa dan mengatakan saya tidak bisa datang. Dengan waktu itu pula saya mengajak beberapa Senior dan teman-teman. Dan hanya Uva yang datang. Saya sedang menuju ke Warkop Juga. Setelah sesampainya di Warkop, ternyata masih sepi belum ada tanda keramaian. Tapi di sudut Meja sebelah kiri, terlihat sepasang kekasih yang sedang berduduk manis. Disela-sela pintu luar, saya melihat dengan jelas dan ternyata Mhus dan Wana. Dialah berdua yang datang pertama, kemudian ada saya datang pula kemudian Uva. Setelahnya itu beberpa menit kemudian mulai banyak teman-teman yang datang. Randi, Uchy, Aldy, Emhy, Rina dan Nisma. Aldy berkata, saya sudah datang kesini sesaat selesai shalat maghrib tapi kelihatan sepi, katanya. Setelahnya ada Ardi PMTK, Taufik, Ofik, Mina, Irfan, Nila, K'Eca, K'Emit, K'Ardi Sos, K'Andis, Gusli, Ashar, Nita, Ridwan beserta teman-teman dan senior yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Keseruan diawali saat Mhus menyanyikan lagu ciptaanya sendiri untuk orang tersayang yang berada di sebelah sudut kiri yang disana katanya. Teman-teman hanya berkata cie-cie so sweet. Ardi PMTK, Deh bikin malu saja itu.Ahahahhah. K'Emit tidak mau kalah juga beradu nyanyi maka berani menampilkan dirinya tapi sangat disayangkan, slogannya bazar buatlah dirimu happy tapi yang dibawakan lagu kegalauan.Hahahha. Kemudian Taufik tertantang juga, tapi baru awal nadanya sudah jadi reff.Songong.. Kemudian Aldi juga ikut andil mengambil bagiannya.


Mungkin samapai disini dulu ceritanya, tangan sudah pegal dan kalau dilanjutin pasti panjang banget. Bersambung, tunngu cerita kelanjutannya yah....

Rabu, 13 Mei 2015

Laporan Pengenalan Bahan Pakan



LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM
(PENGENALAN BAHAN PAKAN)
(PET-2324)






Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah
Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum (PET-2324) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar


Oleh :

ARDIANSYAH
NIM . 60700112049


LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak tersebut. Mengenali bahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan. Bahan pakan merupakan suatu bahan yang dapat dimakan, disukai, dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi, bermanfaat bagi ternak dan tidak menganggu kesehatan ternak tersebut. Secara umum bahan pakan terbagi dalam delapan klas yaitu: hijuaan kering atau jerami padi, hijauan segar, Silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan Aditif pakan[1]
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum merupakan materi kuliah yang mempelajari jenis-jenis bahan pakan yang dapat di makan oleh ternak dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri. Pada praktikum kali ini, materi yang dibahas adalah pengenalan alat-alat laboratorium serta pengenalan jenis-jenis rumput dan jenis-jenis pakan lainnya yang dapat di manfaatkan oleh ternak[2].

Pentingnya bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat[3].
Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi pada umumnya. Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein, sumber energi, mineral dan lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi ternak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada daging sapi 2014. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak[4].
Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa dapat mengenal bahan pakan dari tekstur, rasa, warna, bau, asal, dan sumber/kelompok.
B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara mengenal bahan pakan dengan memperhatikan tekstur, rasa, warna, bau, asal dan kelompok?
C.      Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengenal jenis bahan pakan dengan memperhatikan tekstur, rasa, warna, bau, asal dan kelompok.
Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengenal jenis bahan pakan dengan memperhatikan tekstur, rasa, warna, bau, asal dan kelompok.

BAB II
TINJUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Umum
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak tersebut. Mengenali bahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan. Bahan pakan merupakan suatu bahan yang dapat dimakan, disukai, dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi, bermanfaat bagi ternak dan tidak menganggu kesehatan ternak tersebut. Secara umum bahan pakan terbagi dalam delapan klas yaitu: hijuaan kering atau jerami padi, hijauan segar, Silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan Aditif pakan[5]
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum merupakan materi kuliah yang mempelajari jenis-jenis bahan pakan yang dapat di makan oleh ternak dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri. Pada praktikum kali ini, materi yang dibahas adalah pengenalan alat-alat laboratorium serta pengenalan jenis-jenis rumput dan jenis-jenis pakan lainnya yang dapat di manfaatkan oleh ternak[6].

Pentingnya bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat[7].
Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi pada umumnya. Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein, sumber energi, mineral dan lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi ternak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada daging sapi 2014[8].

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak[9].
B.       Tinjauan Khusus
Hijauan makanan ternak bahan makanan yang berupa daun-daunan, kadang-kadang masih bercampur dengan batang, ranting, serta bunganya yang umumnya masih berasal dari tanaman sebangsa rumput/ Graminea, Cyperaceae atau daun kacang-kacangan/ Leguminosae atau jenis lainnya[10].
Bentuk fisik bahan makanan dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu bahan makan butiran (jagung, kacang-kacangan, sorgum), bahan makan berbentuk tepung (dedak halus, tepung ikan, tepung tulang) dan bahan makan berbentuk cairan (minyak ikan, minyak kelapa, molasses). Dan pengelompokan iti dikelompokkan lagi kedalam bahan pakan sumber energi, protein, lemak dan vitamin. Semua jenis bahan pakan untuk ternak tentulah sangat bermamfaat untuk ternak[11].
1.         Bahan Pakan Hijauan
Hijauan umumnya terdiri dari dari berbagai jenis rumput liar, limbah dan hasil ikutan pertanian, rumput jenis unggul yang dibudidayakan dan berbagai jenis Leguminosa. Hijauan tersebut merupakan bahan pakan yang kandungan serat kasarnya relatif tinggi. Pakan hijauan yang sudah tua mengandung serat kasar yang tinggi. Hal ini menunjukkan hijauan yang tua tersebut kurang bermutu. Hijauan yang bermutu baik adalah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Kandungan protein Leguminosa lebih dari 20%, sedangkan rumput kurang dari 10%. Oleh karena itu, kombinasi keduanya merupakan bahan pakan yang bermutu[12].
Hijauan segar ialah makanan yang berasal dari hijauan yang diberikan dalam bentuk segar. Termasuk hijauan segar ialah rumput segar, Leguminosa segar dan Silase. Hijauan kering ialah makanan yang berasal dari hijauan yang sengaja dikeringkan/ Hay ataupun jerami kering[13].
Makanan kasar ialah bahan makanan yang mempunyai kadar serat kasar yang tinggi. Bahan ini umumnya terdiri dari makanan hijauan yang berupa rumput atau Leguminosa dalam bentuk yang masih segar ataupun yang telah diawetkan seperti Silase atau Hay[14].
Potensi fisik jerami yang sangat besar belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan jerami sebagian besar dibakar (37%) untuk pupuk, dijadikan alas kandang (36%) yang kemudian dijadikan kompos dan hanya sekitar 15% sampai 22% yang digunakan sebagai pakan ternak. Kendala utama penggunaan jerami sebagai bahan pakan ternak adalah kecernaan (45-50%) dan protein (3-5%) yang rendah. Jerami sebagai limbah tanaman tua, jaringannnya telah mengalami Lignifikasi tingkat lanjut dan tingginya kandungan Silikat[15].
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-bijian / jenis kacang-kacangan[16].
2.         Bahan Pakan Sumber Energi
Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi utama. Zat karbohidrat ini bias berupa gula, pati atau serat kasar. Makanan berbutir dan ubi-ubian banyak mengandung gula dan pati. Hijauan merupakan sumber karbohidrat, apalagi makanan penguat seperti jagung dan sorghum[17].
Umbi-umbian tumbuh banyak di daerah tropis yang basah dan bermusim. Umbi-umbian yang paling banyak di daerah tropis adalah ketela pohon, ubi, ketela rambat, talas dan garut, mempunyai nilai kandungan tenaga dalam bahan kering yang tinggi[18].
Bekatul biasanya bercampur pecahan-pecahan halus dari menir dan lebih sedikit mengandung kulit dan selaput putih serta berwarna agak kecoklatan. Bekatul mendekati analisa dedak lunteh, tetapi sedikit mengandung selaput putih dan bahan kulit. Susunan zat makanannya sebagai berikut : 15 % air; 14,5 % protein; 48,7 % BETN; 7,4 % serat kasar; 7,4 % lemak dan 7% abu, kadar protein dapat dicerna 10,8 %dan MP 70 %[19].
Bahan pakan sumber energi mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi dibandingkan zat – zat makanan lainnya. Kandungan protein sekitar 10%. Bahan pakan sumber energi bukan merupakan sumber zat makanan tetapi energi yang dihasilkan dari proses metabolis zat makanan organik yang terdiri karbohidrat, lemak dan protein[20].
Pakan sumber energi memiliki kandungan protein kasar < 20%, serat kasar < 18%. Dalam karbohidrat dan protein menghasilkan nilai energi yang relatif sama yaitu kurang lebih dari 4 kkal/gram, sedangkan lemak menghasilkan 2,25 kali lebih besar yaitu kurang lebih 9 kkal/gram. Sumber bahan energi yaitu jagung kuning, sorghum, tapioka, beras, bekatul, dan lainnya[21].
3.         Bahan Pakan Sumber Protein
Tepung bulu adalah tepung bulu ayam yang telah mengalami proses hidrolisis dengan jalan pengukusan pada suhu dan tekanan yang tinggi. Tepung bulu mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sebasar 75-80% dengan nilai kecernaan protein di atas 75% bila proses pembuatannya baik[22].
Bungkil kedelai merupakan bahan makanan yanbg dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak, meskipun bungkil kedelai tersebut sudah diambil minyaknya tetapi masih menyimpan protein nabati sebesar kurang lebih 40%[23].
Bungkil kelapa merupakan sumber lemak yang baik untuk unggas serta mengandung protein. Bungkil kelapa selain mudah didapat harganya juga murah. Pemberian bungkil kelapa untuk komposisi ransum maksimal sebesar 10 – 15%. Bungkil kelapa selain sebagai sumber asam lemak juga sebagai sumber Ca dan P meskipun kandungannya sedikit. Dan dalam penggunaan bungkil kelapa seharusnya tidak lebih dari 20 % karena penggunaan yang berlebihan harus diimbangi dengan penambahan Metionin dan Lisin (tepung ikan) serta lemak dalam ransum. Kandungan protein dalam bungkil kelapa cukup tinggi yaitu 18 % , sedangkan nilai gizinya dibatasi oleh tidak tersedianya dan ketidakseimbangan asam amino[24].
Menurut[25] yang menyatakan bahwa golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok: 
a.         Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil) 
b.         Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi, kaliandra, gamal dan sentero. 
c.         Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
Bungkil kedelai merupakan sumber protein yang cukup tinggi terutama untuk protein kasarnya, sehingga kurang baik jika diberikan terlalu banyak. Adapun kedelai mentah mengandung beberapa penghambat Tripsin. Penghambat Tripsin ini (anti Tripsin) tidak tahan panas, sehingga bungkil kedelai  yang  mengalami  proses  pemanasan  terlebih  dahulu  tidak menjadi masalah dalam penyusunan ransum untuk unggas. Kualitas bungkil kedelai ditentukan oleh cara pengolahan. Pemanasan yang terlalu lama dapat merusak kadar Lisin[26].
4.         Bahan Pakan Sumber Mineral
Bahan pakan sumber mineral umumnya terdapat pada pakan berbutir dan hasil ikutannya serta hijauan. Pakan berbutir kaya akan unsur P, sedangkan hijauan kaya Ca, tetapi unsure P- nya kurang, kecuali hijauan jenis Leguminosa. Tepung tulang kaya akan Ca dan P, sedangkan kapur (giling) merupakan sumber Ca yang paling bagus dan harganya pun murah[27].
Feed supplement mineral lainnya adalah bahan makanan yang memiliki zat mineral seperti bahan makanan yang terdapat dalam jenis makanan yang menyimpan unsur zat Mg (Magnesium) yaitu: jenis kacang- kacangan[28].
Salah satu jenis batu kapur yang disebut batu bintang/ watu lintang adalah salah satu sumber mineral Ca yang baik yang sering digunakan di dalam ransum ternak. Batu kapur yang baik hampir murni tersusun dari kalsium karbonat (CaLO3) yang mengandung 36 sampai 38% Ca[29].
5.         Bahan Pakan Sumber Vitamin
Vitamin A dibentuk dari pro vitamin A/ Karoten. Warna kuning pada umbi-umbian dan butir-butiran hijau sebagai provitamin A, oleh dinding usus halus diubah menjadi vitamin A. Apabila sebagian besar daun pada hiajauan masih berwarna hijau, berarti provitamin-A nya masih tetap bertahan. Hijauan yang dipanen pada saat masih muda, provitamin A-nya lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan yang tua[30].
Vitamin B12 dibutuhkan untuk merangsang proses pertumbuhan, meningkatkan daya tetas, meningkatkan resistan embrio dan membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B12 terdapat pada tepung ikan[31].
Vitamin K banyak terdapat pada berbagai bagian tanaman hijau. Sejumlah senyawa mempunyai aktivitas seperti vitamin K, dan yang digunakan sebagai standar normal adalah yang disebut Menadion. Ada tersedia beberapa Derivat larut air yang berbeda yang diperdagangkan sebagai sumber vitamin K. Dua di antaranya yang umum digunakan adalah Meradion sodium bisulfite dan Menadion dimethilpyrimedinol bisulfate[32].
Vitamin D berguna untuk metabolisme dan mengatur keseimbangan unsur Ca dan P dalam tubuh, lebih- lebih untuk pembentukan tulang. Vitamin D di dalam tubuh dibentuk dengan bantuan sinar matahari. Di mana di bawah kulit terdapat provitamin D yang apabila kena sinar pagi akan terbentuk vitamin D[33].


6.         Feed Additif
Penggunaan antibiotika dalam usaha peternakan ayam dewasa ini semakin populer. Penggunaan antibiotika dirasakan mempunyai peranan penting dalam merangsang pertunbuhan ayam dan sekaligus memperbaiki efisiensi dalam penggunaan makanan. Penggunaan Euramian, telah terbukti sanggup memperbaiki pertumbuhan ayam rata-rata sebesar enam persen, efisiensi makanan sebesar tiga persen dan kasus penyakit berak darah berkurang tiga persen sampai enam persen[34].
Hormon Oestrogen sintesis seperti Stiboestrol memiliki peranan perangsang pertumbuhan, sedangkan Thyroxine dapat merangsang pertumbuhan dan produksi susu dan wol. Hormon dapat dimasukkan kepada ternak baik melalui mulut atau implantasi di bawah kulit. Dengan implantasi, pelet ditempatkan pada pangkal telinga ternak ruminansia, dan di leher pada komponisasi kimia ayam jantan muda[35].
Masih ada sejumlah bahan makanan tambahan seperti Nitrovin yaitu suatu Devirat guanidin dan senyawa Quinoxaline, yang nampaknya meningkkan laju pertumbuhan beberapa klas ternak. Koksidiostat yang digunakan pada makanan unggas dan obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan Histomoniasis pada kalkun juga bekerja sebagai perangsang pertumbuhan[36].
Ternak sering terserang oleh berbagai macam penyakit, baik yang berupa parasit luar/ Ecto-parasite maupun parasit dalam/ Endo-parasit. Untuk mencegah timbulnya penyakit akibat teraserang koksida/ Koksidosis dapat digunakan berbagai macam koksidiostat. Salah satu Koksidiostat yang sangat efektif adalah Sulfaquinoxalin. Di sampinng diberikan sebagai aditif pakan juga dapat diberikan bersama air minum[37].
Dedak halus merupakan salah satu bahan pakan yang diberikan kepada ternak karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak yang memiliki bau yang harum, tekstur yang kasar, rasa yang asin yang berasal dari nabati. MBM merupakan bahan pakan untuk ternak yang memiliki tekstur yang kasar, bau yang harum, warna coklat tua, rasa hambar. Bahan pakan pollard dengan tekstur halus, bau yang harum, rasa yang hambar, warna coklat muda[38].
SBM halus dengan tekstur yang halus, berwarna coklat tua, dengan bau yang busuk dan rasa yang sedikit manis. SBM kasar dengan tekstur yang kasar, berwarna coklat tua, berbau busuk dengan rasa hambar. Tepung jagung merupakan bahan pakan bagi ternak yang memiliki tekstur yang kasar, warna kuning, berbau harum dan memiliki rasa manis. Tepung bulu memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau menyegat dan memiliki rasa yang pahit[39].
Tepung batu memiliki tekstur yang kasar, dengan warna yang putih, memiliki bau yang harum dengan rasa yang hambar. Tepung tulang memiliki tekstur yang halus, degan warna putih, memiliki bau yang harum dan rasa yang manis. Kopra memiliki warna yang coklat tua, tekstur agak kasar, berbau harum dan memiliki rasa yang manis[40].


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.      Jenis dan Lokasi Praktikum
Adapun jenis praktikum ini yaitu kuantitatif karena menjelaskan bagaimana cara membedakan jenis bahan pakan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2014, Pukul 13.00-14.30 WITA, di Laboratorium ilmu peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
B.       Populasi Praktikum
Adapun alat yag digumakan pada praktikum ini yaitu cawan petri, kertas label dan alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu pollard, MBM, dedak halus, kopra, tepung tulang, tepung batu, SBM halus, SBM kasar, tepung bulu dan tepung jagung.
C.      Instrument Praktikum
Adapun instrument pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.         Menuangkan setiap bahan pakan pada masing masing cawan petri yang telah diberi label.
2.         Merabah setiap bahan pkan untuk mengetahui teksturnya.
3.         Mengamati setiap warna bahan pakan.
4.         Mencium setiap bahan pakan untuk mengetahui baunya.
5.         Mencoba mencicipi bahan pakan untuk mengetahui rasa dari masing-masing bahan pakan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
No
Bahan Pakan
Tekstur
Warna
Bau
Rasa
Asal
Sumber/ kelompok
1
Pollard
Halus
Coklat muda
Harum
Hambar
Hasil sampingan biji-bijian
Protein nabati
2
MBM
Kasar
Coklat tua
Harum
Hambar
Hasil sampingan biji-bijian
Protein hewani
3
Dedak halus
Halus
Coklat muda
Harum
Asin
Hasil sampingan biji-bijian
Protein nabati
4
Kopra
Agak kasar
Coklat tua
Harum
Manis
Biji-bijan sumber minyak
Protein nabati
5
T. Batu
Kasar
Putih
Harum
Hambar
Hasil sampingan biji-bijian
Protein nabati
6
T. Tulang
Halus
Putih
Harum
Manis
Hasil hewan
Protein hewani
7
SBM halus
Kasar
Coklat
Harum
Hambar
Biji-bijian
Protein nabati
8
T. Bulu
Kasar
Coklat
Menyengat
Pahit
Hasil hewan
Protein hewani
9
T. Jagung
Kasar
Kuning
Harum
Manis
Biji-bijian
Protein nabati
10
SBM kasar
Kasar
Coklat
Harum
Hambar
Biji-bijian
Protein nabati
      Sumber: Hasil Praktikum Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum Universitas Islam Negeri                                Alauddin Makassar. 2014.




B.       Pembahasan
Pada praktikum ini didapatkan hasil yaitu pollard dengan tekstur kasar, berwarna coklat muda, berbau harum dan memilki rasa yang hambar. MBM dengan tekstur kasar, berwarna coklat tua, berbau harum dan memiliki rasa hambar. Dedak halus yang memiliki tekstur halus, berwarna coklat muda, berbau harum dan memiliki rasa asin.
Hal ini sesuai dengan penyataan[41] yang menyatakan bahwa Dedak halus merupakan salah satu bahan pakan yang diberikan kepada ternak karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak yang memiliki bau yang harum, tekstur yang kasar, rasa yang asin yang berasal dari nabati. MBM merupakan bahan pakan untuk ternak yang memiliki tekstur yang kasar, bau yang harum, warna coklat tua, rasa hambar. Bahan pakan pollard dengan tekstur halus, bau yang harum, rasa yang hambar, warna coklat muda.
Kopra memiliki tekstur yang agak kasar dengan warna coklat tua, memiliki bau harum dan memiliki rasa yang manis. Tepung batu memiliki tekstur kasar, berwarna putih, berbau harum dan memiliki rasa hambar. Tepung tulang memiliki tekstur halus, berwarna putih, berbau harum dan memiliki rasa yang manis.
Hal ini sesuai dengan pernyataan[42] yang menyatakan bahwa Tepung batu memiliki tekstur yang kasar, dengan warna yang putih, memiliki bau yang harum dengan rasa yang hambar. Tepung tulang memiliki tekstur yang halus, degan warna putih, memiliki bau yang harum dan rasa yang manis. Kopra memiliki warna yang coklat tua, tekstur agak kasar, berbau harum dan memiliki rasa yang manis.
Selanjutnya SBM halus yang memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau harum dan meiliki rasa yang hambar. Tepung bulu memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau harum dan memiliki rasa pahit. Tepug jagung memiliki tekstur yang kasar, berwarna kuning, berbau harum dan memiliki rasa yang manis. SBM kasar memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau harum dan memiliki rasa yang hambar.
Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan[43] yang menyatakan bahwa SBM halus dengan tekstur yang halus, berwarna coklat tua, dengan bau yang busuk dan rasa yang sedikit manis. SBM kasar dengan tekstur yang kasar, berwarna coklat tua, berbau busuk dengan rasa hambar. Tepung jagung merupakan bahan pakan bagi ternak yang memiliki tekstur yang kasar, warna kuning, berbau harum dan memiliki rasa manis. Tepung bulu memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau menyegat dan memiliki rasa yang pahit.
Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan kualitas, penyimpanan yang tidak tepat sehingga merubah sifat fisik dan kimia dari pakan dan juga bias disebabkan oleh pengolahan yang kurang benar/ tepat.


BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktuikum ini yaitu untuk bisa mengenal beberapa macam bahan pakan maka dapat dilakukan dengan melakukan pengmatan secara makroskopis yaitu dengan memperhatikan teksturnya, warnanya, rasanya, baunya, asalnya dan sumber/kelompoknya.
B.       Implikasi Praktikum
Adapun saran yang ingin saya sampaikan yaitu sebaiknya dalam melakukan praktikum ini praktikan bear benar teliti dalam pengambilan data agar didapatkan hasil yang jauh lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta,         Kanisius. 
  
Anggoradi, H.R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
            .
Anonim1. 2009. Ampas Tahu Tingkatkan Produksi Ayam Broiler.    www.Poultry Indonesia.com.  Diakses tanggal 16 Juni 2014.

Anonim2. 2009. Pati Arenwww.suaramerdeka.com.  Diakses tanggal 16 Juni 2014.

Anonim32009. Mendongkrak Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi             Maju.www.pustakadeptan.co.id.   Diakses tanggal 16 Juni 2014.

Anonim4. 2009. Budidaya dan Pasca Panenwww.litbang_deptan.co.id.  Diakses             tanggal 16 Juni 2014.

Anonim5. 2009. Biji Kacang Arenwww.Indobiogen.or.id.  Diakses tanggal 16 Juni          2014.

Anonim6. 2009. Bunga dan Biji Turiwww.griyokulo.tv.id. Diakses tanggal 16 Juni           2014.

Anonim7. 2009. Struktur Komposisi da Nutrisi Jagung.  www. balitseeal. Litbang  deptan.go.id.  Diakses tanggal 16 Juni 2014.

Harsono, H. S. 1995. Beternak Ayam Negeri Petelur Super yang Berhasil.              Pekalongan, Gunung Mas.

Hasbullah. 2001. Teknologi Tepat Guna Industri Kecil. Sumatra Barat, Dewan Ilmu           Pengetahuan, Teknologi dan Industri.

Kamal, M.1998. Bahan Pakan dan Penyusun Ransum. Yogyakarta, Fakultas          Peternakan Universitas Gajahmada.
Murtidya, A. B. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Yogyakarta,         Kanisius.

Parakasi, Amirudin. 1993. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Bandung, Angkasa.

Rasyaf, M. 2001. Beternaka Ayam Petelur. Depok, Penebar Swadaya.

Sugeng dan Sudarmono. 2008. Beternak Domba Edisi Revisi. Depok, Penebar       Swadaya.

Suprayetno. 1981. Lamtoro gung dan Manfaatnya. Jakarta, Bhratara Karya Aksana.

Wahyu, Jojo. 1988. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta, UGM Pers.










[1] Aak, Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah, (Yogyakarta, Kanisius, 1983), h 46. 
[2] H.R. Anggoradi, Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1995), h 46.
[3] Anonim1. 2009. Ampas Tahu Tingkatkan Produksi Ayam Broiler.  (www.PoultryIndonesia. com. 2009).  Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[4] Anonim3. Mendongkrak Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi Maju. (www.pustakadeptan.co.id. 2009).   Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[5] Aak, Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah, (Yogyakarta, Kanisius, 1983), h 46. 
[6] H.R. Anggoradi, Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), h 46.
[7] Anonim1Ampas Tahu Tingkatkan Produksi Ayam Broiler.  (www.PoultryIndonesia.com.  2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[8] Anonim3 Mendongkrak Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi Maju. (www.pustakadeptan.co.id.  2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[9] Anonim3. Mendongkrak Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi Maju. (www.pustakadeptan.co.id. 2009).   Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[10] Anonim2. Pati Aren. (www.suaramerdeka.com. 2009).  Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[11] Anonim5. Biji Kacang Aren. (www.Indobiogen.or.id. 2009).  Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[12] Anonim4. Budidaya dan Pasca Panen. (www.litbang_deptan.co.id. 2009).  Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[13] Anonim6. Bunga dan Biji Turi. (www.griyokulo.tv.id. 2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[14] Anonim7. Struktur Komposisi dan Nutrisi Jagung.  (www.balitseeal.Litbangdeptan.go .id. 2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[15] H. S. Harsono, Beternak Ayam Negeri Petelur Super yang Berhasil,  (Pekalongan: Gunung Mas,1995), h 50.
[16] Hasbullah. Teknologi Tepat Guna Industri Kecil, (Sumatra Barat: Dewan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Industri, 2001), h 67.
[17] Kamal, M. Bahan Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada,1998), h 78.
[18] Jojo, Wahyu, Ilmu Nutrisi Unggas, (Yogyakarta: UGM Pers1988), h 45.
[19] Suprayetno, Lamtoro gung dan Manfaatnya, (Jakarta: Bhratara Karya Aksana1981), h 89.
[20] Sudarmono,  Beternak Domba Edisi Revisi, (Depok: Penebar Swadaya, 2008), h 70.
[21] Rasyaf, M. 2001. Beternaka Ayam Petelur, (Depok, Penebar Swadaya, 2001), h 56.
[22] Amirudin, Parakasi,  Gizi dan Makanan Terna,  (Bandung: Angkasa1993), h 67.
[23] A. B, Murtidya, Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam,
 (Yogyakarta : Kanisius, 1992),  h 54.
[24] Kamal, M. Bahan Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada,1998), h 80.
[25] H. S. Harsono, Beternak Ayam Negeri Petelur Super yang Berhasil,  (Pekalongan: Gunung Mas,1995), h 55.
[26] Hasbullah. Teknologi Tepat Guna Industri Kecil, (Sumatra Barat: Dewan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Industri, 2001), h 69.
[27] Hasbullah. Teknologi Tepat Guna Industri Kecil, h 67.
[28] Jojo, Wahyu, Ilmu Nutrisi Unggas, (Yogyakarta: UGM Pers1988), h 48.
[29] Suprayetno, Lamtoro gung dan Manfaatnya, (Jakarta: Bhratara Karya Aksana1981), h 100.
[30] Sudarmono,  Beternak Domba Edisi Revisi, (Depok: Penebar Swadaya, 2008), h 75.
[31] Rasyaf, M. 2001. Beternaka Ayam Petelur,  (Depok, Penebar Swadaya, 2001), h 58.
[32] Amirudin, Parakasi,  Gizi dan Makanan Terna,  (Bandung: Angkasa1993), h 79.
[33] A. B, Murtidya, Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h 54.
[34] A. B, Murtidya, Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam, h 54.
[35] Sudarmono,  Beternak Domba Edisi Revisi, (Depok: Penebar Swadaya, 2008), h 80.
[36] Jojo, Wahyu, Ilmu Nutrisi Unggas, (Yogyakarta: UGM Pers1988), h 49.
[37] Jojo, Wahyu, Ilmu Nutrisi Unggas, h 52.
[38] Kamal, M. Bahan Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada,1998), h 86.
[39] Amirudin, Parakasi,  Gizi dan Makanan Terna, (Bandung: Angkasa1993), h 70.
[40] Amirudin, Parakasi,  Gizi dan Makanan Terna, h 67.
[41] Kamal, M. Bahan Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada,1998), h 86.
[42] Amirudin, Parakasi,  Gizi dan Makanan Terna, (Bandung: Angkasa1993), h 67.
[43] Amirudin, Parakasi,  Gizi dan Makanan Terna, (Bandung: Angkasa1993), h 70.