Senin, 23 Desember 2013

Laporan Ruminansia

DYGESTI SYSTEM RUMINANSIA
(Sapi & Kambing)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah Ilmu
Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia (Pet-2317) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh:
                                                            ARDIANSYAH
60700112049
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hewan ruminansia termasuk dalam sub ordo ruminansia dan ordonya adalah artiodaktil atau berkuku belah. Hewan ruminansia memiliki empat lambung, yaitu: rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Selain itu hewan ruminansia juga memakan makanan yang telah dicerna atau biasa disebut memamah biak (Sarwodo, 1993).
Rumen atau perut besar merupakan bagian terbesar dari susunan lambung ruminansia. Namun rumen tidak dapat dipisahkan dari ketiga bagian lainnya, oleh karena itu akan dibahas juga mengenai retikulum, omasum dan abomasum. Di samping metabolisme dalam tubuh, pada ruminansia terjadi proses metabolisme dalam rumen oleh mikroorganisme melalui proses fermentasi pakan. Fermentasi sendiri berasal dari bahasa Latin fermentatio = dekomposisi enzimatik. Pelaku utama pada proses fermentasi dalam rumen ialah mikroorganisme. Produk akhir dari fermentasi adalah asam lemak terbang antara lain asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam formiat, asam valerat, asam suksinat, asam laktat, ammonia, karbondioksida dan air, yang bagi mikroorganismenya itu sendiri merupakan limbah, namun bagi induk semang merupakan sumber energi (Anonim, 2013).
Adapun yang mendasari dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui sistem pencernaan sapi dan kambing dengan fungsinya masing-masing .
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalahmengidentifikasi sistem pencernaan ternak ruminansia (sapi dan kambing) dan menjelaskan fungsinya.
C. Kegunaan
Adapun kegunaan praktikum ini adalah untuk membantu mahasiswa(i) memahami sistem pencernaan ternak ruminansia serta membedakan kelompok sistem pencernaan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Ternak Sapi
Sapi merupakan binatang pemamah biak, bertanduk, berkuku genap, berkaki empat, bertubuh besar dan dipiara untuk diambil daging dan susunya. Selain daging dan susunya sapi juga memiliki nilai ekonomis pada kulit, tulang, serta fesesnya. Sebagian besar usaha ternak yang ada di Indonesia kebanyakan didominasi oleh peternakan sapi, dimana sektor ini sangat berperan penting memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui produksi daging dan susuyang dihasilkannya (Anonim, 2013).
Sapi adalah hewan ternak anggota familia Bovidae dan subfamilia Bovidanae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai bahan pangan. Hasil sampingannya seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga kemudian dimanfaatkan.Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai untuk membantu bercocok tanam, seperti menarik gerobak atau bajak (Dudee, 2013).
Sapi adalah hewan pemamah biak, yang berarti mempunyai sistem pencernaan yang memungkinkan penggunaan makanan jika dicerna sebanyak dua kali  kemudian dicerna khusus oleh  mikroorganisme dalam rumen. Mikroba ini terutama bertanggung jawab untuk medenkomposisi selulosa dan karbohidrat menjadi asam lemak volatile ternak yang digunakan sebagai bahan bakar metabolisme utama mereka (Biologigonz, 2010).
Ternak merupakan mahluk ciptaan Allah swtyang akan dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan berupa sumber protein hewani dan tenaga yang akan bermanfaat bagi manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam (Q.S. An-Nahl ayat 66) yang berbunyi:
                                                      ¨bÎ)urö/ä3s9ÎûÉO»yè÷RF{$#ZouŽö9Ïès9(/ä3É)ó¡S$®ÿÊeEÎû¾ÏmÏRqäÜç/.`ÏBÈû÷üt/7^ösù5QyŠur$·Yt7©9$TÁÏ9%s{$Zóͬ!$ytûüÎ/̍»¤±=Ïj9ÇÏÏÈ       

Terjemahnya:
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (QS. An- Nahl ayat 66).

Pada ayat diatas telah memberikan gambaran dan penjelasan kepada kita mengenai fungsi ternak yaitu dimana binatang tenak dapat memberi manfaat sebagai minuman dari susu yang dihasilkan dari ternak tersebut.
B. Sistem Pencernaan Ternak Sapi
Hewan memamah biak  (Ruminansia) adalah hewan herbivora murni, contohnya sapi, kerbau dan kambing. Disebut hewan memamah biak karena memamah atau mengunyah makanannya sebanyak dua fase. Pertama saat makanan tersebut masuk ke mulut,  makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus dan terus ditelan, selang beberapa waktu makanan tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus (Dudee, 2013).
Sistem pencernaan pada ternak sapi terdiri dari saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, pharynx, esophagus, rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus kecil (duodenum, jejunum dan ilium), usus besar (cecum, rectum dan anus).Berdasarkan susunan giginya sapi merupakan (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek dengan fungsi dalam proses ruminansi dan eruktasi.Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm dan berperan dalam proses ruminansi, eruktasi dan adanya gerak peristaltik. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut,lambung sapi terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasumdan abomasumdengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8% dan abomasum 7-8% (Anonim², 2013).
Menurut (Biologigonz, 2013) yang menyatakan bahwa saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ pencernaan sebagai berikut :
1.Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut:
a.Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit
makanan berupa tumbuh-tumbuhan seperti rumput.
b.Gigi taring (caninus) tidak berkembang.
c. Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar. Makanan yang
direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung
melalui esofagus.
2.Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar lima cm.
3.Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Dalam lambung ruminansia terbagi menjadi empat yaitu rumen, reticulum, omasum dan abomasums.Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
4. Usus Halus
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 4 m. Hal ini dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa) enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan biogas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
5. Sekum
Sekum pada ruminansia lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal ini disebabkan karena makanan hewan pemakan tumbuhan bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanannya kecil dan percernaan berlangsung dengan cepat. Materi pakan yang masuk ke dalam sekum selanjutnya dicerna lagi oleh sekelompok mikroorganisme yang ada didalamnya.
6. Usus Besar
Pada usus besar terjadi penyerapan kembali oleh sekelompok mikroorganisme dari hasil penyerapan di dalam usus halus dan di dalam usus besar terjadi proses penyerapan air.
7.Anus
Anus pada ternak ruminansia sama kegunaannya dengan anus pada manusia yaitu tempat pembuangan sisa makanan berupa ampas.
Rumen berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid), amonia dan menyimpan bahan makanan untuk difermentasi. Retikulum berfungsi sebagai penahan partikel pakan pada saatregurgitasirumen, tempat fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke omasum dan absorbsi hasil fermentasi. Omasum berfungsi menggiling partikel makanan, fermentasi dan mengabsorbsi air.Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan secara kimiawi (Anonim, 2013).
Bagian usus halus yaitu duodenum, jejenum dan ilium, duodenum sebagai bagian pertama dari usus kecil berfungsi sebagai tempat pemecahan nutrisi pakan menjadi lebih sederhana yang dilakukan oleh enzim.Bagian selanjutnya secara berturut-turut adalah jejunum dan ilium, hasil kemudian diserap melalui pembuluh darah. Usus besar terdapat sekum dan colon berbentuk tabung berstruktur sederhana dengan fungsi sekum fermentasi oleh mikroba dan pada colon absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid)dan air (Parista, 2012).
C. Gambaran Umum Ternak Kambing
Ternak ruminansia seperti kambing dan domba  merupakan ternak herbivora yang memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak nonruminansia terutama unggas dan babi. Sistem pencernaan ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi, oleh karena itu, ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang banyak seperti vegetasi alami, hijauan introduksi, limbah pertanian dan limbah industri (Harfiah, 2009).
Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu.Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor.Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan.Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari.Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan (Nursyamfarm, 2013).
Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Ternak kambing (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atasdan kebanyakan berbulu lurus dan kasar(Anonim, 2013).
D. Sistem Pencernaan Ternak Kambing
Sistem pencernaan pada ternak terdiri dari saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, pharynx, esophagus, rumen, reticulum, omasum, abomasums, usus kecil (duodenum, jejenum dan ilium), usus besar, sekum, rektum dan anus, sama dengan pada ternak sapi (Anonim, 2013).
Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh mastikasi dan di teruskan ke pencernaan mekanis.Di dalam mulut terdapat juga lidah yang berfungsi sebagai alat pengecap, membantu pemasukan bahan makanan ke dalam mulut,memindah-mindahkan atau mengaduk bahan makanan yang dikunya. Didalam mulut terdapat pula saliva, saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke dalam cavitas oral yang berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah makanan, pelindung mukosa mulut dengan membasahinya terus-menerus, dapat mengencerkan beberapa zat yang bersifat racun, dan mengatur temperatur pada mulut (Syahrir, 2008).
Pharynx strukturnya menyerupai monogastrik, berperan dalam proses ruminansi dan eruktasi.Esophagus terdiri dari membran mukosa yang memanjang dari mulut ke rumen, berperan dalam ruminansi dan eruktasi.Rumen merupakan bagian terbesar dari lambung yang merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia.Pada rumen terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik.Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan selulasa dan hemiselulasa yang tinggi.Sedangkan pencernaan hidrolitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan (Hernawati, 2011).
Usus halus berfungsi sebagai pencernaan enzimatis atau kimiawi dan absorbsi.Duodenum sebagai bagian pertama dari usus kecil berfungsi sebagai tempat pemecahan nutrisi pakan menjadi lebih sederhana yang dilakukan oleh enzim.Bagian selanjutnya secara berturut-turut adalah jejenum dan ileum, hasil akhir kemudian diserap melalui pembuluh darah.Sekum bagian ini merupakan stuktur yang simpel letaknya antara usus halus dan usus besar. Sekum dan colon berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba dan absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid) dan air di colon (Blakely,1991).
Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach.Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur. Fungsi retikulum yaitu tempat fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke omasum dan absorbsi hasil fermentasi (Anonim, 2013).
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku, pH omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5, antara omasum dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice. Fungsi dari omasum adalah grinder dan filtering, fermentasi dan absorbsi (Anonim, 2013).
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati, fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum.pH pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum.Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin.Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik. Fungsilain abomasum adalah tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) dan pencernaan protein mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum (Parista, 2012).
Rumen terletak di rongga abdominal bagian kiri, rumen sering disebut juga dengan perut beludru.Hal tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang dimakan akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran mikroba.Fungsi rumen yaitu sebagai tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorbsi VFA (Volatyl Fatty Acid), ammonia dan menyimpan bahan makanan untuk difermentasi (Hernawati, 2011).
Ternak kambing berbeda dengan ternak mamalia lainnya karena mempunyai lambung sejati yaitu abomasum dan lambung depan yang membesar yang mempunyai tiga ruangan yaitu reticulum, rumendan omasum (Blakely, 1991).
Rumen dan reticulum sering dipandang sebagai organ tunggal disebut sebagai retikulorumen yang merupakan tempat terjadinya pencernaan fermentative.Retikulum ini mendorong pakan padat dan ingesta ke dalam rumen dan mengalirkan ingesta kedalam omasum.Retikulum membantu ruminasi dimana bolus diregurgitasikan ke dalam mulut.Ingesta yang telah halus didorong ke dalam rumen untuk dicerna lebih lanjut oleh mikroba.Mikroorganisme yang terdapat dalam rumen adalah bakteri, protozoa dan fungi (Biologigonz, 2010).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal                    : Sabtu, 7 Desember 2013
Pukul                                 : 09.00 Wita - selesai
Tempat                              : Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan TekhnologiUniversitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat pengukur, label,pentul dan tissue rol.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, organ dalam pencernaan ternak ruminansia (sapi dan kambing).

 
C.    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktekum ini adalah sebagai berikut:
1.      Menyediakan saluran pencernaan kambing dan sapi mulai dari mulut sampai anus pada meja praktikum, dan memberikan label  tambapentul.
2.      Memperhatikan danmelihat alat-alat pencernaan tersebut hingga kita bisa mengetahui alat-alat pencernaan pada kambing dan sapi satu per satu.
3.      Memperhatikan bagian-bagian saluran pencernaan tersebut secara kronologis mulai dari kerongkongan sampai anus.
4.      Mempelajari fungsi dari tiap alat pencernaan kambing dan sapi.
5.      Menggambardan mengukur alat pencernaan kambing dan sapi secara utuh mulai dari esophagus hingga anus. Membandingkan dengan literaturyang telah dibaca.

ase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berna senghasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan data praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Sistem Pencernaan Ternak Sapi
a. Gambar Pencernaan Sapi
Gambar asli                             Gambar literatur





    b.  Tabel 1 Hasil Pengukuran Organ Pencernaan Ternak Sapi, Bentuk
Pakan dan Fungsinya.
No
Organ Pencernaan
Ukuran (cm)
Bentuk pakan
Fungsi
1.
Esophagus
57 cm
Berbentuk pecahan-pecahan kecil/bolus
Berfungsisebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung.
2.
Rumen
53 cm
Berbentuk serat-serat kasar.
                                      fermentasi untuk mencernakan selulosa dengan bantuan
                                      bakteri selulotik.

Sebagai tempat utama prosespencernaan yang berlangsung secara fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen.
3.
Retikulum
22 cm
Bentuk pakan sudah mulai lembek
Membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen.
4.
Omasum
40 cm
Berbentuk bubur
Membantu proses menggiling partikel makanan, menyerap air bersama-sama natrium .
5.
Abomasum
28 cm
Masih berbentuk bubur
Untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum, tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → pencernaan protein, mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum.
6.
Usus halus
3251m
Bentuk pakan sudah lembut,
Sebagaipencernaan enzimatis dan absorpsi, terjadi proses penyerapan sari-sari makanan.
7.
Usus Besar
320 cm
Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air.
   

Sebagai tempat absorbsi air. sisa-sisamakanan yang tidak diserap dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus.
Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Makassar



2.    Sistem Pencernaan Ternak Kambing
a. Gambar Pencernaan Kambing
Gambar asli                                         Gambar literatur




  b. Tabel 2  Hasil Pengukuran Organ Pencernaan Ternak Kambing,
Bentuk Pakan dan Fungsinya.
No.
Organ pencernaan
Ukuran (m)
Bentuk pakan
Fungsi
1.
Esophagus
23 cm
Berbentuk pecahan pecahan kecil
                                
berfungsi sebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung
2.
Rumen
30 cm
Berbentuk serat-serat kasar
Sebagai tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
3.
Retikulum
15 cm
Bentuk pakan sudah mulai lembek,
Membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada regurgitasi rumen,.
4.
Omasum
11 cm
Pakan sudah lembut seperti bubur
Membantu proses menggiling partikel makanan, menyerap air bersama-sama natrium
5.
Abomasum
23,5m
Berbentuk bubur karena disini dicerna secara  kimiawi
Untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum, tempat permulaan pencernaan enzimatis  → pencernaan protein, mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum
7.
Usus halus
1304m
Bentuk pakan sudah lembut
Sebagaipencernaan enzimatis dan absorpsi, terjadi proses penyerapan sari-sari makanan
6.
Sekum
17 cm
Bentuk pakan agak padat
Sebagaifermentasi oleh mikroba. Pencernaan selulosa
8.
Usus besar
300m
Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air
Sebagai tempat absorbsi air.
Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi     Universitas
Islam Negeri Makassar

B.     Pembahasan
1.   Sistem Pencernaan Sapi
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa, saluran pencernaan pada sapi adalah esophagus denagn ukuran 57 cm, rumen53 cm, reticulum 22 cm, omasum40 cm, abomasum 28 cm, usus halus 3.251 cm, usus besar320cm dan cecum 30 cm. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Blakely (1991) menyatakan bahwa perbedaan ini disebabkan karena organ-organ tersebut sudah diawetkan sehingga mengalami pengerutan danpenyambungan organ-organ pencernaan  tersebut sudah tidak utuh atau ada yang putus dan kurang ketelitian dalam proses pengukuran.
Esophagus pada sapi berupa saluran kecil yang menghubungkan antara mulut dengan lambung.Esophagus berfungsi sebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung.
Rumen pada sapi  merupakan tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorbsi  VFA (Volatyl Fatty Acid) dan amonia, lokasi mixing, menyimpan bahan makanan. Pakan berbentuk serat-serat kasar, disini juga terjadi proses fermentasi untuk mencernakan selulosa dengan bantuan bakteri selulotik.
Retikulum pada sapi yang membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen, tempat fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke omasum, absorpsi hasil fermentasi dan tempat berkumpulnya benda-benda asing. Pakan berbentuk sudah mulai lembek, karena sebelumnya sudah terjadi pencernaan kimiawi dan fermentasi di rumen.
Omasum pada ternak sapi yang membantu proses menggiling partikel makanan, menyerap air bersama-sama natrium dan kalium, juga menyerap VFA (Volatyl Fatty Acid).  Sifat menyerap air pada omasum diduga berfungsi untuk mencegah turunnya pH.Omasum juga berfungsi sebagai filtering, fermentasi dan absorpsi.Pakan sudah lembut seperti bubur dan terbentuk gelembung-gelembung gas pada pakan.
Abomasum pada sapi berfungsi untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum, tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → pencernaan protein, mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum.Berbentuk bubur karena disini makanan dicerna secara   mekanik dan kimiawi.
Usus halus yang dimiliki sapi berfungsi sebagai pencernaan enzimatis dan absorpsi, terjadi proses penyerapan sari-sari makanan. Bentuk pakan sudah lembut, dan nutrisi siap diserap oleh  pembuluh darah.
Usus besar berfungsi sebagai tempat absorbsi air.sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus.Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air.Kemudia terakhir adalah anus yaitu sabagai tempat jalann keluarnya feses.
2.   Sistem Pencernaan Kambing
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa, saluran pencernaan pada kambing adalah esophagus ukuran 23 cm, rumen 30 cm, reticulum 15 cm , omasum 11 cm, abomasum 23,5 cm, usus halus 1304 cm, usus besar 300, sekum 17 cm dan faring 17 cm. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Sarwono (1993) yang menyatakan bahwa perbedaan ini disebabkan karena organ sistem pencernaan sudah diawetkan dengan mengalami pengerutan sehingga sudah tidak utuh lagi untuk meneliti ukurannya.
Fungsi dari saluran pencernaan pada sapi dan kambing sama yaitu, Esophagus berupa saluran kecil yang menghubungkan antara mulut dengan lambung. Esophagus berfungsi sebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung. Rumen merupakan tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorbs VFA (Volatyl Fatty Acid) dan ammonia, lokasi mixing dan menyimpan bahan makanan. Pakan berbentuk serat-serat kasar, disini juga terjadi proses fermentasi untuk mencernakan selulosa dengan bantuan bakteri selulotik.
Retikulum membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen, tempat fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke omasum, absorpsi hasil fermentasi dan tempat berkumpulnya benda-benda asing. Bentuk pakan sudah mulai lembek, karena sebelumnya sudah terjadi pencernaan kimiawi dan fermentasi di rumen.
Omasum pada ternak kambing yangmembantu proses menggiling partikel makanan, menyerap air bersama-sama natrium dan kalium, juga menyerap VFA (Volatyl Fatty Acid). Sifat menyerap air pada omasum diduga berfungsi untuk mencegah turunnya pH.Omasum juga berfungsi sebagai filtering, fermentasi dan absorpsi.Pakan sudah lembut seperti bubur dan terbentuk gelembung-gelembung gas pada pakan.
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati, fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. Pada abomasum pH asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum.Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin.Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik. Fungsi lain abomasums adalah tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) dan mencernaan protein mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum.
Usus halus berfungsi sebagai pencernaan enzimatis dan absorpsi, terjadi proses penyerapan sari-sari makanan. Bentuk pakan sudah lembut, dan nutrisi siap diserap oleh  pembuluh darah. Usus buntu pada kambing  berfungsifermentasi oleh mikroba. Usus besar berfungsi sebagai tempat absorbsi air, sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikirim ke usus besar.Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus.Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air.Kemudian terakhir adalah anus yaitu sabagai tempat jalann keluarnya feses.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sistem pencernaan pada ternak sapi dan kambing memiliki saluran pencernaan yang sama yaitu mulai dari mulut berfungsi untuk mengunyah pakan, pharyxberperan dalam proses ruminansi dan eruktasi, esophagus sebagai sebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung, rumen berperan tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara fermentatif, retikulum berfungsi Membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen, omasum sebagai pembantu proses menggiling makanan, abomasum berperan sebagai tempat pencernaan enzimatiz, usus kecil proses pnyerapan sari-sari makanan, sekum sebagai fermentasi mikroba, usus besar sebagai tempat absorpsi air dan anus sebagai tempat pembuangan akhir.
B. Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu diharapkan kepada praktikan sebelum dilaksanakannya praktikum agar memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan guna memperlancar kelangsungan praktikum tersebut dan untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya agar praktikan membawa masker yang lebih tebal sehingga aroma formalin yang begitu menyengat tidak tercium oleh praktikan.

DAFTAR PUSTAKA



Anonim. “Sistem Pencernaan Ruminansia”. (2013). http://bebas. Vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor Pendamping / Praweda/ Biologi/0066%20Bio%202 5d.htm.(Diakses 10 Desember 2013).


Biologigonz.Pencernaan Ruminansia. http:// biologigonz.blogspot. com/2010
/01/pencernaan-ruminansia. html. 2013. (Diakses tanggal 10 Desember
2013).

Blakely.Ilmu Peternakan edisi IV.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.(1991).
Dudee.Pencernaan Ruminansia. http://dodee88. wordpress.com/2009/01/03/67/.
2013. (Diakses pada tanggal 10 Desember 2013).

Harfiah.Peningkatan Kualitas Pakan Berserat Dengan Perlakuan Alkali, Amoniasi, Dan Fermentasi Dengan Mikroba Selulitik Dan Lignolitik. Makassar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. (2009).
Hernawati.Peranan Syaraf dan Hormon (Neuroendrokin) Dalam Pergerakan Lambung Pada Sistem Pencernaan Ruminansia. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. (2011).
Nursyamfarm.Sistem Pencernaan Ruminansia. (2013). file:///C:/Users/sarjana/Documents/TR%20N%20R.htm. (Diakses 10 Desember 2013).

Parista.Proses Pencernaan Pada Ruminansia.(2013).File:///C:/Users/sarjana/Documents/makalah-sistem-dan-proses-pencernaan.html. (Diakses 10 Desember 2013).

Sarwono, B. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya :  Yogyakarta. 1993.

Syahrir, dkk.Efektivitas Daun Murbei Sebagai Pengganti Konsentrat dalam Sistem Rumen in Vitro.Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian. (2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar