DYGESTI SYSTEM RUMINANSIA
(Sapi & Kambing)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Melulusi Mata Kuliah Ilmu
Ternak Ruminansia dan Non
Ruminansia (Pet-2317) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan
Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh:
60700112049
|
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hewan ruminansia termasuk dalam sub
ordo ruminansia dan ordonya adalah artiodaktil atau berkuku belah. Hewan
ruminansia memiliki empat lambung, yaitu: rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Selain itu hewan
ruminansia juga memakan makanan yang telah dicerna atau biasa disebut memamah
biak (Sarwodo, 1993).
Rumen atau perut besar merupakan
bagian terbesar dari susunan lambung ruminansia. Namun rumen tidak dapat
dipisahkan dari ketiga bagian lainnya, oleh karena itu akan dibahas juga
mengenai retikulum, omasum dan abomasum. Di samping metabolisme dalam tubuh,
pada ruminansia terjadi proses metabolisme dalam rumen oleh mikroorganisme
melalui proses fermentasi pakan. Fermentasi sendiri berasal dari bahasa Latin fermentatio
= dekomposisi enzimatik. Pelaku utama pada proses fermentasi dalam rumen
ialah mikroorganisme. Produk akhir dari fermentasi adalah asam lemak terbang
antara lain asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam formiat, asam
valerat, asam suksinat, asam laktat, ammonia, karbondioksida dan air, yang bagi
mikroorganismenya itu sendiri merupakan limbah, namun bagi induk semang
merupakan sumber energi (Anonim, 2013).
Adapun yang mendasari dilakukannya
praktikum ini yaitu untuk mengetahui sistem pencernaan sapi dan kambing dengan
fungsinya masing-masing .
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalahmengidentifikasi sistem pencernaan ternak
ruminansia (sapi dan kambing) dan menjelaskan fungsinya.
C. Kegunaan
Adapun kegunaan praktikum ini adalah
untuk membantu mahasiswa(i) memahami sistem pencernaan ternak ruminansia serta
membedakan kelompok sistem pencernaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Ternak Sapi
Sapi merupakan
binatang pemamah biak, bertanduk, berkuku genap, berkaki empat, bertubuh besar dan
dipiara untuk diambil daging dan susunya. Selain daging dan susunya sapi juga
memiliki nilai ekonomis pada kulit, tulang, serta fesesnya. Sebagian besar
usaha ternak yang ada di Indonesia kebanyakan didominasi oleh peternakan sapi,
dimana sektor ini sangat berperan penting memenuhi kebutuhan gizi masyarakat
melalui produksi daging dan susuyang dihasilkannya (Anonim, 2013).
Sapi adalah hewan ternak anggota familia Bovidae dan
subfamilia Bovidanae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai bahan
pangan. Hasil sampingannya seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga kemudian
dimanfaatkan.Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai untuk membantu bercocok
tanam, seperti menarik gerobak atau bajak (Dudee, 2013).
Sapi
adalah hewan pemamah biak, yang berarti mempunyai sistem pencernaan yang memungkinkan penggunaan
makanan jika dicerna sebanyak dua kali kemudian dicerna khusus oleh
mikroorganisme dalam rumen. Mikroba ini
terutama bertanggung jawab untuk medenkomposisi selulosa dan karbohidrat
menjadi asam lemak volatile ternak yang digunakan sebagai bahan bakar
metabolisme utama mereka (Biologigonz, 2010).
Ternak merupakan mahluk ciptaan Allah swtyang akan dimanfaatkan oleh manusia sebagai
bahan makanan berupa sumber protein hewani dan tenaga yang akan bermanfaat bagi
manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam (Q.S. An-Nahl ayat 66)
yang berbunyi:
¨bÎ)urö/ä3s9ÎûÉO»yè÷RF{$#Zouö9Ïès9(/ä3É)ó¡S$®ÿÊeEÎû¾ÏmÏRqäÜç/.`ÏBÈû÷üt/7^ösù5Qyur$·Yt7©9$TÁÏ9%s{$Zóͬ!$ytûüÎ/Ì»¤±=Ïj9ÇÏÏÈ
Terjemahnya:
Dan sesungguhnya pada binatang
ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari
pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan
darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (QS. An- Nahl ayat 66).
Pada
ayat diatas telah memberikan gambaran dan penjelasan kepada kita mengenai
fungsi ternak yaitu dimana binatang tenak dapat memberi manfaat sebagai minuman
dari susu yang dihasilkan dari ternak tersebut.
B. Sistem Pencernaan Ternak Sapi
Hewan
memamah biak (Ruminansia) adalah hewan herbivora murni, contohnya sapi,
kerbau dan kambing. Disebut hewan memamah biak karena memamah atau mengunyah
makanannya sebanyak dua fase. Pertama saat makanan tersebut masuk ke
mulut, makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus dan terus ditelan,
selang beberapa waktu makanan tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk
dikunyah sampai halus (Dudee, 2013).
Sistem pencernaan pada ternak sapi terdiri dari saluran
pencernaan dimulai dari rongga mulut, pharynx, esophagus, rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus kecil (duodenum, jejunum dan ilium), usus
besar (cecum, rectum dan anus).Berdasarkan
susunan giginya sapi merupakan (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri
bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak
dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan
berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. Jika
dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek dengan fungsi dalam proses
ruminansi dan eruktasi.Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan
lebar serta lebih mampu berdilatasi
(mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan
sekitar 5 cm dan berperan dalam proses ruminansi, eruktasi dan adanya gerak peristaltik.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut,lambung
sapi terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasumdan abomasumdengan
ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas
rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8% dan abomasum 7-8% (Anonim², 2013).
Menurut
(Biologigonz, 2013) yang menyatakan bahwa saluran pencernaan hewan memamah biak
terdiri atas organ-organ pencernaan sebagai berikut :
1.Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga
mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut:
a.Gigi seri (insisivus) mempunyai
bentuk yang sesuai untuk menjepit
makanan berupa tumbuh-tumbuhan
seperti rumput.
b.Gigi taring (caninus) tidak
berkembang.
c. Gigi geraham belakang (molare) berbentuk
datar dan lebar. Makanan yang
direnggut dengan bantuan lidah
secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian
ditelan masuk ke dalam lambung
melalui esofagus.
2.Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran
penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi
proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih
mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya
bervariasi, diperkirakan sekitar lima cm.
3.Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung
juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Dalam lambung ruminansia terbagi
menjadi empat yaitu rumen, reticulum, omasum dan abomasums.Ukuran ruangan
tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.Kapasitas rumen
80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
4. Usus Halus
Usus
pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 4 m. Hal ini dipengaruhi
oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa) enzim selulase
yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa
menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan biogas yang berupa CH4
yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
5. Sekum
Sekum
pada ruminansia lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal ini
disebabkan karena makanan hewan pemakan tumbuhan bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanannya kecil dan
percernaan berlangsung dengan cepat. Materi pakan yang masuk ke dalam sekum
selanjutnya dicerna lagi oleh sekelompok mikroorganisme yang ada didalamnya.
6. Usus Besar
Pada
usus besar terjadi penyerapan kembali oleh sekelompok mikroorganisme dari hasil
penyerapan di dalam usus halus dan di dalam usus besar terjadi proses
penyerapan air.
7.Anus
Anus pada ternak ruminansia sama kegunaannya dengan anus
pada manusia yaitu tempat pembuangan sisa makanan berupa ampas.
Rumen
berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid), amonia dan
menyimpan bahan makanan untuk difermentasi. Retikulum berfungsi sebagai penahan partikel pakan pada saatregurgitasirumen, tempat
fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke omasum dan absorbsi
hasil fermentasi. Omasum berfungsi menggiling partikel makanan, fermentasi dan
mengabsorbsi air.Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan secara
kimiawi (Anonim, 2013).
Bagian
usus halus yaitu duodenum, jejenum dan ilium, duodenum sebagai bagian pertama
dari usus kecil berfungsi sebagai tempat pemecahan nutrisi pakan menjadi lebih
sederhana yang dilakukan oleh enzim.Bagian selanjutnya secara berturut-turut
adalah jejunum dan ilium, hasil kemudian diserap melalui pembuluh darah. Usus
besar terdapat sekum dan colon berbentuk tabung berstruktur sederhana dengan
fungsi sekum fermentasi oleh mikroba dan pada colon absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid)dan
air (Parista, 2012).
C. Gambaran Umum
Ternak Kambing
Ternak ruminansia seperti kambing dan domba merupakan ternak herbivora yang memiliki
sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak nonruminansia terutama unggas dan
babi. Sistem pencernaan ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi,
oleh karena itu, ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang
banyak seperti vegetasi alami, hijauan introduksi, limbah pertanian dan limbah
industri (Harfiah, 2009).
Kambing sudah
dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu.Di alam aslinya,
kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor.Dalam pengembaraannnya mencari
makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua,
sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan.Waktu aktif
mencari makannya siang maupun malam hari.Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan
(Nursyamfarm, 2013).
Kambing merupakan binatang memamah
biak yang
berukuran sedang. Ternak kambing (Capra aegagrus hircus) adalah
subspesies kambing
liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa.
Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak
ke atasdan kebanyakan berbulu lurus dan kasar(Anonim, 2013).
D. Sistem
Pencernaan Ternak Kambing
Sistem pencernaan pada ternak terdiri dari
saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, pharynx, esophagus, rumen, reticulum,
omasum, abomasums, usus kecil (duodenum,
jejenum dan ilium), usus besar, sekum, rektum dan anus, sama dengan pada ternak
sapi (Anonim, 2013).
Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh
mastikasi dan di teruskan ke
pencernaan mekanis.Di dalam mulut terdapat juga lidah yang berfungsi sebagai alat
pengecap, membantu pemasukan bahan makanan ke dalam mulut,memindah-mindahkan
atau mengaduk bahan makanan yang dikunya. Didalam mulut terdapat pula saliva, saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi
oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke dalam cavitas oral yang berfungsi sebagai
pelicin dalam mengunyah makanan, pelindung mukosa mulut dengan membasahinya
terus-menerus, dapat mengencerkan beberapa zat yang bersifat racun, dan
mengatur temperatur pada mulut (Syahrir,
2008).
Pharynx
strukturnya menyerupai monogastrik,
berperan dalam proses ruminansi dan eruktasi.Esophagus terdiri dari membran
mukosa yang memanjang dari mulut ke rumen, berperan dalam ruminansi dan
eruktasi.Rumen merupakan bagian terbesar dari lambung yang merupakan
bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia.Pada rumen terjadi
pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik.Pencernaan
fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan
dengan kandungan selulasa dan hemiselulasa yang tinggi.Sedangkan pencernaan
hidrolitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan (Hernawati, 2011).
Usus halus
berfungsi sebagai pencernaan enzimatis atau kimiawi dan absorbsi.Duodenum
sebagai bagian pertama dari usus kecil berfungsi sebagai tempat pemecahan
nutrisi pakan menjadi lebih sederhana yang dilakukan oleh enzim.Bagian
selanjutnya secara berturut-turut adalah jejenum dan ileum, hasil akhir
kemudian diserap melalui pembuluh darah.Sekum bagian ini merupakan stuktur yang
simpel letaknya antara usus halus dan usus besar. Sekum dan colon berfungsi
sebagai tempat fermentasi oleh mikroba dan absorpsi VFA (Volatyl Fatty Acid) dan air di colon (Blakely,1991).
Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware
stomach.Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan
langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding
penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan,
sehingga partikel pakan menjadi tercampur. Fungsi retikulum yaitu tempat
fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke omasum dan
absorbsi hasil fermentasi (Anonim, 2013).
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena
permukaannya berbuku-buku, pH omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5, antara
omasum dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice.
Fungsi dari omasum adalah grinder dan filtering,
fermentasi dan absorbsi (Anonim, 2013).
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati, fungsi
omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di
abomasum kembali ke omasum.pH pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai
4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi
tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri.
Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk
melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh
abomasum.Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen
dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen
bereaksi dengan HCl membentuk pepsin.Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus
berjalan secara otokatalitik. Fungsilain
abomasum adalah tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut
sejati) dan pencernaan protein mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum (Parista,
2012).
Rumen
terletak di rongga abdominal bagian kiri, rumen sering disebut juga dengan
perut beludru.Hal tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang dimakan akan mengendap
dibagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara
fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran mikroba.Fungsi
rumen yaitu sebagai tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorbsi VFA (Volatyl Fatty Acid), ammonia dan
menyimpan bahan makanan untuk difermentasi (Hernawati, 2011).
Ternak kambing berbeda dengan ternak
mamalia lainnya karena mempunyai lambung sejati yaitu abomasum dan lambung
depan yang membesar yang mempunyai tiga ruangan yaitu reticulum, rumendan
omasum (Blakely, 1991).
Rumen dan reticulum sering dipandang
sebagai organ tunggal disebut sebagai retikulorumen yang merupakan
tempat terjadinya pencernaan fermentative.Retikulum ini mendorong pakan
padat dan ingesta ke dalam rumen dan mengalirkan ingesta kedalam
omasum.Retikulum membantu ruminasi dimana bolus diregurgitasikan ke dalam
mulut.Ingesta yang telah halus didorong ke dalam rumen untuk dicerna
lebih lanjut oleh mikroba.Mikroorganisme yang terdapat dalam rumen adalah
bakteri, protozoa dan fungi (Biologigonz, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum
ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal :
Sabtu, 7 Desember 2013
Pukul :
09.00 Wita - selesai
Tempat :
Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan TekhnologiUniversitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu alat pengukur, label,pentul dan tissue rol.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, organ dalam pencernaan
ternak ruminansia (sapi dan kambing).
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktekum ini
adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan saluran pencernaan kambing dan sapi mulai dari mulut sampai
anus pada meja praktikum, dan memberikan label tambapentul.
2.
Memperhatikan danmelihat alat-alat pencernaan tersebut hingga kita bisa mengetahui
alat-alat pencernaan pada kambing dan sapi satu per satu.
3.
Memperhatikan bagian-bagian saluran pencernaan tersebut secara kronologis mulai dari kerongkongan sampai anus.
4.
Mempelajari fungsi dari tiap alat pencernaan kambing dan sapi.
5.
Menggambardan mengukur alat pencernaan kambing dan sapi secara utuh mulai
dari esophagus hingga anus. Membandingkan dengan literaturyang telah dibaca.
ase
yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berna senghasil
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan data
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Sistem
Pencernaan Ternak Sapi
a. Gambar
Pencernaan Sapi
Gambar asli Gambar literatur
b. Tabel 1 Hasil
Pengukuran Organ Pencernaan Ternak Sapi, Bentuk
Pakan dan
Fungsinya.
No
|
Organ
Pencernaan
|
Ukuran (cm)
|
Bentuk pakan
|
Fungsi
|
1.
|
Esophagus
|
57 cm
|
Berbentuk pecahan-pecahan
kecil/bolus
|
Berfungsisebagai jalan makanan menuju perut besar atau
lambung.
|
2.
|
Rumen
|
53 cm
|
Berbentuk
serat-serat kasar.
fermentasi
untuk mencernakan selulosa dengan bantuan
bakteri
selulotik.
|
Sebagai tempat utama prosespencernaan
yang berlangsung secara fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen.
|
3.
|
Retikulum
|
22 cm
|
Bentuk pakan sudah
mulai lembek
|
Membantu
proses ruminasi bolus, sebagai
penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen.
|
4.
|
Omasum
|
40 cm
|
Berbentuk bubur
|
Membantu
proses menggiling partikel makanan, menyerap air bersama-sama natrium .
|
5.
|
Abomasum
|
28 cm
|
Masih berbentuk
bubur
|
Untuk mencegah digesta yang
ada di abomasum kembali ke omasum, tempat permulaan pencernaan
enzimatis (perut sejati) → pencernaan protein, mengatur arus digesta
dari abomasum ke duodenum.
|
6.
|
Usus halus
|
3251m
|
Bentuk pakan sudah
lembut,
|
Sebagaipencernaan enzimatis dan
absorpsi, terjadi
proses penyerapan sari-sari makanan.
|
7.
|
Usus Besar
|
320
cm
|
Bentuk
pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air.
|
Sebagai
tempat absorbsi air. sisa-sisamakanan yang tidak diserap dikirim ke usus
besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas
dikeluarkan melalui anus.
|
Sumber:
Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam
Negeri Makassar
2.
Sistem
Pencernaan Ternak Kambing
a. Gambar Pencernaan Kambing
Gambar asli Gambar
literatur
b. Tabel 2 Hasil Pengukuran Organ Pencernaan Ternak
Kambing,
Bentuk Pakan dan Fungsinya.
No.
|
Organ
pencernaan
|
Ukuran
(m)
|
Bentuk
pakan
|
Fungsi
|
1.
|
Esophagus
|
23
cm
|
Berbentuk pecahan
pecahan kecil
|
berfungsi sebagai jalan makanan menuju perut besar atau
lambung
|
2.
|
Rumen
|
30 cm
|
Berbentuk
serat-serat kasar
|
Sebagai tempat utama proses pencernaan
yang berlangsung secara fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
|
3.
|
Retikulum
|
15 cm
|
Bentuk pakan sudah
mulai
lembek,
|
Membantu
proses ruminasi bolus, sebagai
penahan partikel pakan pada regurgitasi rumen,.
|
4.
|
Omasum
|
11
cm
|
Pakan
sudah lembut seperti bubur
|
Membantu proses menggiling partikel
makanan, menyerap air bersama-sama natrium
|
5.
|
Abomasum
|
23,5m
|
Berbentuk
bubur karena disini dicerna secara kimiawi
|
Untuk
mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum, tempat permulaan
pencernaan enzimatis → pencernaan protein, mengatur arus digesta dari
abomasum ke duodenum
|
7.
|
Usus
halus
|
1304m
|
Bentuk
pakan sudah lembut
|
Sebagaipencernaan enzimatis dan absorpsi, terjadi proses
penyerapan sari-sari makanan
|
6.
|
Sekum
|
17
cm
|
Bentuk
pakan agak padat
|
Sebagaifermentasi oleh mikroba. Pencernaan selulosa
|
8.
|
Usus
besar
|
300m
|
Bentuk
pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air
|
Sebagai tempat absorbsi air.
|
Sumber:
Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam
Negeri Makassar
B.
Pembahasan
1. Sistem
Pencernaan Sapi
Berdasarkan
hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa, saluran pencernaan pada sapi
adalah esophagus denagn ukuran 57
cm, rumen53
cm, reticulum 22
cm, omasum40
cm, abomasum 28
cm, usus halus 3.251 cm, usus besar320cm dan cecum 30 cm. Hal ini tidak
sesuai dengan pernyataan Blakely (1991) menyatakan
bahwa perbedaan ini disebabkan karena organ-organ
tersebut sudah diawetkan sehingga mengalami pengerutan danpenyambungan
organ-organ pencernaan tersebut sudah
tidak utuh atau ada yang putus dan kurang ketelitian dalam proses pengukuran.
Esophagus
pada sapi berupa saluran kecil yang menghubungkan antara mulut dengan
lambung.Esophagus berfungsi sebagai jalan makanan menuju perut besar atau
lambung.
Rumen pada
sapi merupakan tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara
fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen, absorbsi VFA (Volatyl
Fatty Acid) dan amonia, lokasi mixing, menyimpan bahan makanan. Pakan
berbentuk serat-serat kasar, disini juga terjadi proses fermentasi untuk
mencernakan selulosa dengan bantuan bakteri selulotik.
Retikulum
pada sapi yang membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan
pada saat regurgitasi rumen, tempat fermentasi, membantu proses ruminasi, mengatur arus ingesta ke
omasum, absorpsi hasil fermentasi dan tempat berkumpulnya benda-benda
asing. Pakan berbentuk sudah mulai lembek, karena
sebelumnya sudah terjadi pencernaan kimiawi dan fermentasi di rumen.
Omasum pada
ternak sapi yang membantu proses menggiling partikel makanan, menyerap air
bersama-sama natrium dan kalium, juga menyerap VFA (Volatyl Fatty Acid).
Sifat menyerap air pada omasum diduga berfungsi untuk mencegah turunnya
pH.Omasum juga berfungsi sebagai filtering, fermentasi dan absorpsi.Pakan sudah
lembut seperti bubur dan terbentuk gelembung-gelembung gas pada pakan.
Abomasum
pada sapi berfungsi untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke
omasum, tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → pencernaan
protein, mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum.Berbentuk bubur karena
disini makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi.
Usus halus
yang dimiliki sapi berfungsi sebagai pencernaan enzimatis dan absorpsi, terjadi
proses penyerapan sari-sari makanan. Bentuk pakan sudah lembut, dan nutrisi
siap diserap oleh pembuluh darah.
Usus besar
berfungsi sebagai tempat absorbsi air.sisa-sisa makanan yang tidak diserap
dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa
ampas dikeluarkan melalui anus.Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami
absorpsi air.Kemudia terakhir adalah anus yaitu sabagai tempat jalann keluarnya
feses.
2. Sistem
Pencernaan Kambing
Berdasarkan
hasil praktikum diketahui bahwa, saluran pencernaan pada kambing adalah
esophagus ukuran 23
cm, rumen 30 cm, reticulum 15 cm , omasum 11
cm, abomasum 23,5 cm, usus halus 1304 cm, usus besar 300, sekum 17 cm dan faring 17 cm. Hal ini tidak
sesuai dengan pernyataan Sarwono (1993) yang
menyatakan bahwa perbedaan ini disebabkan karena organ sistem pencernaan sudah
diawetkan dengan mengalami
pengerutan sehingga sudah tidak utuh lagi
untuk meneliti ukurannya.
Fungsi
dari saluran pencernaan pada sapi dan kambing sama yaitu, Esophagus berupa
saluran kecil yang menghubungkan antara mulut dengan lambung. Esophagus berfungsi sebagai
jalan makanan menuju perut besar atau lambung. Rumen merupakan
tempat utama proses pencernaan yang berlangsung secara fermentatif. Tempat fermentasi oleh mikroba
rumen, absorbs VFA (Volatyl
Fatty Acid) dan ammonia, lokasi mixing dan menyimpan bahan makanan. Pakan berbentuk serat-serat kasar, disini juga
terjadi proses fermentasi untuk mencernakan selulosa dengan bantuan bakteri
selulotik.
Retikulum membantu
proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen, tempat
fermentasi, membantu
proses ruminasi, mengatur
arus ingesta ke omasum, absorpsi
hasil fermentasi dan tempat
berkumpulnya benda-benda asing.
Bentuk pakan sudah mulai
lembek, karena sebelumnya sudah terjadi pencernaan kimiawi dan fermentasi di rumen.
Omasum
pada ternak kambing yangmembantu proses menggiling partikel makanan, menyerap
air bersama-sama natrium dan kalium, juga menyerap VFA (Volatyl Fatty Acid).
Sifat menyerap air pada omasum diduga berfungsi untuk mencegah turunnya
pH.Omasum juga berfungsi sebagai filtering, fermentasi dan absorpsi.Pakan sudah lembut seperti bubur dan terbentuk
gelembung-gelembung gas pada pakan.
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati,
fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di
abomasum kembali ke omasum. Pada abomasum pH asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi
tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri.
Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk
melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh
abomasum.Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen
dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen
bereaksi dengan HCl membentuk pepsin.Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus
berjalan secara otokatalitik. Fungsi
lain abomasums adalah tempat permulaan pencernaan
enzimatis (perut sejati) dan mencernaan protein mengatur arus digesta dari
abomasum ke duodenum.
Usus
halus berfungsi sebagai pencernaan enzimatis dan absorpsi, terjadi
proses penyerapan sari-sari makanan. Bentuk pakan sudah lembut, dan
nutrisi siap diserap oleh pembuluh darah.
Usus buntu pada kambing berfungsifermentasi oleh mikroba. Usus
besar berfungsi sebagai tempat absorbsi air, sisa-sisa makanan yang tidak
diserap dikirim ke usus besar.Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan
berupa ampas dikeluarkan melalui anus.Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air.Kemudian
terakhir adalah anus yaitu sabagai tempat jalann keluarnya feses.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sistem pencernaan pada
ternak sapi dan kambing memiliki saluran pencernaan yang sama yaitu mulai dari
mulut berfungsi untuk mengunyah pakan,
pharyxberperan dalam proses ruminansi dan eruktasi, esophagus sebagai sebagai jalan makanan menuju perut besar
atau lambung, rumen berperan tempat utama proses pencernaan yang
berlangsung secara fermentatif, retikulum berfungsi Membantu proses
ruminasi bolus, sebagai
penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen,
omasum sebagai pembantu proses menggiling makanan,
abomasum berperan sebagai tempat pencernaan enzimatiz,
usus kecil proses pnyerapan sari-sari
makanan, sekum sebagai fermentasi mikroba, usus besar sebagai tempat absorpsi air
dan anus sebagai tempat pembuangan akhir.
B. Saran
Adapun
saran dari praktikum ini yaitu diharapkan kepada praktikan sebelum
dilaksanakannya praktikum agar memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan
guna memperlancar kelangsungan praktikum tersebut dan untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya agar praktikan membawa masker
yang lebih tebal sehingga aroma formalin yang begitu menyengat tidak tercium
oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Sistem
Pencernaan Ruminansia”. (2013). http://bebas. Vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor
Pendamping / Praweda/ Biologi/0066%20Bio%202 5d.htm.(Diakses
10 Desember 2013).
Biologigonz.Pencernaan
Ruminansia. http:// biologigonz.blogspot. com/2010
/01/pencernaan-ruminansia.
html. 2013. (Diakses
tanggal 10 Desember
2013).
Blakely.Ilmu Peternakan edisi IV.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.(1991).
Dudee.Pencernaan Ruminansia. http://dodee88.
wordpress.com/2009/01/03/67/.
2013. (Diakses pada tanggal 10 Desember 2013).
Harfiah.Peningkatan Kualitas Pakan Berserat Dengan Perlakuan Alkali, Amoniasi, Dan Fermentasi Dengan Mikroba
Selulitik Dan Lignolitik. Makassar: Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. (2009).
Hernawati.Peranan
Syaraf dan Hormon (Neuroendrokin) Dalam Pergerakan Lambung Pada Sistem
Pencernaan Ruminansia. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. (2011).
Nursyamfarm.Sistem Pencernaan Ruminansia. (2013). file:///C:/Users/sarjana/Documents/TR%20N%20R.htm. (Diakses 10 Desember 2013).
Parista.Proses
Pencernaan Pada Ruminansia.(2013).File:///C:/Users/sarjana/Documents/makalah-sistem-dan-proses-pencernaan.html.
(Diakses 10 Desember 2013).
Sarwono, B. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya
: Yogyakarta. 1993.
Syahrir, dkk.Efektivitas
Daun Murbei Sebagai Pengganti Konsentrat dalam Sistem Rumen in Vitro.Bogor: Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian. (2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar