Rabu, 13 Maret 2013

Suka Duka Maba, Macang XII



Suka Duka Mahasiswa Baru

Selamat datang di Kampus Peradaban, itu slogan dari Kampus UIN Alauddin. Dari berbagai jalur penerimaan Mahasiswa Baru telah diumumkan dan segera mungkin Maba untuk melakukan pendaftaran ulang di Rektorat, Lantai Dasar. Tampaknya, di UIN sendiri pada tahun ini (2012) memiliki peminat pendaftaran yang sangat luar biasa. Bisa dilihat pada saat pendaftaran ulang, kami sebagai Maba mengerumuni Rektorat untuk mengambil posisi antrian. Begitu panjangnya antrian membuat kami juga merasa kelelahan menunggu berjam-jam dengan panasnya terik matahari. Terkadang ada yang jatuh pingsan, kelaparan, haus tetapi tidak ingin meninggalkan posisi antrian karena ini menunjukan harus memulai antrian tunggu dari awal kembali. Perjuangan saat Maba memang sangat diperhitungkan dan diperjuangkan. Sebelum melakukan pendaftaran ulang, peserta yang dinyatakan lolos masuk sebagai Maba, terlebih dahulu ke Klinik As-Syifa Uin Untuk melakukan Check Up yang kemudian ke Rektorat menyerahkan berkas pendaftaran ulang.
Ketika saatnya tiba yang ditunggu-tunggu Maba, Opak Universitas pada 6 September 2012 yang kemudian dilanjutkan Opak Fakultas selama 2 hari, 7-8 September 2012. Aturan untuk mengikuti opak dimana bagi ikwan wajib cukur plontos < 0,5 cm. Pelaksanaan Opak Universitas yangharus dipenuhi  bagi ikwan baju kemeja polos,celana panjang kain hitam polos,sepatu hitam polos dan memakai kopiah dan bagi akwat, jilbab hitam,baju putih,rok hitam,tidak boleh berpakaian ketat dan sepatu hitam polos. Kemudian pada Opak Fakultas. Karena saya bagian dari Fakultas Sains dan Teknologi maka aturan yang harus dipenuhi pada Panitia Opak Fakultas (BEM Fak Beserta Anggotanya)  memakai s songkok hitam polos,kemeja merah polos lengan panjang,celana panjang kain hitam polos dan sepatu hitam polos bagi ikwan dan jilbab merah,baju hitam,rok hitam dan sepatu hitam bagi akwat. Satu lagi yang harus di garis bawahi khusus Maba Saintek wajib membawa tas selempang terbuat dari karung goni berwarna merah hitam,memakai kacamata hitam dan skrap merah. Salam Merah Hitam adalah aksi suara dan ciri khas dari Fakultas Sains dan Teknologi. Opak ini diadakan di PKM, Maba saintek merupakan penerimaan maba terbanyak kedua setelah Fakultas Tarbiyah.
Kegiatan selanjutnya, diambil alih oleh Jurusan (HMJ). Kegiatan yang diambil alih oleh HMJ yang  kegiatannya berpusat di Malino selama 3 hari. Kegiatan ini istilahnya “Bina Akrab”. Untuk melakukan Perjalanan ke Malino, kami maba Peternakan, Macang  012 menaiki kendaraan teristimewa yang sebelumnya belum pernah mengendarainya dan terbilang cantik dimana wajah bisa jadi Kinclong dengan Make Up yang terhampar pada wajah dari tertiupnya debu jalanan. Ketika sesampainya di tempat tujuan, Panitia mengambil alih dengan pemberitahuan untuk pengumpulan Hand Phone dan Rokok. Selama kegiatan tersebut tidak diperbolehkan memegang Hp dan Merokok. Katanya dari Senior, selain itu tujuan pengumpulan barang-barang kalian (Hp dan Rokok) untuk menjaga-jaga agar ketika kegiatan berlangsung , tidak ada yang kehilangan barang-barang yang kalian punya. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari. Di hari terakhir merupakan hari dimana ditunggu tunggu oleh senior untuk menunjukan aksinya.  Malam itu adalah malam yang paling teristimewa dan merupakan puncak dari kegitan tersebut dimana kami disuguhi berbagai macam karakter yang harus dilakukan dan tunduk kepada senior. Satu persatu diantara kami diseret keluar. Tiap Kelompok ada 5 orang. Ketika saat itu saya berempat dalam 1 tim dimana Hajar, Mansur, Amar, Corink dan saya sendiri. Di Pos I pertama diberikan kunci untuk memasuki Pos II dengan berteriak keras “ Tabe, Senior Tahi Sapi Mau Lewat”. Wadduh, Disini kami dianggap sebagai Tahi Sapi. Pada saat Pos II, para senior bertanya, begini “ Kalian tahu siapa saya???Kami hanya menggeleng kepala. Yang dipikiran kami hanya bisa menjawab bahwa kalian adalah si Gemuk, Perampok dan Si Kecil tapi kami takut menjawab nanti diberikan hadiah yang spesial. Dimana di Pos II salah satunya ada Kak Miqdad dan Kak Nurma. Kak Nurma dengan Pedenya, penuh percaya diri membentak-bentak. Mentang-mentang senior membentak junior yang kalah tinnginya dengan senior. Tinggi Pendeknya seseorang tidak diperdulikan. Biar lebih tinggi daripada senior, kita tetap menghormati sebagai senior. Kami ingin bilang perampok dikarenakan Kak Miqdad malam itu membalut muka bertopeng yang hanya nampak terlihat matanya dan gemuk. Wah yang tak kalah lagi yang satu senior yang satu ini, Kak Ansar, Kami hanya bisa menganga melihat berat badannya dan berpikir ada berapa porsi makanan yang bisa iya kunyah dalam sehari. Karakternya menunjukan seperti Body Guard.
Ketika berada di Pos III, Pos III merupakan ajang  pos Cewek. Dimana ada Kak Depe, Kak Mina, Kak Yaya, Kak Fiat yang lain sih aku belum kenal ceweknya. Ketika itu diperintahkan untuk berbaris, Kak Yaya penuh semangat melayani Junior yang sedang berbaris sambil melototi mata dengan memberikan sebuah pertanyaan. Ketika itu tiba saatnya saya di tanya. Begini kata Kak Yaya “ Kamu Orang Mana?? Dengan begitu saya menjawabnya denga serba cepat, saya orang Bone Kak. Kak Yaya, ketika mengetahui hal itu sambil bernada kejabe-jabean begini caranya “ Ooooo...Ooraangg Booo-Nekiiii Paleeeee. Dimana di Bone??Menjawab kembali, di Lapri. Kemudian membalas kembali, dimana di Lapri??Kamu kenal nggak namanya Aco yang  tinggal di Lapri?? Dengan tanpa pikiran langsung menjawab saya tidak kenal yang namanya Aco. Kak Yaya berkata, aicch katanya kamu orang Bone, masa sekampung mu tidak mu tahu,Palsu. Sebenarnya tahu sih yang namanya Aco kalau yang di Leppangeng  karena mantan pacarnya teman kelasku SMA tapi karena pikiran jadi kosong. Dengan begitu langsung memake up dengan bedak tercantik yang pernah ada di Macang 012 yang bahannya dari Feces dan Arang. Lanjut Kak Depe, memake up kembali mulut dengan lipstik dari gula-gulanya. Ini senior jorok amat sih, tapi kami tidak bisa berbuat-apa, selain itu pake bentak-bentak segala, memanganya kami ini anak kecil. Hadiah yang paling teristimewa sekaligus yang mengerikan yang pernah ada di Macang 012, tidak akan terlupakan. Peristiwa bersejarah bagi kami, yang tak habis pikir kejadian serupa terulang kembali moment-moment yang  tidak lazim. Cukup kami yang tahu kejadian ini, tidak perlu dipublikasikan juga karena soal  kepribadian.
Pada saat kegiatan tersebut telah usai. Kami mulai beraktivitas sebagai Mahasiswa Baru di Kampus. Menerima materi perkuliahan dari dosen dan saling menyapa dengan senior. Memulai kegitan dan belajar bersama. Pada semester pertama, rutinitas mahasiswa puncaknya sudah di ambang pintu dimana akan berhadapan dengan dunia baru, Laporan dengan alat tercanggih yang pernah ada di zaman dulu, mesin ketik. Suka duka kami menjalaninya, entah itu senang, bahagia, bergembira ria, gelisah, pusing, stres dan yang lainnya karena dengan laporan. Meskipun hanya dengan laporan tapi jangan dianggap remeh, walaupun hanya beberapa SKS tapi sangat membantu untuk melulusi mata kuliah. Praktikum pertama di mulai mata kuliah Biodas. Pembuatan Laporan dengan mesin ketik bukan sesuatu hal yang gampang. Banyak cobaan atau rintangan yang harus di hadapi. Ketika melakukan Asistensi setidaknya harus 5 kali. Busyet, bukan main-main ini, ini mesin ketik. Pada tahap ini bisa dibilang susahnya bukan main, bikin kepala pusing. Terus itu Asisten pada galak-galak semua. Salah satu senior kami menyapa dan memberi tahu kami “Memang begitu dek karena bukan asisten jurusanta, sekeras itu. Kalau asisten kalian dari jurusan ta mi, tidak begitu mi asisten kok. Intinya kalau asistennya dari jurusan lain, belajar dan dekati dia secara baik-baik. Itu kata senior kami “Kak Ida”. Dengan begitu mudanhya ada teman  kami yamg memacari asistennya dan ketika praktikum usai langsung diputusin. Hebat.Pada praktikum pertama dimulai juga, karena saking dibentak-bentak terus dari asisiten Biologi Sains maka kami terkaget-kaget, dan salah satu diantara teman kami“Bagus Abdillah” hampir berhasil merusak dan menjatuhkan mikroskop yang di ambil di ruang alat krena kaget akibat dibentak-bentak pula. Dengan begitu, respon kami pun hancur dan diberikan nilai standar. Nilai yang saya peroleh dari Asisten 65. Kepala makin pusing saja, praktikum Kimdas juga akan menyusul. Tampaknya ini harus belajar dan bekerja ekstra untuk menghadapi ini. Kami belajar mandiri dan tanpa bantuan dari senior untuk menyelesaikan laporan.
Praktikum Kimdas pun tiba saatnya. Ternyata asistennya pun tegas juga. Tapi di Kimia juga kami mendapatkan senior yang asisten yang memberi motivasi dan humoris dimana ada Kak Rijal dan Kak Salmi. Ada satu cewek Asistennya lagi bernama Amelia, tegas sekali suka membentak-bentak juga. Ada sesuatu kejadian yang paling lucu di Kimia dimana di salah satu diantara teman kami bernama Marnila. Saat itu Marnila mencari Asistennya untuk asistensi laporan. Asistennya itu bernama Kak Rijal dengan nama lengkap Asrijal. Asisten kimia ada 2 nama yang sama. Nah Marnila ketemu dengan Kak Rijal sambil bertanya, Kak kita tahu namanya Asisten Kak Rijal, kita tahu dia dimana posisinya??. Iya, ada apa???Oww saya sedang mencarinya kak???Saat memasuki Lab untuk praktikum selanjutnya, Marnila menganga dan kaget bahwa asisten yang dicarinya sudah ketemu sebelumnya dan bertanya karena Marnila mengira Asistennya Rijal  011. Marnila merasa malu dan ditertawaain. Pada praktikum Kimdas hanya 10 0rang yang bertahan untuk menyelesaikan praktikumnya. Pada percobaan selanjutnya mengenai reaksi asam basa. Pada saat itu mengambil alat buret asam dan basa. Disalah satu buret yang digunakan sebelumnya baik, kemudian kami memakainya dan tiba-tiba rusak karena tidak munculnya biji-biji yang kecil pada saluran buret. Kemudian kami di bentak-bentaki di ruangan lab semua praktikan. Kak Amelia mengambil tindakan dan memeriksanya dan tidak berhasil pula. Sambil membentak-bentak, kami diminta pertanggungjawaban untuk mengganti buret tersebut seharga Rp. 500.000 lebih. Kami kaget dan tercengang-tercengang soal itu dan berusaha melawan juga. Mendengar keributan yang terjadi di Lab Kimia Anorganik maka kepala Lab Kimia Anorganik memasuki Ruangan Lab dan memeriksanya. Alhamdulillah, berhasil diatasi hanya saja biji yang ada pada buret terselip dan asisten mengambil tindakan minta ganti. Hampir uang melayang begitu saja.
Praktikum Biologi lain lagi ceritanya, ada 2 asisten yang betul-betul tidak memiliki jiwa kemanusiaan. Mereka sombong dan sangat pelit. Dengan kata lain kedua asisten ini banyak praktikan yang membenci asisten ini. Kak Fitri dan Kak Ulfa dan Kak Indah memberitahukan pada kami bahwa memang  Kak R  itu egois dan kepentingan untuk dirinya saja dan mempersulit dan tidak memberikan keringanan mengingat perihal  laporan mesin ketik. Bahkan jika asistensi ketiga kali biar selembar tidak ada yang diterima. Terlebih lagi Kak A yang terlalu sombong dan Pelit. Saya ingat kata-kata yang terlontarkan pada mulut kak A terhadap saya. Ketika itu saya bersama safa mendatangi kak A untuk Asistensi. Ditempat itu kami ketemu dengan teman-teman dari jurusan kimia dan biologi yang akan melakukan asistensi. Ketika itu saya menyapa diantara teman-teman tersebut dan kak A tetap memperhatikan laporan. Saya bertanya kepada teman-teman kimia dan biologi” kita kapan ujian final lab??ada berapa percobaan biologi untuk jurusanta??tiba-tiba kak Aini sontak menjawab dengan nada emosional dan cuek, dia berkata kasar dan bilang ke saya. Begini katanya, kamu kampumgan sekali, norak kamseupay. Kami heran, dan teman-teman menjawab, siapa?? Langsung menunjuk ke saya dan safa. Rasanya saya ingin mencekik dia, andai bukan karena asisten ku. Mau juga di bilang berkelas, baru tahunya orang kampungan ji juga berasal dari kampung ji juga.Saya bertanya-tanya dengan koordinator asisten lab biologi untuk peternakan untuk identitasnya. Saya bisa bertanya ke kordinator karena juga cukup mengenalnya dengan baik. Yang tak kalah seru lagi, praktikan dari kak R, ada banyak kali asistensi tapi tidak ada satupun diterima dan hari terakhir pula asistensi dan segera akan fianal  lab. Saya sangat terkejut, diantara temanku rela menyewa toko Alfamart untuk apa saja yang  ia mau kak R ambil yang  jelas laporannya di terima, teman kami Yuli. Selain itu pula teman kami juga, rela dan mati-matian merayu dan mengikuti jejaknya kak Ria bahkan membelikan makanan dan minuman sepuasnya, yang tak lain adalah Nanda. Dengan jengkelnya sifatdan keegoisan dan tidak mau menerima laporan dan semau-maunya saja memeriksa laporan, kalau tidak salah teman kami Fadil langsung saja melempari Laporannya pada wajah kak R.  Sok egois, sok pelit muka kusam lagi.
Praktikum Fisdas juga menyusul. Kepala makin pusing dengan bertumpuknya laporan dimana mesin ketik dan tulis tangan. Yang paling menyulitkan dimana tiga mata kuliah yang dipratikumkan. Jadwal asistensinya berakhir keesokan harinya. Kami tidak tahu mau mengerjakan yang mana, Kimdas, Biodas atau Fisdas. Stres jadinya. Makan tidak teratur, tidur hanya beberapa jama saja sehari semalam dan bahkan seketika pulang dari kuliah tidak mandi demi untuk menyelesaikan laporannya. Ketiga laporan dari 3 mata kuliah terakhir diadakan asistensi. Hari itu pun hujan mulai turun dan deras. Ketika itu kami berkumpul satu kelas disalah satu kost teman kami “Asrul”. Tampaknya hujan tak akn surut dengan demikian hujan-hujan kami sekelas  ke Pongtiku untuk mencari tempat kerja Asisiten untuk mengambil tanda tangan dan nilai. Fadillah yang dipercayakan sebagai pemandu jalan karena orang Makasaar. Yah, nyatanya nyasar.  Untuk Biologi, karena teman kami merasa kelelahan, jadi hanya saya dan safa kembali mencari rumah asisten yang pernah mengatain saya kamseupay, dan teman-teman menitip laporannya ke saya di daerah Gowa. Tiga jam kemudian berkeliling-keliling daerah Gowa dan pada akhirnya nyasar juga jadinya. Hujan pun berhenti. Waktu sudah menunjukan pukul 22.30 belum ketemu juga dan tidak menyadari bahwa jalan yang kami lintasi jalan ke Malino. Kaget melihat, penanada jalan bahwa lagi 40 km perjalanan sampai ke Malino. Putar Balik kembali. Setelah ditelfon,telfon dan beberapa jam kemudian akhirnya ditemukan juga. Orang yang mengatain saya kamseupay, bahkan orang itu dilihat ditempatnya lebih buruk yang aslinya dirumah dibanding di kampus, muka biasa-baiasa aja terus rambut keriting dan tempatnya pun biasa-biasa aja seperti dengan orang kampung,ternyata berkelas rendah baru mulutnya berbahaya dan gengsi. Kami rela dan mati-matian mencari asisten untuk pemberian nilai di buku kontrol dan tanda tangan, wajah kami terlihat murung, jauh-jauh kami datang dan rela kehujanan dan bersusah payah mencarinya dan hanya di beri nilai 60. Wajah safa terlihat murung karena diberikan nilai 65. Berbeda dengan Praktikum Fisika, Asistennya saling mengerti dan memberikan nilai yang memuaskan berbeda dengan Biologi.
Cat:  Seolah-olah saya menjelek-jelekan Asisten tertentu tapi memang kenyataanya begitu dan saya juga merasa jengkel melihat kelakuannya. Punya ilmu, tapi kelakuannya bisa dibilang amoral banget.