LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI TERNAK (PET 2314)
“Enzim”
Disusun
Oleh :
Nama : ARDIANSYAH
Nim/Kelas : 60700112049/B
Kelompok : I (Satu)
Jurusan : ILMU
PETERNAKAN
Asisten : EKA JUNIARTI.A
LABORATORIUM
ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan Lengkap
Praktikum Biokimia Nutrisi Ternak,
yang berjudul “Enzim”
disusun oleh:
Nama : Ardiansyah
Nim : 60700112049
Kelompok : I
(Satu)
Jurusan :
Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan
teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai
laporan lengkap.
Gowa, Desember
2013
Koordinator Asisten Asisten
( Nurwahidah. J ) ( Eka Juniarti.A )
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
(Khaerani Kiramang, S.Pt., M.P)
NIP.
19730828 200604 2 001
Tanggal
Pengesahan: Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Empedu adalah cairan bersifat basa
yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati
pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secaraterus-menerus oleh
hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu
diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin
akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke
dalam duodenum (Anonim, 2013).
Fungsi cairan empedu adalah untuk
mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini
sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampu rdengan makanan yang akan
dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini
sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan
empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan
yanglangsung dari hati tadi (Anonim, 2013).
Dalam empedu terdapat
senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu,
lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan
dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K, yang larut dalam lemak.
Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi
lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu
bereaksi dengan asam lemak
menghasilkan senyawa kompleks
yang lebih mudah
larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses
lipolisis (Anonim,2012).
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu untuk membuktikan adanya pigmen-pigmen dalam
empedu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Empedu
merupakan prodak hati, mempunyai peranan penting pada pencernaan makanan
terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen intestinal lebih dahulu
disimpan dikandung empedu. Kandung empedu akan mengosongkan isinya selama
proses pencernaan berlangsung di dalam intestin. Empedu dan kelenjar pancreas
bermuara ditempat yang sama di dalam intestin. Pengosongan empedu dirangsang oleh
hormon kolesistokinin, salah satu komponen hormone Boyliss & Starling
selama berada di dalam kandung empedu, empedu akan mengalami proses pemekatan
melalui cara absorpsi air (Hardjasasmita, 1992).
Empedu
terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya
bilirubin), kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah
tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan
kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu
menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak, sehingga membantu menyerapnya dari usus. Hemoglobin yang berasal
dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam
empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan
penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu (Anonim, 2013).
Cairan
empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa
pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai 700 mL dan
mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung empedu
diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama
protein dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-,
Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu
asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009).
Kandungan
empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut sebelah
kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedunya menyimpan cairan empedu
yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi
(menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau
kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak
dan beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K. Empedu merupakan campuran
dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang
disebut kolesterol. Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan
diteruskan dan dikeluarkan melalui feses (Anonim, 2013).
Meskipun
hati bukan suatu organ yang tepat dari pencernaan, sekresinya, empedu memegang
peranan penting dalam pencernaan lemak. Empedu dihasilkan secara terus-menerus
oleh hati, tapi ditampung dalam sebuah alat penampung ialah kantung empedu
diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin
akan merangsang konsentrasi kantung empedu dan keluarnya empedu yang dihimpun
ke dalam duodenum. Empedu kecuali garam empedu mengandung bahan lainnya, antara
lain ialah pigmen empedu, pigmen empedu ini adalah ahsil pemecahan pigmen sel
darah merah, hemoglobin, yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah
yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khass
dari feses atau tinja (Kimball, 1983).
Asam-asam
empedu membantu emulsifikasi lipid yang dimakan, suatu proses yang memudahkan
pencernaan enzimatik dan absorbsi lemak diet. Asam-asam deoksikolat dan
litokolat adalah asam-asam empedu sekunder yang disintesis dalam usus lewat
kerjanya enzim-enzim bakteri pada asam-asam empedu primer. Hanya sebagian
asam-asam empedu primer yang terdapat dalam usus diubah menjadi asam empedu
sekunder (Hardjasasmita, 1992).
Empedu
sebagian besar adalah hasil dari excretory
dan sebagian
adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok
garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau
taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan meningkatnya
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga
membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel
darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang
ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu
juga disekresi dalam empedu (Hardjasasmita, 1992).
Dalam
empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat
warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu
merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K, yang
larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar
daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih
lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks
yng lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim
Dosen, 2013).
Pada rongga
mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan
ludah. Kelenjar-kelenjar tersebut adalah: kelenjar parotis, yang terletak di
dekat telinga, kelenjar sublingualis yang terletak di bawah rahang atas,
kelenjar sub mandibularis yang terletak di bawah lidah. Di dalam cairan ludah
mengandung sebanyak 90% air, dan sisanya terdiri atas garam-garam bikarbonat,
lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri), dan amilase (ptialin).
Ketiga kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang 1600 cc
air ludah. Cairan ludah berfungsi untuk memudahkan dalam menelan makanan karena
makanan tercampur dengan lendir dan air, melindungi rongga mulut dari kekeringan,
panas, asam dan basa, serta membantu pencernaan kimiawi, karena kelenjar ludah
menghasilkan enzim ptialin (amilase) yang berperan dalam pencernaan amilum menjadi
maltosa dan glukosa, enzim ini berfungsi dengan baik pada pH netral (pH 7) (Poedjadi,
2009).
Empedu
adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan
oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan
secaraterus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat
penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke
duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan
keluarnya empedu akan dihimpun ke dalam duodenum (Kimball, 1983).
Fungsi
cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak.
Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan
bercampurdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk
ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya
akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna
makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Anonim, 2013).
Saliva
mempunyai pH antar 5,75 sampai 7,05. Pada umumnya pH saliva sedikit dibawah 7.
Rangsangan yang menyebabkan pengeluaran saliva dari kelenjar saliva adalah
pikiran tentang makanan yang disukai, adanya bau makanan yang sedap atau
melihat makanan yang diharapkan sehingga menimbulkan selera. Rangsangan
demikian disebut rangsangan reflex. Rangsangan keluarnya saliva karena adanya
makanan dalam mulut disebut rangsangan mekanik, sedangkan rasa makanan yang
lezat atau manis dapat menimbulkan rangsangan yang disebut rangsangan kimiawi
(Poedjadi, 2009).
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan
Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Har
i/ tanggal : Senin / 10
Desember 2013
Pukul : 08.00 – 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, bulp, cawan petri, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, dan
tabung reaksi.
2.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alkohol 0,5%, aquades, asam nitrat (HNO3) pekat, empedu
encer dan pekat dan tissue.
C.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur
kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Gmellin’s Test
a.
Memasukkan
2 ml asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi.
b.
Menambahkan 2 ml empedu secara perlahan ke dalam tabung reaksi
tersebut.
c.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
d.
Mengulangi percobaan di atas dengan menggunakan
empedu yang telah diencerkan.
2.
Roesenbach Modification Gmellin’s Test
a.
Menempatkan tissue yang berbentuk segi
empat ke atas cawan petri.
b.
Membasahi tissue dengan menggunakan
aquadest.
c.
Menetesi beberapa tetes empedu di atas tissue.
d.
Menambahkan 2 tetes asam nitrat pekat diatas tissue.
e.
Mengamati perubahan yang terjadi.
3.
Smith Test
a.
Memasukkan 1 ml empedu ke dalam tabung reaksi.
b.
Menambahkan 12 tetes larutan alkohol
0,5%.
c.
Mengamati perubahan yang terjadi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.
Gmellin’s Test
Gambar
|
Keterangan
|
a. Empedu
pekat
1.
HNO3 pekat
1
2.
HNO3
pekat + Empedu pekat 2 ml
1
2
3
4
5
|
1.
Larutan bening
1.
Larutan hitam pekat
2.
Larutan hijau pekat
3.
Cincin hitam
4.
Larutan orange
5.
Larutan bening
|
b. Empedu
encer
1.
HNO3
pekat
1
2.
HNO3
pekat + Empedu encer 2
ml
1
2
3
4
|
1.
Larutan bening
1.
Larutan hijau muda
2.
Cincin ungu
3.
Larutan ungu
4.
Larutan bening
|
Sumber: Laboratorium Animal Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2.
Roesenbach Modification Gmellin’s Test
Gambar
|
Keterangan
|
1.
Aquades
+ empedu 3 tetes
1
2.
Aquades
+ empedu 3 tetes + HNO3 pekat 2 tetes
1
2
|
1. Larutan
berwarna hijau muda
1. Larutan
berwarna ungu
2. Larutan
berwarna orange bening
|
Sumber: Laboratorium Animal Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
3.
Smith Test
Gambar
|
Keterangan
|
1. Empedu 2 ml +
alkohol 0,5 %
\ 1
2
|
1. Kuning
keruh
2. Hijau
tua
|
Sumber: Laboratorium Animal Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
B. Pembahasan
Adapun
pembahasan dari pengamatan diatas adalah sebagai berikut:
1.
Gmellin’s Test
Pada tabung pertama untuk empedu
pekat, tabung reaksi yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah
penambahan empedu pekat menghasilkan larutan hitam pekat, larutan hijau pekat,
cincin hitam, larutan orange dan larutan bening.
Pada tabung kedua untuk empedu encer, tabung reaksi
yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah penambahan empedu
encer menghasilkan larutan hijau muda, cincin ungu, larutan ungu, dan larutan
bening.
Menurut Anonim (2012) bahwa Empedu terdiri dari
garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya bilirubin), kolesterol
dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama
pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu
pencernaan dan penyerapan lemak.
2. Roesenbach
Modification Gmellin’s Test
Pada
cawan petri yang dilapisi tissue serta ditetesi aquades dan ditambahkan larutan
empedu sebanyak 3 tetes menghasilkan
larutan hijau muda. Setelah penambahan larutan HNO3 pekat, larutan berwarna
ungu dan orange bening.
Menurut
Poedjiadi (2009), menyatakan bahwa Cairan empedu merupakan cairan jernih,
berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan
cairan empedu sebanyak 500 mL sampai 700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai
7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung empedu diatur oleh hormon kolesistokinin
yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein dan lemak.
3.
Smith Test
Pada
tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan empedu dan ditambakan alkohol 0,5 %
menghasilakn larutan yang berwarna kuning keruh dan hijau tua.
Menurut Hardjasasmita
(1992), menyatakan bahwa Empedu sebagian besar adalah hasil dari
excretory
dan sebagian
adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok
garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau
taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan meningkatnya
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga
membantu penyerapannya dari usus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah Pigmen – pigmen empedu
sebagian besar merupakan hasil katabolisme hemoglobin yang berasal dari
penghancuran sel – sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial dari hati,
limpa dan sumsum tulang. Pigmen empedu yang utama adalah biliverdin, yang
berwaran hijau dan bilirubin yang berwarna jingga/kuning coklat. Oksidasi
pigmen empedu oleh berbagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan yang
berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijau hingga biru), mesobilirubin (kuning)
dan mesobilisianin (hijau hingga ungu).
B.
Saran
Adapun saran yang
dapat saya sampaikan yaitu sebaiknya sebelum melakukan praktikum bahan yang
akan digunakan disediakan sesuai dengan praktikum yang akan dilakukan agar
tidak menghambat jalannya praktikum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. Biologi Hati dan Kandungan Empedu.Apotik online dan media informasi
obat-penyakit:: medicastore.com. Diakses pada 09 Desember 2013.
.2013. Kandung Empedu.http://www.fk.undip.ac.id.
Diakses pada 09 Desember 2013.
Hardjasasmita Pantjita. 1992. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta.
Kimball John. W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.
Poedjiadi Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press : Jakarta.
Tim Dosen Biokimia.2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Labolatorium
Pwternakan UIN Makassar : Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar