Senin, 23 Desember 2013

Laporan Biokimia "Empedu"

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI TERNAK (PET 2314)
Enzim

Disusun Oleh :
                                            Nama                        : ARDIANSYAH
                                            Nim/Kelas                 : 60700112049/B
                                            Kelompok                 : I (Satu)
                                            Jurusan                      : ILMU PETERNAKAN
                                            Asisten                       : EKA JUNIARTI.A     
LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
 LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biokimia Nutrisi Ternak, yang berjudul “Enzim” disusun oleh:
Nama               : Ardiansyah
Nim                 : 60700112049
Kelompok       : I (Satu)
Jurusan            : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
                                                  Gowa,    Desember 2013
           Koordinator Asisten                                                                           Asisten
        (        Nurwahidah. J      )                                                            ( Eka Juniarti.A )
                                                       
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Khaerani Kiramang, S.Pt., M.P)
                                                    NIP. 19730828 200604 2 001
Tanggal Pengesahan:          Desember 2013
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secaraterus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke dalam duodenum (Anonim, 2013).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampu rdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan yanglangsung dari hati tadi (Anonim, 2013).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K, yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak   menghasilkan   senyawa   kompleks  yang  lebih  mudah  larut  dan  mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Anonim,2012).
B.  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk membuktikan adanya pigmen-pigmen dalam empedu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
                                                                                                   
Empedu merupakan prodak hati, mempunyai peranan penting pada pencernaan makanan terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen intestinal lebih dahulu disimpan dikandung empedu. Kandung empedu akan mengosongkan isinya selama proses pencernaan berlangsung di dalam intestin. Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di dalam intestin. Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah satu komponen hormone Boyliss & Starling selama berada di dalam kandung empedu, empedu akan mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air (Hardjasasmita, 1992).
Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya bilirubin), kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu menyerapnya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu (Anonim, 2013).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai 700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009).
Kandungan empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedunya menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses (Anonim, 2013).
Meskipun hati bukan suatu organ yang tepat dari pencernaan, sekresinya, empedu memegang peranan penting dalam pencernaan lemak. Empedu dihasilkan secara terus-menerus oleh hati, tapi ditampung dalam sebuah alat penampung ialah kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang konsentrasi kantung empedu dan keluarnya empedu yang dihimpun ke dalam duodenum. Empedu kecuali garam empedu mengandung bahan lainnya, antara lain ialah pigmen empedu, pigmen empedu ini adalah ahsil pemecahan pigmen sel darah merah, hemoglobin, yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khass dari feses atau tinja (Kimball, 1983).
Asam-asam empedu membantu emulsifikasi lipid yang dimakan, suatu proses yang memudahkan pencernaan enzimatik dan absorbsi lemak diet. Asam-asam deoksikolat dan litokolat adalah asam-asam empedu sekunder yang disintesis dalam usus lewat kerjanya enzim-enzim bakteri pada asam-asam empedu primer. Hanya sebagian asam-asam empedu primer yang terdapat dalam usus diubah menjadi asam empedu sekunder (Hardjasasmita, 1992).
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu (Hardjasasmita, 1992).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K, yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yng lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim Dosen, 2013).
Pada rongga mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan ludah. Kelenjar-kelenjar tersebut adalah: kelenjar parotis, yang terletak di dekat telinga, kelenjar sublingualis yang terletak di bawah rahang atas, kelenjar sub mandibularis yang terletak di bawah lidah. Di dalam cairan ludah mengandung sebanyak 90% air, dan sisanya terdiri atas garam-garam bikarbonat, lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri), dan amilase (ptialin). Ketiga kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang 1600 cc air ludah. Cairan ludah berfungsi untuk memudahkan dalam menelan makanan karena makanan tercampur dengan lendir dan air, melindungi rongga mulut dari kekeringan, panas, asam dan basa, serta membantu pencernaan kimiawi, karena kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin (amilase) yang berperan dalam pencernaan amilum menjadi maltosa dan glukosa, enzim ini berfungsi dengan baik pada pH netral (pH 7) (Poedjadi, 2009).
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secaraterus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan dihimpun ke dalam duodenum (Kimball, 1983).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampurdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Anonim, 2013).
Saliva mempunyai pH antar 5,75 sampai 7,05. Pada umumnya pH saliva sedikit dibawah 7. Rangsangan yang menyebabkan pengeluaran saliva dari kelenjar saliva adalah pikiran tentang makanan yang disukai, adanya bau makanan yang sedap atau melihat makanan yang diharapkan sehingga menimbulkan selera. Rangsangan demikian disebut rangsangan reflex. Rangsangan keluarnya saliva karena adanya makanan dalam mulut disebut rangsangan mekanik, sedangkan rasa makanan yang lezat atau manis dapat menimbulkan rangsangan yang disebut rangsangan kimiawi (Poedjadi, 2009).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Har i/ tanggal    :    Senin / 10 Desember 2013
Pukul                 :    08.00 – 10.00 WITA
Tempat              :    Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan     Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.       Alat dan Bahan
1.         Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, bulp, cawan petri, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, dan tabung reaksi.
2.         Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alkohol 0,5%, aquades, asam nitrat (HNO3) pekat, empedu encer dan pekat dan tissue.

C.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.         Gmellin’s Test
a.         Memasukkan 2 ml asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi.
b.        Menambahkan 2 ml empedu secara perlahan ke dalam tabung reaksi tersebut.
c.         Mengamati perubahan warna yang terjadi.
d.        Mengulangi percobaan di atas dengan menggunakan empedu yang telah diencerkan.
2.         Roesenbach Modification Gmellin’s Test
a.         Menempatkan tissue yang berbentuk segi empat ke atas cawan petri.
b.        Membasahi tissue dengan menggunakan aquadest.
c.         Menetesi beberapa tetes empedu di atas tissue.
d.        Menambahkan 2 tetes asam nitrat pekat diatas tissue.
e.         Mengamati perubahan yang terjadi.
3.         Smith Test
a.         Memasukkan 1 ml empedu ke dalam tabung reaksi.
b.        Menambahkan 12 tetes larutan alkohol 0,5%.
c.         Mengamati perubahan yang terjadi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.         Gmellin’s Test
Gambar
Keterangan
a.       Empedu pekat
1.        HNO3 pekat

                  1

2.        HNO3 pekat + Empedu pekat 2 ml
                               1
                               2
                               3
                               4
                              5

1.         Larutan bening



1.         Larutan hitam pekat
2.         Larutan hijau pekat
3.         Cincin hitam
4.         Larutan orange
5.         Larutan bening

b.      Empedu encer
1.        HNO3 pekat

                  1


2.        HNO3 pekat + Empedu encer 2  
 ml
                              
                               1
                               2
                               3
             4              

1.         Larutan bening




1.         Larutan hijau muda
2.         Cincin ungu
3.         Larutan ungu
4.         Larutan bening
Sumber: Laboratorium Animal Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi    Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2.         Roesenbach Modification Gmellin’s Test
Gambar
Keterangan
1.      Aquades + empedu 3 tetes
                    1


2.      Aquades + empedu 3 tetes + HNO3 pekat 2 tetes
                     1
                      2
1.      Larutan berwarna hijau muda



1.      Larutan berwarna ungu
2.      Larutan berwarna orange bening
Sumber: Laboratorium Animal Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi    Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.






3.         Smith Test
Gambar
Keterangan
1.      Empedu 2 ml + alkohol 0,5 %

\             1
              2

1.      Kuning keruh
2.      Hijau tua
Sumber: Laboratorium Animal Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi    Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
B.     Pembahasan
Adapun pembahasan dari pengamatan diatas adalah sebagai berikut:
1.         Gmellin’s Test
              Pada tabung pertama untuk empedu pekat, tabung reaksi yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah penambahan empedu pekat menghasilkan larutan hitam pekat, larutan hijau pekat, cincin hitam, larutan orange dan larutan bening.
Pada tabung kedua untuk empedu encer, tabung reaksi yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah penambahan empedu encer menghasilkan larutan hijau muda, cincin ungu, larutan ungu, dan larutan bening.
Menurut Anonim (2012) bahwa Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya bilirubin), kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
2.    Roesenbach Modification Gmellin’s Test
Pada cawan petri yang dilapisi tissue serta ditetesi aquades dan ditambahkan larutan empedu sebanyak  3 tetes menghasilkan larutan hijau muda. Setelah penambahan larutan HNO3 pekat, larutan berwarna ungu dan orange bening.
 Menurut  Poedjiadi (2009), menyatakan bahwa Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai 700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein dan lemak.
3.         Smith Test
Pada tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan empedu dan ditambakan alkohol 0,5 % menghasilakn larutan yang berwarna kuning keruh dan hijau tua.
Menurut Hardjasasmita (1992), menyatakan bahwa Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.

BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah Pigmen – pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel – sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial dari hati, limpa dan sumsum tulang. Pigmen empedu yang utama adalah biliverdin, yang berwaran hijau dan bilirubin yang berwarna jingga/kuning coklat. Oksidasi pigmen empedu oleh berbagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan yang berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijau hingga biru), mesobilirubin (kuning) dan mesobilisianin (hijau hingga ungu).
B.       Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu sebaiknya sebelum melakukan praktikum bahan yang akan digunakan disediakan sesuai dengan praktikum yang akan dilakukan agar tidak menghambat jalannya praktikum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. Biologi Hati dan Kandungan Empedu.Apotik online dan media informasi obat-penyakit:: medicastore.com. Diakses pada 09 Desember 2013.

              .2013. Kandung Empedu.http://www.fk.undip.ac.id. Diakses pada 09 Desember 2013.

Hardjasasmita Pantjita. 1992. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Kimball John. W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.

Poedjiadi  Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press : Jakarta.

Tim Dosen Biokimia.2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Labolatorium Pwternakan UIN Makassar :  Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar