LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA NUTRISI TERNAK (PET 2314)
“Karbohidrat”
Disusun
Oleh :
Nama : ARDIANSYAH
Nim/Kelas : 60700112049/B
Kelompok : I (Satu)
Jurusan : ILMU
PETERNAKAN
Asisten : NURWAHIDAH.J
LABORATORIUM
ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan Lengkap
Praktikum Biokimia Nutrisi Ternak,
yang berjudul “Karbohidrat”
disusun oleh:
Nama : Ardiansyah
Nim : 60700112049
Kelompok : I
(Satu)
Jurusan :
Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan
teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima sebagai
laporan lengkap.
Gowa, Desember
2013
Koordinator Asisten Asisten
( Nurwahidah. J ) ( Nurwahidah.J )
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
(Khaerani Kiramang, S.Pt., M.P)
NIP.
19730828 200604 2 001
Tanggal
Pengesahan: Desember 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu, karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya glukosa (C6H12O6). Karbohidrat adalah
polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa
ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon,
hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus
–OH, gugus aldehid atau gugus keton. Karbohidrat sangat beraneka ragam
sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah
ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida (Rohmaq, 2013).
Karbohidrat sangat akrab denga kehidupan manusia, karena ia adalah sumber
energi utama manusia. contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah pada
tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain
sebagainya. Jagung di Indonesia merupakan bahan
pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga
digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di
Indonesia untuk konsumsi meningkat 5,16% per tahun, sedangkan untuk kebutuhan
pakan ternak dan industri naik 10,87% per tahun
(Rohmaq, 2013).
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan
diadakannya praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui
pengaruh asam kuat terhadap karbohidrat yang diberi larutan
alfa naftol
dalam alkohol 95%.
2. Mengetahui
adanya sifat mereduksi dari karbohidrat yang mengandung
gugus aldehid
keton dalam larutan alkalis dan asam lemak terhadap Cu.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses
oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan
otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik
seperti berolahraga atau bekerja (Irawan, 2007).
Karbohidrat adalah polihidroksidehida
dan keton polihidroksil atau turunannya. Selain itu juga dsususun oleh dua
sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat
mempunyai rumus umum berupa CnH2nOn atau mendekati Cn (H2O) n yaitu
karbon yang mengalami hidratasi. Di alam, karbohidrat merupakan hasil sintesa
CO2 dan H2O dengan pertolongan sinar marahari dan hijau
daun (klorofil). Hasil fotosintesis ini kemudian mengalami polimerisasi menjadi
pati dan senyawa–senyawa bermolekul besar lain yang menjadi cadangan makanan
pada tanaman. Organisme yang dapat mensintesa makanan pada tanaman (Hayati,
2013).
Karbohidrat
adalah sumber energi yang utama. Ada 2 jenis karbohidrat yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Dalam tubuh keduanya diubah menjadi gula
darah untuk sumber energi. Karbohidrat sederhana adalah aneka jenis gula yang
langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan
sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral, dan serat serta lebih
bermanfaat untuk tubuh. Kebutuhan karbohidrat dalam sehari dianjurkan sebanyak
60% dari kebutuhan kalori sehari. Sumber karbohidrat adalah nasi, jagung, roti,
ubi, tepung-tepungan, dan hasilnya seperti mie, macaroni dan lain-lain
(Soenardi, 2002).
Selain
karbohidrat, nutrien yang dapat menghasilkan energi adalah protein dan lemak.
Namun jika protein dan lemak dijadikan sebagai sumber energi, maka
penggunaannya sangat tidak efisien. Hal tersebut disebabkan oleh protein
merupakan nutrien yang berfungsi sebagai zat pembangun tubuh dan lemak sebagai
bahan bakar di dalam proses metabolisme tubuh. Oleh karena itu sebagian besar
energi yang diserap tubuh adalah energi yang berasal dari karbohidrat.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sangat penting dalam melakukan pengujian
terhadap bahan pakan untuk mengetahui kandungan nutriennya sehingga penggunaan
sumber energi dapat diperoleh dari bahan pakan yang sesuai (Yuri, 2013).
B. Penggolongan Karbohidrat
Menurut Hayati (2013) secara alami, ada
3 bentuk karbohidrat penting yaitu Monosakarida, Oligosakarida dan Polisakarida.
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang
sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja
dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menkjadi
karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton. Contoh dari Monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa
dan pentosa.
2. Oligasakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida
mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida
yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Contoh
dari oligasakarida yaitu sukrosa, laktosa, maltosa, rafinosa dan stakiosa.
3. Polisakarida
Polisakarida mempunyai molekul besar dan
lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri
atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain
disebut heteropolisakarida.
Umumnya polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan
tidak mempunyai sifat mereduksi, polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah
amilum
glikogen, dekstrin dan selulosa.
glikogen, dekstrin dan selulosa.
C. Identifikasi Karbohidrat
Uji
karbohidrat biasanya menggunakan uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji
fermentasi, uji selliwanoff, uji osazon, dan uji iod. Uji molisch tidak
spesifik terhadap karbohidrat. Uji benedict digunakan untuk mendeteksi adanya
gula pereduksi dalam sampel. Uji barfoed dapat membedakan monosakarida dengan
disakarida. Uji fermentasi untuk hidrolisis gula oleh khamir. Uji selliwanoff
untuk membedakan gugus fungsi dari glukosa. Uji osazon untuk mengetahui bentuk
gugus glukosa. Uji iod dapat mendeteksi kandungan amilosa dalam pati (Ayyinispiv, 2013).
Menurut
Yamin (2013) pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat
dilakukan dengan teknik kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test
kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :
1.
Uji Molish
Uji ini merupakan uji
yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa organik
lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan
glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural
dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan
menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan adanya
karbohidrat.
- Uji Benedict
Uji ini digunakan untuk
pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna hijau,
kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah
gula yang mereduksi.
- Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk
membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Barfoed merupakan
pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida.
Disakarida akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan pemanasan
yang lebih lama. Dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida,
polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai terbentuk endapan tembaga
oksida yang berwarna merah bata.
- Uji Bial
Uji ini digunakan untuk
menguji adanya gula pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL pekat akan
menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil
pemanasan akan menghasilkan warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula
pentosa.
- Uji Selliwanof
Uji ini digunakan untuk
menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi
lebih cepat dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol (1,3-
dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna merah kompleks (merah-cherry).
- Uji Iodium
Uji ini digunakan untuk
menguji adanya polisakarida. Pembentukan warna biru menunjukan adanya pati,
warna merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.
Larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi Molisch, yaitu larutan
5% α-naftol dalam alcohol, kemudian ditambah asam sulfat pekat dengan
hati-hati. Warna violet yang terbentuk menunjukkan adanya karbohidrat . Dasar uji ini
adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat
menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi aldehida yang
terbentuk ini dengan α-naftol membentuk senyawa yang berwarna khusus untuk
polisakarida dan disakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu
hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau pentose, dan
diikuti oleh proses dehidrasi dan proses kondensasi (Sumardjo, 2008).
Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang
digunakan adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam
potassium iodide. Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai
poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga
dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti
disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak
dapat berikatan dengan iodine (Monruw, 2010).
Glukosa adalah zat padat putih berkristal, larut dalam air, tetapi sukar larut
dalam alkohol. Rasanya manis, tetapi tidak semanis gula pasir. Contohnya adalah
gula merah dan buah anggur. Fruktosa adalah zat padat berkristal tak berwarna,
lebih mudah larut dalam air dan alkohol daripada glukosa, tetapi rasa manisnya
kira-kira sama. Contohnya adalah buah-buahan. Sukrosa adalah zat padat putih
berkristal, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan gula paling
manis, dihasilkan dari reaksi glukosa dan fruktosa. Contohnya adalah gula pasir
atau gula tebu (Santoso, 2008).
Madu merupakan produk lebah yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan
paling banyak ditemukan di pasaran. Manfaat madu diantaranya untuk pengobatan,
pemeliharaan kesehatan, bahan pengawet alami, serta bahan pemanis makanan dan
minuman. Sejak zaman dulu, madu merupakan makanan yang sangat digemari dan
digunakan sebagai obat. Ditemukan lukisan-lukisan dalam piramida di Mesir yang
menggambarkan penggunaan madu sebagai makanan dan obat-obatan. Juga di dalam
koleksi George Eber yang dilukis 3.500 tahun yang lalu dalam satu jenis rumput
menerangkan bahwa madu bisa digunakan untuk mengobati luka-luka, merangsang
urinasi, dan mempermudah pengeluaran isi perut. Madu mengandung banyak
mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, alumunium, besi, fosfor, dan
kalium. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam madu adalah thiamin (B1),
riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat,
biotin, asam folat, dan vitamin K. Sedangkan enzim yang penting dalam madu adalah
enzim diastase, envertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Enzim
diastase adalah enzim yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi
karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang
memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase
adalah enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida. Enzim
peroksidase melakukan proses oksidasi metabolism. Semua zat tersebut berguna
untuk proses metabolisme tubuh (Rohmaq,
2013).
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/
Tanggal : Sabtu/ 23 November
2013
Pukul : 10.00-12.00 Wita
Tempat : Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi
Universitas Islam
Negeri Alauddin, Samata -
Gowa.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini bunsen, gegep, pipet skala,
pipet tetes, rak tabung dan tabung reaksi.
2.Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu fehling A dan
fehling B, glukosa 2%, H2SO4,
korek api, minyak bimoli, minyak kelapa,
minyak zaitun, pati 5%, pensil warna,
reagens benedict dan reagens molisch.
C.
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Tes Molisch
a. Menyiapakan 5 buah tabung reaksi
dan 1 rak tabung, pipet skala dan
pipet tetes.
b. Mengisi bahan pada tiap tabung
sebanyak 1ml seperti minyak bimoli,
minyak kelapa, minyak zaitun,
glukosa 2% dan pati 5% kemudian dilihat
perbedaannya.
c. Kemudian menambahkan larutan
reagens molisch sebanyak 3 tetes.
d. Setelah itu diamati warna pada
tiap tabung kemudian di gambar.
e. Selanjutnya tiap tabung
ditambahkan larutan H2SO4, kemudian diamati
perubahan warna yang terjadi lalu
digambar.
2. Tes Fehling
a. Menyiapkan
semua alat dan bahan.
b. Memasukkan
2 ml larutan fehling A dan B kedalam masing-masing 5
tabung
reaksi kemudian menambahkan 2 ml larutan pati 5% kedalam
tabung.
c.
Selanjutnya menambahkan 2 ml larutan glukosa 2% kedalam tabung
lalu
menambahkan 2 ml larutan minyak zaitun, minyak bimoli, minyak
kelapa kedalam tabung reaksi.
d. Memanaskan
masing-masing tabung reaksi menggunakan gegep diatas
pembakar spritus selama 2 menit.
3. Tes
Benedict
a. Tiap tabung
diberi 1 ml reagens benedict kedala tabung reaksi.
b. Tabung
reaksi tersebut, kemudian diisi 6 tetes setiap tabung kecuali
tabung
pati dan glukosa jumlahnya berbeda.
c.
Dilakukanlah pembakaran pada semua tabung.
d. Mengamati
perubahannya.
4. Tes Hidrolisa
Karbohidrat
a. Menyiapkan
alat dan bahan terlebih dahulu.
b. Mengambil
larutan pati 5% sebanyak 3 ml.
c.
Menambahkan 5 tetes larutan H2SO4 pekat.
d. Memanaskan
campuran larutan H2SO4 dan pati selama 10 menit.
e. Mengamati
larutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai
beriukut:
1. Percobaan Test
Molisch
Gambar
|
Keterangan
|
1. a. Minyak kelapa + Molisch
b
1
2
3
b. Minyak kelapa + Molisch
+ H2SO4
1
2
3
4
|
1. Larutan coklat
2. Cincin coklat
3. Gelembung bening yang berukurn
besar
1. Cincin hitam
2. Larutan coklat muda
3. Endapan hitam pekat
4.Larutan kuning keruh
|
2. a. Minyak
Zaitun + Molisch
1
2
b. Minyak Zaitun + Molisch +
H2SO4
1
2
3
|
1. Cincin coklat
2 .Gelembung kecil
1. Gelembung kecil
2. Larutan merah tua
3. Larutan orange
|
3.
a. Glukosa 2% + Molisch
1
2
b. Glukosa 2% + Molisch +
H2SO4
1
2
|
1. Cincin coklat
2. Gelembung coklat muda
1.Cincin bening
2.Larutan hitam pekat
|
4. a. Minyak bimoli + Molisch
1
2
b. Minyak bimoli + Molisch
+ H2SO4
1
2
3
|
1. Cincin kuning tua
2. Gelembung coklat tua
1. Cincin hitam pekat
2. Larutan hitam pekat
3. Bening keruh
|
5. a. Pati 5% + Molisch
1
2
b. Pati 5% + Molisch + H2S04
1
2
3
|
1.Cincin coklat muda
2.Larutan bening
1.Larutan coklat
2.Larutan hitam pekat
3.Larutan merah maron
|
Sumber: Hasil Pengamatan di Laboratorium Ilmu
Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makassar.
2. Percobaan Tes Fehling
Gambar
|
Keterangan
|
1.
Minyak
bimoli 2
mL
a.Sebelum di panaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
|
1.Cincin kuning
2.Larutan biru
1.Cincin kuning
2.Gumpalan gelembung biru
|
2. Minyak zaitun
a.Sebelum di panaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
|
1.Cincin bening
2.Larutan biru
1.Cincin bening
2.Endapan biru
|
3. Pati 5%
a.Sebelum di panaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
|
1.Cincin bening
2.Larutan biru jernih
1.Cincin bening
2.Larutan biru keruh
|
4. Glukosa 2%
a.Sebelum di panaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
|
1.Cincin bening
2.Larutan biru jernih
1.Cincin bening
2.Larutan biru keruh
|
5. Minyak kelapa
a.Sebelum di panaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
|
1.Cincin bening
2.Larutan biru jernih
1.Cincin bening
2.Larutan biru keruh
|
Sumber: Hasil Pengamatan
Di Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi
Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makassar.
3. Percobaan Test Benedict
Gambar
|
Keterangan
|
1. Benedict + pati 5 %
a.Sebelum di panaskan
1
2
3
b.Sesudah di panaskan
1
2
|
1.Cincin biru
2.Larutan putih
3.Larutan biru
1.Cincin orange
2.Larutan coklat
|
2. Glukosa 2% + Benedict
a.Sebelum di panaskan
1
2
3
b.Sesudah di panaskan
1
2
3
|
1.Cincin biru
2.Larutan putih
3.Larutan biru
1.Cincin bening
2.Cairan kuning
3.Larutan merah bata
|
3. Minyak bimoli + Benedict
a.Sebelum di panaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
3
|
1.Cincin kuning
2.Larutan biru
1.Cincin biru pekat
2.Larutan kuning biru
3.Larutan biru tua
|
4. Minyak kelapa + Benedict
a.Sebelum dipanaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
|
1.Cincin kuning
2.Larutan biru
1.Cincin biru pekat
2.Cairan bening bergelembung
|
5. Minyak zaitun
a.Sebelum di panaskan
1
2
b.Sesudah di panaskan
1
2
3
|
1.Cincin kuning
2. Larutan biru
1.Cincin biru tua
2.Larutan kuning
3.Larutan biru tua
|
Sumber: Hasil Pengamatan
Di Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas Sains Dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makassar.
4.
Percobaan
Tes Hidrolisa Karbohidrat
Gambar
|
Keterangan
|
1.
Pati 1% 3 mL
a.Sebelum dicampur
1
b.Sesudah di campur
1
2
c.Sesudah di panaskan
1
|
1.Larutan Keruh
1.Larutan keruh
2.Cincin bening
1.Larutan Bening
|
Sumber: Hasil Pengamatan Di Laboratorium Ilmu Peternakan,
Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makassar.
B.
Pembahasan
1. Percobaan Tes Molisch
Pada uji molisch, semua zat uji
adalah termasuk karbohidrat, hal tersebut dapat dilihat pada terbentuknya
cincin berwarna coklat dan menggelembung bening yang berukuran
besar di bawah cincin berwarna coklat setelah penambahan larutan reagens
molisch sebanyak 3 tetes pada minyak
kelapa. Setelah itu ditambahkan lagi larutan H2S04 sebanyak 1 ml. Warna yang muncul yaitu pada
bagian atas terdapat cincin berwarna hitam, kemudian terdapat larutan berwarna
coklat dan terdapat endapan hitam pekat dan pada bagian bawahya ada larutan
kuning keruh. Sedangkan pada minyak zaitun dengan penambahan reagens molisch
terdapat cincin coklat dan gelembung kecil, setelah itu ditambahkan lagi
larutan H2SO4 1 ml hasilnya menggelembung kecil dengan
larutan merah tua dan dibawahnya terdapat larutan orange. Pada glukosa 2%
dengan penambahan larutan reagens molisch terdapat cincin berwarna coklat dan
terdapat gelembung coklat muda kemudian setelah itu ditambahkan lagi larutan H2S04
terdapat cincin bening dengan larutan hitam pekat. Minyak bimoli yang
ditambahkan reagens molisch terdapat cincin kuning tua dan ada gelembung coklat
tua. Setelah itu ditambahkan lagi larutan H2S04 terdapat
cincin hitam pekat, larutan hitam pekat dan bening keruh. Pati dengan
penambahan reagens molisch terdapat cincin coklata muda dengan larutan bening.
Sesudah itu ditambahakan larutan H2S04 terdapat larutan
coklat, larutan hitam pekat dan larutan merah maron.
Menurut Rohmaq Niar (2013)
bahwa pereaksi
molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji ini bukan uji spesifik
untuk karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa
larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan
menyatakan reaksi positif, sedangkan warna hijau adalah negatif..
Dari hasil percobaan dengan
literatur dapat dibandingkan dan disimpulkan bahwa hasil percobaan dengan
literatur sangat jauh berbeda hasilnya dimana hasil percobaan tidak ada yang
menunjukkan salah satu warna antara ungu kemerah-merahan dan warna hijau untuk
menunjukan ada tidaknya karbohidrat didalamnya. Sedangkan pada literatur untuk
mengetahui ada tidaknya karbohidrat dapat diketahui dengan melihat warna ungu
kemerah-merahan yang menyatakan reaksi positif dan warna hijau menunjukan
reaksi negatif.
2. Percobaan
Tes Fehling
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan tes fehling dapat
diketahui dimana minyak bimoli 2 ml sebelum dipanaskan terdapat cincin berwarna
kuning dan larutan biru, sedangkan sesudah dipanaskan hasilnya ada cincin
kuning dengan gumpalan gelembung biru. Kemudian pada minyak zaitun sebelum
dipanaskan terdapat cincin bening dengan larutan biru, setelah dipanaskan
terdapat cincin bening dengan endapan biru. Pati 5% sebelum dipanaskan ada
cincin berwarna bening dengan larutan bitu jernih, saat setelah dipanaskan
terdapat cincin bening dengan larutan biru keruh. Pada glukosa 2% yang sebelum
dipanaskan terdapat cincin bening dengan larutan biru jernih, sedangkan sesudah
dipanaskan terdapat cincin bening dengan larutan biru keruh. Pada minyak kelapa
sebelum dipanaskan hasilnya terdapat cincin bening dengan larutan biru jernih,
sedangkan sesudah dipanaskan terdapat cincin bening dengan larutan biru keruh.
Menurut Maya (2013) bahwa
pereaksi fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan sehingga diperoleh
suatu larutan yang berwarna biru tua .
Jika mau dibandingkan hasil
percobaan dengan literatur dapat disimpulkan bahwa hasilnya hampir sama dalam praktikum yang
mana berwarna biru hanya saja pada literatur berwarna biru tua sedangkan pada
percobaan yang telah dilakukan hasilnya berwarna biru jernih dan biru keru pada
setiap larutan percobaan tes fehling.
3. Percobaan Tes Benedict
Hasil pengamatan yang telah diperoleh
dari percobaan tes benedict yaitu larutan benedict yang ditambahkan dengan pati
5% sebelum dipanaskan terdapat cincin biru dengan larutan putih dan larutan
biru. Berbeda dengan setelah dipanaskan yangmana terdapat cincin orange dwngan
larutan coklat. Glukosa 2 % ditambahkan dengan larutan benedict sebelum
dipanaskan terdapat cincin biru dengan larutan putih dan larutan biru,
sedangkan yang sudah dipanaskan terdapat cincin bening dengan cairan kuning dan
larutan merah bata. Pada minyak bimoli yang ditambahkan dengan larutan benedict
terdapat cincin kuning dengan larutan kuning, setelah dipanaskan hasilnya
terdapat cincin biru pekat dengan larutan kuning biru dan larutan biru tua.
Minyak kelapa yang ditambahkan dengan larutan benedict sebelum dipanaskan
terdapat cincin kuning dengan larutan biru berbeda halnya setelah dipanaskan
dimana terdapat cicin biru pekat dan cairan bening menggelembung. Minyak zaitun
sebelum dipanaskan terdapat cincin kuning dengan larutan biru, setelah
dipanaskan ada cincin berwarna biru tua, larutan kuning dan larutan biru tua.
Menurut Rohmaq
Niar (2013) bahwa pada uji benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang
mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida)
berwarna merah bata.
Jika mau dibandingkan hasil percobaan dengan literatur dapat disimpulkan
hasilnya sesuai sesuai dengan percobaan yang mana pada glukosa setelah
dipanaskan berwarna merah bata.
4. Percobaan
Tes Hidrolisa Karbohidrat
Pada
percobaan tes hidrolisa karbohidrat yang diamati pada pati 1 % dengan 3 ml
sebelum dicampur terdapat larutan keruh, kemudian setelah dicampur terdapat
larutan keruh dan cincin bening. Sedangkan sedudah dipanaskan hanya terdapat
larutan bening.
Menurut Rahmaq (2013) pati dalam
suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang
lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium dan menghasilkan
warna biru samapi tidak berwarna.
Berdasarkan hasil percobaan dengan literatur dapat dibandingkan dan
disimpulkan bahwa hasil akhir hidrolisis
dapat ditegaskan dengan uji Benedict. Hal ini sesuai dengan praktikum karena warnanya bening dan bisa
dikategorikan tidak berwarna.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk mengetahui pengaruh asam kuat terhadap
karbohidrat yang diberi
larutan alfa naftol dalam alkohol 95% dapat dilihat dengan menggunakan uji tes
percobaan molisch tetapi tes molisch tidak sesuai antara
teori dengan hasil praktikum dimana hasil praktikum tidak menunjukkan adanya
warna ungu kemerah-mrahan dan warna hijau untuk mengetahui ada tidaknya
karbohidrat didalamnya, sementara dalam teori menjelaskan bahwa untuk
mengetahui ada karbohidrat didalamnya ditandai dengan warna ungu
kemerah-merahan sebagai reaksi positif sementara berwarna hijau menunjukkan
reaksi negatif.
2. Untuk mengetahui adanya sifat mereduksi dari karbohidrat yang
mengandung gugus aldehid keton dalam larutan alkalis dan asam lemak
terhadap Cu dengan menggunakan uji percobaan tes fehling, tes benedict dan tes
hidrolisa karbohidrat.
B. Saran
Pada
praktikum biokimia ini sebaiknya menggunakan perlengkapan praktikum seperti sarung
tangan, hendaknya ruangan dikondusifkan, jangan terlalu padat.
DAFTAR PUSTAKA
Ayyinispiv.2013. Laporan Karbohidrat. http://ayyinisvip.wordpress.com/2013/04
/04/laporan-karbohidrat/. (24 November
2013).
Hayati.2013. Laporan Karbohidrat.http://hayatibio.blogspot.com/2013/05/laporan-
karbohidrat.html. (24 November 2013).
Irawan MA. Karbohidrat.
Jakarta:Sport Science Brief .2007
Monruw. Uji Iod.Jakarta:Erlangga.2010.
Rohmaq, Niar.2013. Laporan
Biokimia.http://rohmaqniar.blogspot.com/2013/06/
laporan-praktikum-biokimia-umum.htm. (24
November 2013).
Santoso, Anwar. Rumus Lengkap
Kimia SMA. Jakarta: WahyuMedia.2008.
Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiwa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas
Bioeksakta. Jakarta: Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.2008.
Soenardi, Tuti. Seri Menu Anak:
Makanan Sehat Penggugah Selera Makan
Balita.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.2002.
Yamin.2013. Laporan Praktikum Biokia Umum.http://yaminanggri.blogspot.com
/2013/04/laporan-praktikum-biokimia-umum_7004.html. (24 November
2013) .
laporan-karbohidrat/ . (24 November
2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar