Jumat, 26 September 2014

Demi Ratusan Kiloan Perjalanan Hanya Untuk GIFO



Tak pernah terlintas dipikiranku untuk pergi dan merencanakan sama sekali refreshing or rekreasi bersama teman-teman karena baru saja dari Bone dan Kolaka. Ketika saya berada di Makassar, ada BBM an yang masuk bahwasanya Anak Himabim ingin pergi Liburan. Liburan kali ini yang akan dikunjungi ada beberapa tempat yang mana opsi 1 di Bantimurung, Maros, Opsi2 Anjungan, Opsi3 Bira dan Opsi4 Malino. Mengingat, kemauan teman-teman ingin menapaki dan menjajal tempat liburan yang jauh maka opsi3 Bira yang Fix. Olehnya itu, Liburan kali ini Bersama teman-teman yang akan di Kunjungi adalah Pantai Pasir Putih Bira Beach, Bulukumba Berlayar. Tempat yang akan dikunjungi sudah ada, dari beberapa teman-teman sudah ada yang browsing via Google keberadaan Pantai Pasir Putih Bira Beach, Bulukumba Berlayar mulai dari letaknya, keindahan lautnya, Villanya dll. Awalnya keberangkatan pada pukul 16.00 Wita Sabtu, 20 September 2014 berubah keberangkatan pukul 14.00 Wita karena jarak tempuh perjalanan yang akan dilewati  ±  7 Jam. Kami berkumpul di Bundaran Kampus. Sebelum berangkat, sudah ada ambil gaya, berpose bahkan selca sambil menunggu beberapa teman. Akhirnya saya pun datang juga. Saya bertanya dengan Senior, Kak Dimana Emhy (Suhaemi)?? Senior Pun menjawab, Eddd, tanya itu temanta, kenapa belum datang???Dia itu masih kuliah orang sudah mau berangkat??Cetusnya, yang biasa di Sapa Kak Inah (Ina Angriani) Oww kuliah ini hari kah??Kataku. Ia, dia bilang gampang ji kak kalau saya, tenang mi. Ardhy ji itu mau di bujuk  Kak supaya berangkat lebih cepat??Katanya gampang ji kalau Emhy soal tepat keberangkatan tinggal membujuk satu teman supaya keberangkatan lebih awal dan kuliahnya ditinggalkan tapi kenyataanya Emhy (Suhaemi) yang mau di bujuk dan tidak meninggalkan kuliahnya. Yang Katanya sudah berjanji dengan Kak Inah (Ina Angriani) bahwa Emhy (Suhaemi) tidak mau masuk kuliah. Lagi-lagi Ngaret deh keberangkatan. Ketika perjalanan dimulai, saya hanya bisa menutup telinga  karena didalam mobil, penumpangnya bagaikan jual beli barang di pasaran. Ya, Ampun ditambah  panas membuat keringat bercucuran selayaknya habis bekerja. Wadduh tak tertahankan kalau begini ceritanya, yang paling heboh dan paing ribut selayaknya di pasaran Kursi mobil bagian kelas 2 dan 3. Yang duduk didepan, tidak banyak bicara. Tapi Kursi kedua dan ketiga dari belakang, Ya ampun berisik banget. Sebut Saja Emhyt Dokok (Demitri Bahriani) yang kadang kala di panggil Kodok, sapaan akrabnya Kak Emhyt dengan Kak Inah (Ina Angriani). Keduanya ini kalau memang ketemu sudah beradu mulut yang tidak ada titik komanya. Mereka berdua itu sama-sama karakter. Kak Rika (Rika Rahim), Kak Eko (Eko Purwanto) dan Uchy (Nurul Tauhid) dan Kak Ina (Ina Angriani), mereka berempat duduk paling belakang. Bagian tengah ada Saya, Kak Emhyt (Demitri Bahriani), Kak Echa (Lheny Sasmitasari) dan Kak Nayah (Inayah Natsir). Dan yang didepan ada Emhy (Suhaemi) dan Syamsul Has beserta Pak Sopir. Perjalanan sudah melintasi wilayah Bajeng, sudah ada yang tidur terlelap seperti tidur dikamarnya sendiri. Dari menit ke menit tidak terasa sudah memasuki  Kabupaten Takalar, Selamat Datang Butta Toa, Kabupaten Takalar. Masih Jauh perjalanan, salah satu penumpang sudah ada yang gagal ditengah perjalanan untuk mendapatkan tanda lulus keberangkatan, ditengah perjalanan sudah ada yang Muntah. Tidak terasa dengan waktu perjalanan, Salah seorang Cewek menanyakan Keberadaan Kabupaten Jeneponto, Sebut saja Uchy (Nurul Tauhid). Ya , Ampun ini adik, sudah di Jeneponto, Ungkap Kak Emhyt (Demitri  Bahriani). Begitulah kalau tertidur di dalam mobil. Indahnya perjalanan di Kabupaten Jeneponto. Saya menikmati perjalanan ketika melintasi  Kabupaten Jeneponto yang jalannya berkelok-kelok tetapi tidak menajam dan seperti  pula jalan tol, di sepanjang sisir jalan di suguhi nuansa laut dengan panorama alam tambak pembuatan garam. Disepanjang jalan, banyak tempat penjualan garam jadi. Kira-kira itu garam, yang karung kecil berapa harganya??Spontan menjawab Kak Eko (Eko Purwanto) Harganya Rp. 1.000 dan yang lain ketawa mendengar ucapannya. Mana ada garam Rp.1.000. Tapi yang pasti murah di daerah ini, kataku. Ketika menapaki jalan Welcome Butta Toa, Kabupaten Bantaeng. Ada tugu yang dilewati yang beraneka ragam rupa bentuk sebagai Penghasil Utama Kabupaten Bantaeng, ada Markisa, Jagung dan masih banyak yang lainnya.Wiuh, bagusnya Foto-foto di depan tugu situ, Singgah dulu Foto-foto, Kata Kak Emhyt (Demitri Bahriani). Sambil melintasi Kabupaten Bantaeng, Kak Echa (Lheny Sasmitasri) asyiek berbincang-bincang dengan Pak Sopir soal Wilayah Bantaeng, mulai dari Tata Kotanya, Kota Bersih, Bupatinya seorang Proffessor dll. Masih jauh perjalanan, punggung sudah terasa pegal akibat duduk terlalu lama, jujur saja baru kali pertama melakukakan perjalanan berkisar 7 jam lamanya. Dik Ardhy, jangankan 7 Jam, bagaimana dengan saya. Saya Ke Enrekang bersama Syamsul (Syamsul Has) dengan waktu tempuh perjalanan 14 Jam dengan Mengendarai Sepeda Motor. Pasti Pegal rasanya melakukan perjalanan jauh, itu sudah pasti. Kak Emhyt (Demitri Bahriani) tidak pernah menutup mulut sekalipun melintasi jalan. Dia Bercerita, pengalaman dan kegiatan Baksos yang diadakan di Kepulauan Selayar yang tepatnya di Pulau Jampea. Katanya perjalanan ke Selayar dengan menggunakan jasa Ferry ke Benteng Ibu Kota Kepulauan Selayar tidak Memakan waktu yang lama untuk sampai di tempat tersebut namun Perjalanan dari Benteng ke Pulau Jampea itu sangat lama untuk sampai ke dermaga berikutnya. Kegiatan Baksos yang diadakan di Pulau Jampea berlangsung selama Seminggu. Katanya sih, anak-anak disana merasa sedih  dan menangis melihat Pengurus dan Anggota HMJ PAI sudah tiba saatnya meninggalkan Pulau Jampea dan Kembali ke Makassar untuk mengenyam Pendidikan seperti sebelumnya. Perlahan-lahan, hampir semua penumpang terkecuali dengan sopir, sudah tertidur pulas. Beberapa jam kemudian, penumpang merasa lapar. Uchy (Nurul Tauhid), Kak Singgah Dulu Makan E, Lapar???Ayolah..Salah senior menjawab, mau singgah makan atau tidak??Spontan Uchy menjawab, singgah dong. Akhirnya singgah juga di WR. Kebetulan Warung tersebut berhadapan dengan Toko Alfamidi, wah semua memburu Toko tersebut. Ada yang menarik Money di ATM, ada pula langsung berbelanja untuk persiapan makanan di Bira. Setelahnya itu, WR pun di serbu. Kak Ina dan Kak Emhyt berkata kamu pesan apa??Mulai lah dari satu persatu memesan, ada Mie Pangsit, Soto Ayam dan Lalapan. Sambil menunggu pesanan sambil gifo-gifoan dulu. Makanya saya berikan Tema dalam Perjalan Ini adalah Demi Ratusan Kiloan Hanya Karena Gifo Buktinya dimanapun dan Kapan pun tidak mengenal waktu, pagi sore bahkan malam kamera selalau menemaninya setiap saat. Barang kali satu-satunya yang paling berharga adalah Kamera sekalipun sebagai Pacarnya. Ketika usai makan, istirahat sejenak lalu meneruskan perjalanan. Ketika itu, saya tidak bersandar pada kursi, lalu kemudian Kak Echa berkata seperti ini “Dik, Bersandar di Kursi, Kita Gantian Kalau Capek. Jangan Malu-malu.Jiah, Saya tidak bersandar dikira karena malu. Bukan malu tetapi merasa keenakan membungkuk kedepan karena tersandar pula dari kursi Sopir sambil tiduran. Tidak terasa kemudian waktu menunjukan Pukul 20.00 Wita tiba di Kabupaten Bulukumba. Em, sebentar lagi kita sampai ini. Waktu itu, pak sopir belum paham betul jalur perjalanan ke Bira, maka singgahlah bertanya kepada masyarakat setempat. Diberikan arah ‘Terus lalu belok kanan dan belok kiri lagi nantinya’ belum belok kiri, pak sopir bertanya kembali kepada ibu-ibu yang ditemui di pinggir jalan, Bu Mau Bertanya, Kalau Mau Ke Bira Lewat Mana?? Ibu pun menjawabnya, O..Lewat disini sambil menunjukan arahnya, belok kiri. Begini, terus-terus ki, jangki belok kiri.Oww iya bu, terimah kasih. Ketika sampai di Toko Alfamart pak sopir bertanya kembali, sambil pak sopir bertanya singgah pula membeli  Air Minum 1 Dos. Katanya Perjalanan ke Bira Terus-terus saja. Maka Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Satu jam telah berlalu, telah memasuki Desa Bira.Yeah, akhirnya perjalan segera finish, dalam perjalanan kami mendapati gerbang pelabuhan penyeberangan Kepulauan Selayar. Tidak lama kemudian, sudah terlihat pula gerbang pintu Masuk Pantai Bira. Ketika sudah Masuk di Kawasan Pantai Bira. Sudah saatnya mencari penginapan/Villa atau Guest House. Tak lama kemudian penginapan sudah ada ditemukan yang pas. Segerahlah bergegas mengambil barang lalu mengangkat ke dalam penginapan. Sepertinya perut terasa kosong, buktinya Cemilan yang di bawa diserbu diteras penginapan. Tak lama kemudian saya mengajak Syamsul dan Emhy ke luar jalan-jalan sambil malam mingguan. Biarkan Berdua Kak Inah dan Kak Eko berduaan Malam Mingguan Juga.Hahah. Ketika itu saya keluar bersama Syamsul dan Emhy dengan membawa Kamera. Saat berjalan, Kak Emhyt datang menghampiri kita dengan berlarian, ikut dong. Ditengah jalan, singgah berfoto-foto lagi padahal sudah malam.Dasar Gila Foto, terus tidak banyak gaya. Gayanya pun tidak ada yang bagus. Apalagi Kak Emhyt gayanya yang paling menonjol adalah salam 2 jari terkadang bisa di bilang foto yah, ok fix.Hahhah...Tak lama kemudian kembali ke penginapan. Tetapi sebelumnya, singgah lebih dahulu di penjual baju khas Bira. Syamsul membeli baju 2 buah, mungkin yang 1-nya punya someonenya. Lalu Emhy dan Kak Emhyt membeli juga. Setelahnya itu kembali ke penginapan. Setelah ke penginapan dilanjutkan lagi bermain kartu. Domino dan Jendral. Domino dimainkan oleh Kak Eko, Kak Rika, Uci dan Syamsul. Saya sendiri bermain Jendral bersama Emhy, Kak Emhyt dan Kak Inah. Awalnya yang sering kena gocokan kartu selang seling diperankan oleh Kak Inah, Kak Emhyt dan Emhy. Di Domino yang berselang seling kena gocokan kartu ada Kaka Eko dan Uchy. Sementara Kak Echa dan Kak Nayah asyiek dengan bertatapan Hand Phone masing-masing yang iya punya sambil baringan diatas ranjang. Padahal waktu permainan itu sudah menunjukan pukul 23.00 Wita tetapi permainan pun tetap berlangsung. Tak lama kemudian saya pun kena giliran kena gocokan kartu. Dan Kak Emhyt mencatat dalam pikirannya bahwa yang sudah dapat T,U,K,A,N,G. Wah nasib saya, berselang seling kena gocokan bersama Emhy. Kak Inah menunjukan Ekspresi mukanya terhadap saya dengan wajah sedih dan menangis. Wih, kasianku lihat ki Ardhy..Hahhaha Modus lagi ini.Tak pernah terhenti, berselang seling kena gocokan bersama Emhy. Dan selalu kena sindiran atau olokan dari Kak Emhyt dan Kak Inah, maka saya pun berkata ayo Emhy kita borong berdua itu. Disebelah juga pun tampaknya seperti itu antara Kak Eko dan Uchy. Dan akhirnya, dengan kesadaran rasa bangga, 2 tim penguji meloloskan 4 orang ujian sidang dan berhak mengikuti wisudah dengan predikat Cum Luade dengan gelar S.TB. Keempat orang Ini adalah Eko Purwanto, S.TB, Nurul Tauhid, S.TB, Suhaemi, S.TB dan Ardiansyah, S.TB. Dan Keempat orang lainnya sementara dalam perbaikan diantaranya Ina Angriani, Demitri Bahriani, Rika Rahim dan Syamsul Has. Mengingat dalam perbaikan karena belum layak dapat gelar dikarenakan keahliannya masih diragukan didepan tim penguji.Hahahha..Waktu sudah menunjukan pukul 00.00 Wita. Sudah saatnya permainan usai. Dilanjutkan tidur. Tetapi mengapa demikian, waktunya tidur masih saja bergosip.Memang begitukah dengan perempuan tidak mengenal waktu dengan gosip???dengan begitu saya pun bilang, Kapan tidurnya kalau bergosip terus, mau sampai kapan???tak lama kemudian semuanya terdiam dan sudah tertidur.  Jam 05.00 Wita sebagian sudah terbangun, hanya saya dan Syamsul tetap melanjutkan tidur. Ketika paginya, sudah bergegas sarapan dan siap ke pantai. Namanya Kamera tak pernah ketinggalan, disetiap tempat pasti melakukan pemotretan. Seperti saja tukang fotografer. Yang paling unik disini adalah bahwasanya Kak Echa memiliki cara tersendiri dalam melakukan pemotretan yang jauh sangat berbeda dari yang lain dimana orang-orang saat ini jika ingin melakukan pemotretan foto dengan selca cukup dengan bantuan tongsis. Tapi Kak Echa tidak demikian, Kak Echa menggunakan Tangannya sebagai Tongsis terkeren yang pernah ada di Himabim dan bisa dibilang paling terhandal dan tanpa pakai biaya pula. Jika kalian ingin Foto Selca, cukup kalian panggil Kak Echa Karena Punya Tongsis Alternatif dan tanpa biaya.Hahha.  Indahnya pantai Bira yang selama ini lebih dikenal dengan Tanjung Bira yang merupakan salah satu destinasi wisata populer di Sulawesi Selatan. Bagaimana tidak, Bira Beach diminati banyak pelancong  dari berbagai daerah bahkan dari Mancanegara buktinya banyak Tourist atau wisatawan Mancanegara berbondong-bondong datang. Siapa sangka yang tak tertarik dengan Keindahan Tanjung Bira, pada siang hari gradasi warna laut yang terlihat biru hingga kehijauan dipadu dengan cerahnya biru langit seakan memanjakan mata kita.  Tak lengkap jika tidak mengunjungi pulau seberang di Tanjung Bira. Maka dari situ kami menyewa satu buah Speed Boat untuk ke Pulau Seberang Pantai Bira. Wao..Kerennya Naik Speed Boat, perasaan bercampur ketakutan dan kegembiraan dimana ketakutan jika terjatuh dari pantai lepas dan kegembiraan itu datang menghampiri kami sambil bersorak-sorak. Tidak pernah ketinggalan dengan kamera. Kapan pun dan dimanapun pasti memotret. Terlihat jelas bahwa semuanya adalah Gifo yang paling terberat. Di Speed Boat, yang duduk paling depan tepatnya pada kepala Speed Boat hampir tidak pernah dapat jepretan foto dan Ngambek, sebut Saja Emhy dan Kak Ina. Tetapi mereka berdua mengambil insiatif dengan memotret diri sendiri.  Yang selalu terpotret dengan kamera yang duduk pada bagian belakang dengan pemotret Kak Echa. Ketika Sampai di Pulau seberang Pantai Bira, tidak lengkap lagi jika tidak melakukan snorkeling di bawah laut yang cantik yang terdapat ikan dan Penyu. Ketika sampainya, bergegas berebut peralatan untuk snorkeling. Tapi sayangnya itu tidak terjadi karena ternyata banyak yang belum tahu berenang dan hanya beberapa orang saja yang tahu berenang. Saya sendiri tidak tahu berenang. Tetapi kami tidak merasa canggung hal itu, karena kami akan belajar. Kami pun mendapati Penyu meskipun tidak tau berenang tetapi berusaha dengan berbagai cara walaupun cara kami lakukan berenang tidak ada dalam daftar  refrensi gaya renang yang dilakukan. Bisa dibilang gaya renang jadul.Hahhaah. Setelahya itu beberapa kemudian kami balik ke Tanjung Bira Lagi. Tampaknya tidak seru jika tidak merasakan namanya Banana Boat ke Tanjung Bira. Yang tinggal dalam Speed Boat hanya tiga orang dimana Kak Eko, Kak Echa dan Kak Nayah sementara yang ada pada Banana Boat ada Syamsul, Kak Inah, Saya Sendiri, Kak Emhyt, Uchy, Kaka Rika dan Emi. Woeh jangan Banyak gaya, nanti jatuh. Jangan ceroboh karena ini pantai lepas, kata Syamsul. Yang ada malah diledekin yang lain. Wah Kak Inah, tidak puas jika tidak berdiri tetapi saya menariknya supaya duduk, eh malah bilang we jangan tarik dong.Haahha.Kak Emhyt tidak mau juga dikalah, Kak Emhyt juga melakukan hal sama sambil berteriak. Ini orang, orang gila atau kah meminta pertolongan.Kak Inah dan Kak Emhyt berteriak memanggil Kak Inah yang berada di depan kami dengan Speed Boat Sambil berteriak dengan menunjukan kehebatan mereka, berdiri di laut lepas tanpa pegangan tangan. Seandainya Jika mereka berdua terjatuh, kira-kira apa yang terjadi. Mungkin hanya bisa bilang selamat menempuh hidup baru.Hahahah. Ketika sesampainya digaris pantai yang diperbolehkan berenang, tiba-tiba Speed Boat memutar dengan mengguncangkan ke kiri sehingga Banana Boat yang kami naiki pun terbalik bersama orangnya.Hhahaha.Tak lama kemudian berada di pantai, kami pun mengakhiri bermain di pantai dan kembali ke penginapan untuk ganti baju. Setelah semuanya tertatap dan berpenampilan cantik. Para Ladies, lagi-lagi Gifo-an.  Ketika itu usai, kembali lagi jalan-jalan sambil berbelanja sebagai ole-oleh khas Bira. Tampaknya para Ladies, terlalu lama berbelanja. Mungkin tidak bisa dipungkiri jika Ladies ketika berbelanja memang paling lama dan masih mending jika tidak pemilih-milih. Dilain sisi katanya,  sambil berbelanja tetapi para Ladies juga menyempatkan Berpose bersama dengan si Bule. Yang paling terlama kemblai penginapan adalah si Uchy. Ketika Mobil saatnya berangkat kembali ke Makassar, penumpang sudah berada dalam mobil tetapi kak Inayah, Kak Emhyt dan Kak Echa masih Gifo-gifoan. Mungkin mereka bertiga tidak mau pulang, tinggalakan saja pak sopir.Hahhah. Cukup sampai disini saja dulu, kali lain lagi dilanjutkan ceritanya. Betul-betul perjalanan ini yang didapati adalah Gifo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar