Senin, 17 Februari 2014

Laporan Ternak Unggas



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
ILMU TERNAK UNGGAS
(PET-2318)





Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah Ilmu
Ilmu Ternak Unggas (Pet-2318) Pada Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains Dan TeknologiUniversitas Islam Negeri
Alauddin Makassar

Oleh:

ARDIANSYAH
60700112049




JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
     Ternak unggas merupakan spesies burung yang dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi manusia yang memeliharanya, beberapa jenis unggas yang memberikan keuntungan antara lain ayam, itik, angsa dan  puyuh. Usaha beternak unggas perlu memperhatikan pakan, breeding, manajemen dan lingkungan. Keempat hal tersebut diperlukan dalam peningkatan produksi dan mempercepat daya kerja setiap sistem yang ada di dalam tubuh ternak sehingga menghasilkan produk yang optimum, antara lain sistem  pencernaan, sistem respirasi, sistem reproduksi, dan sistem urinari (Sandi, 2011).
Unggas adalah salah satu ternak yang dibudidayakan manusia untuk persediaan makanan. Dari unggas akan diperoleh daging yang gurih dan lezat, selain itu juga unggas menghasilkan telur yang bergizi. Bulu-bulu unggas juga berguna untuk kerajinan seperti untuk kemoceng atau bahan lukisan. Bulu unggas yang indah seperti bulu merak juga dapat digunakan sebagai hiasan (Akoso, 1993).
Hal ini dilakukan praktikum guna untuk mengetahui dari Anatomi, Morfologi dan Fisiologis Ternak yang ditinjau dari sistem kerangka unggas, penutup tubuh unggas, perototan pada unggas, sistem organ, sistem pencernaan, sistem pernafasan dan sistem reproduksi  pada ternak unggas.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui struktur tubuh ternak unggas serta dapat memahami proses fisologis dari penyusun tubuh ternak unggas.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Ternak Unggas
Ilmu ternak unggas adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan organ penyusun sistem pencernaan, mengetahui fungsi dari tiap organ, menghubungkan proses pencernaan dengan proses produksi ternak unggas. Pengetahuan tentang sistem pencernaan ini diperlukan untuk dapat memahami berbagai proses yang mungkin terjadi dalam konversi pakan menjadi produksi telur atau daging. Efesiensi konversi pakan untuk produksi telur atau daging tergantung pada efesiensi proses-proses pencernaan dan absorbsinya. Sistem pencernaan pada unggas berkembang sangat sederhana namun dengan efektivitas tinggi. Hal ini sangat penting terkait dengan kemampuan terbang tetap ringan. Secara anatomis, organ pencernaan pada bangsa unggas sama seperti dengan yang dimiliki mamalia, dengan kekecualian bahwa bangsa unggas memiliki gizzard (rempela) dan crop (tembolok) (Anonim, 2013).
Ternak unggas dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi manusia yang memeliharanya, Berdasarkan phylogenetiknya, unggas terletak setingkat setelah reptilia, yang ditandai dengan masih adanya sisik yang dijumpai pada bagian kaki unggas. Sistem lokomosi yang berbeda pada unggas sangat besar pengaruhnya terhadap anatomi, morfologi, dan fisiologi unggas, sehingga analisis mengenai mekanisme terbang (flight) akan mempermudah dalam memahami anatomi dan fisiologi pada unggas. Dibandingkan dengan mamalia unggas memiliki kerangka yang relatif ringan, lebih sedikit tulang dan kompak karena banyak tulang yang mengalami fusi (penyatuan) (Parakkasi, 1986).
Dalam hal ini semakin optimum sistem ini bekerja maka akan menimbulkan performa yang baik terutama pada organ eksterior. Ayam dan itik  organ eksterior antara lain adalah paruh, jengger, mata, lubang hidung, leher, bulu leher, dada, punggung, sayap, paha, kuku, ekor dan beberapa organ lainnya yang menjadi pembeda unggas air dan unggas darat (Sandi, 2011).
B. Sistem Kerangka Unggas (Oestology)
Kerangka ayam berfungsi membentuk kekuatan kerja untuk menyokong tubuh, tempat pertautan otot, melindungi organ-organ vital, tempat diproduksi sel darah merah dan sel darah putih pada sumsum, membantu pernapasan dan meringankan tubuh saat terbang. Secara garis besar susunan tulang ayam. Kerangka dari unggas kompak, ringan beratnya dan sangat kuat. Susunan pada tulang memiliki partikel yang padat dengan bobot yang ringan dan kuat.  Sehingga beberapa unggas mampu untuk terbang atau berenang seperti pada unggas air. Tulang punggung pada leher dan ekor dapat digerakkan dan pada bagian badan memanjang dan hanya satu ruas yang dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut bersatu membentuk suatu susunan struktur yang kaku yang dapat memberikan kekuatan pada susunan tubuh untuk menopang kekuatan gerakan  dan aktivitas sayap (Wiharto, 1991).

Menrut Alexa (2009), tulang merupakan materi yang keras dan kaku yang membentuk rangka dalam pada hewan maupun manusia. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari seekor hewan dinamakan skeleton. Fungsi dari skeleton dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Sebagai alat penunjang tubuh.
2.      Sebagai alat gerak yang pasif.
3.      Untuk melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak.
4.      Untuk member bentuk kepada tubuh hewan.
5.      Sebagai tempat pembuatan unsur- unsur darah.
Sistem Kerangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang sayap, tulang dada, tulang kaki, tulang belakang. Sistem kerangka berfungsi menjaga bentuk tubuh, menyanggah daging, melindungi organ vital dan sebagai alat gerak (Fadillah, 2007).
Menurut Hakim (2014), dibandigkan dengan mamalia unggas memiliki kerangka yang relatif ringan, lebih sedikit tulang, dan kompak karena banyak tulang yang mengalami fusi (penyatuan). Pengelompokan pada kerangka unggas antara lain :
a.       Ossa trunci, merupakan tulang-tulang tubuh utama yang merupakan tempat melekatnya kepala dan alat gerak (kaki dan sayap). Termasuk dalam kelompok ini ialah Columna Vertebralis (ruas tulang belakang ), Ossa Costae (tulang rusuk), dan Os Sternum (tulang dada).
b.      Ossa extremitates (alat gerak)
Terdiri atas :
a.       Axtremitas anterior/superior (sayap) tersusun atas :
1)      Shoulder girldle (tulang-tulang bahu) yang sifatnya tidak dapat bergerak. Terdiri atas  os scapula, os coracoideus, dan os clavicula.
2)      Region Brachii (daerah legan atas), terdapat : os humerus.
3)      Region Antibrachii (daerah lengan bawah), tersusun atas: os radius dan os ulna.
4)      Ragio manus (daerah tangan), terdiri atas: carpus (os carpi radiale dan os carpi ulnare), Metacarpus, dan digiti.
b.      Axtremitas posterior (kaki), tersusun atas:
1)      Pelvis (panggul), anggota tubuh yang tidak dapat bergerak, terdiri dari os ilium, os ischium, dan os pubis.
2)      Regiofemoris (daerah paha) terdapat os tibia dan os fibula serta regio manus (daerah telapak kaki) yang dibedakan atas: os tarsi dan os metatarsi yang tergabung membentuk os tersometatarus.
c.       Ossa Caranii (tulang – tulang kepala).
Pada tulang-tulang kepala terdapat tulang nasale (hidung), maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah), occipital (tulang kepala belakang), (lacrimal) tulang kelenjar air mata.
C. Penutup Tubuh
     1. Kulit
          Kulit pada unggas merupakan bagian pelindung tubuh yang memberikan  perlindungan fisik terhadap organ-organ yang ada di bagian paling dalam.  Fungsi kulit yaitu antara lain: melindungi tubuh dari pengaruh temperatur luar yaitu panas dan dingin, Sebagai pelindung terhadap masuknya mikroorganisme secara langsung kedalam tubuh, hal ini dikarenakan di bawah kulit terdapat lapisan lemak yang mampu mencegah masuknya mikroorganisme. Sebagai reseptor untuk menerima pengaruh ransangan dari luar, hal ini karena terdapat ujung-ujung syaraf pada kulit. Kulit pada unggas relatif tipis dibandingkan dengan kulit pada mamalia (Anonim, 2014).
2. Bulu Sayap
Bulu berfungsi sebagai pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur, identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur. Struktur dan bentuk bulu ukurannya bervariasi pada bagian-bagian tubuh ayam dan dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin antara ayam jantan dan betina terutama pada bulu-bulu leher, sayap dan ekor. Bulu tumbuh pada beberapa tempat, yaitu: bahu (shoulder), paha (thigh), ekor (rump), dada (breast), leher (neck), perut (abdomen), punggung (back), sayap (wing), kaki (leg) dan kepala (head). Sebagian besar bulu tersusun atas protein yang disebut keratin (Anonim, 2014).
Bulu sayap dibagi menjadi bulu sayap bagian primer, skunder dan aksial. Pada bulu sayap bagian skunder terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, mayor , medium dan minor. Pada bulu sayap primer juga dibagi atas mayor, medium dan minor. Selain dari bagian yang tertera diatas ada bagian yang disebut dengan interscapula yang terletak dibagian scapula pada unggas (Anonim, 2014).
3. Jalur Pertumbuhan Bulu
 Unggas mempunyai ciri-ciri yang spesifik dengan adanya alat penutup tubuh yang berupa bulu (pulmae/feather) dan kulit. Bulu menutup hampir seluruh tubuh ayam dan ciri ini yang membedakan dengan hewan bertulang belakang yang lain. Bulu tumbuh pada beberapa tempat, yaitu: bahu (shoulder), paha (thigh), ekor (rump), dada (breast), leher (neck), perut (abdomen), punggung (back), sayap (wing), kaki (leg) dan kepala (head). Sebagian besar bulu tersusun atas protein yang disebut keratin (Anonim, 2014).
Bulu berfungsi sebagai pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur, identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur. Struktur dan bentuk bulu ukurannya bervariasi pada bagian-bagian tubuh ayam dan dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin antara ayam jantan dan betina terutama pada bulu-bulu leher, sayap dan ekor.        Bulu-bulu besar pada sayap dan ekor pada waktu dan umur tertentu akan meluruh dan tumbuh kembali, hal ini menunjukkan waktu tertentu ayam petelur saat keluar dari masa produksi telur. Proses dari peluruhan bulu hingga tumbuhnya bulu baru tersebut disebut molting dan proses ini dibawah kontrol kerja hormon. Penentuan jenis kelamin ayam juga dapat ditentukan dengan adanya gen sex likage dengan melihat pertumbuhan bulu dan warna bulu (Nesheim et al., 1972).
Semua unggas mempunyai bulu yang menutupi seluruh tubuh dan mempunyai perbedaan pada setiap spesies. Bulu tersebut tumbuh pada area bulu yang terdapat pada saluran pangkal bulu pada permukaan kulit,  mempunyai berat 4 sampai 9% dari berat hidup dan berjumlah 6.000 sampai 8.000 lembar. Setiap bulu yang tumbuh pada tubuh mempunyai tipe tertentu, secara garis besar terdiri dari shaft atau racis, barbs (bagian yang bercabang  pada shaft), burbules (bagian yang bercabang  pada barbs) dan barbicels  atau bagian yang bercabang  pada burbules (Anonim, 2014).
D. Sistem Organ (Splanchology)
1. Sistem Pencernaan (Digestive system)
           Secara garis besar alat pencernaan pada unggas dapat dibagi atas tractus allimentarius dan Organa Accessorius. Tractus allimentarius yaitu saluran pencernaan dapat dipandang sebagai tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa. Dari cranial ke kaudal tersusun atas: rongga mulut (cavum oris), pharynx, oesophagus, crop (ingluvies), ventriculus muscularis (gizzard), intestinum tinue (usus halus: duodenum, jejunum, ilium), intestinum crassum (usus besar), ceacum dan cloaca/anus. Panjang dari masing-masing bagian saluran pencernaan bervariasi tergantung pada besar tubuh, tipe makanan dan berbagai faktor lainnya (Frandson, 1992).
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dakam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan. Dari empedal, makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase (Anggorodi, 1985).
2. Sistem Pernafasan (Respiratory system)
Sistem respirasi pada unggas (ayam) terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea, syrinx , bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan mamalia. Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mamalia, otot diafragma berfungsi mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas di dalam darah (Risky, 2012).
Menurut Radiopoetrao, (1991) menyatakan bahwa ayam bernapas dengan menggunakan paru-paru dan kantong udara (air sacs).  Secara umum sistem pernapasan dari unggas didukung oleh beberapa organ, yaitu lubang hidung, larinx, trakhea, srynx, bronkhi, paru-paru, kantung udara dan rongga tulang. Secara umum sistem pernafasan ayam diuraikan sebagai berikut:
a.       Lubang hidung (nares anteriores).
Lubang hidung (nares anteriores). Berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal dan merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan luar. Nares posteriores (lubang hidung dalam), terletak pada palatum dan hanya satu buah di tengah.
b.      Larink (larynx).
Larink disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang.
c.       Trachea (trakhea)
Trakhea merupakan lanjutan dari larink kearah kaudal. Berupa suatu pita yang mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis
d.      Syrink/pita suara (srynx)
Syrink terdapat pada bagian bifurcatio tracheae, tersusun dari beberapa annulus trachealis pada bagian kaudal dan annulus bronchialis pada daerah kranial.  Alat ini membatasi bagian yang melebar yang disebut tympanum. Pita suara atau bagian jakun bawah pada batang tenggorok (percabangan bronki menjadi dua) ini menghasilakan suara pada unggas. Pita suara merupakan satu-satunya bagian alat pernapasan yang mampu menghasilkan suara, sedangkan jakun merupakan bagian pembentuk suara. 
e.       Bronchi (bronkhi)
Bronkhi merupakan percabangan dari trakhea kearah kanan dan kiri (bronchus dexter dan broncus sinister), dengan tempat percabangan yang disebut bifurcatio trachea. Batang tenggorok ini masih terbagi lagi menjadi bronchi lateralis yang masing-masing terbagi lagi menjadi parabronchi.
f.       Paru-paru (lung/pulmo).  
Paru-paru terdapat pada bagian ujung-ujung bronkhi berjumlah sepasang dan melekat pada bagian dorsal thorax. Paru-paru terbungkus oleh selaput yang disebut pleura. Paru merupakan organ yang sangat penting peranannya dalam pernapasan. Fungsi utamanya untuk mencukupi oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk pembakaran dan untuk pembentukan tenaga. Juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air. Struktur paru-paru ayam sangat kaku dan selama bernapas hanya terjadi sedikit gerakan mengembang dan mengempis.       
g.      Kantung udara (air sacs)
Kantung udara (saccus pneumaticus) terdiri dari air sac/saccus: abdominalis (terdapat diantara lipatan intestinum), thoracalis anterior (ata/terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka), thoracalis posterior (terletak dibelakang thoracalis anterior), interclavicularis (terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan kedua paru-paru) dan cervicalis (terletak pada leher dan berjumlah dua pasang). Semua bagian air sacs tersebut berhubungan dengan cavum pnumaticus.
Kantung udara merupakan suatu rongga dengan dinding jaringan tipis dan halus sehingga sulit dikenali pada posisi mengempis. Ayam yang sudah mati sukar diketahui kantung udaranya, karena posisi mengempis, sehingga perlu pengamatan secara cermat sewaktu bedah bangkai. Menurut Anonim (2013) kantung udara selain membantu dalam proses pernapasan pada waktu terbang juga berfungsi:
1.      Membantu mempertahankan suhu luar oleh pengaruh keadaan luar.
2.      Membantu memperkeras suara.
3.      Meringankan tubuh.
4.       Mengapungkan tubuh diudara.
5.      Membantu difusi dari darah untuk diekskresikan lewat paru-paru   sebagai uap air.
BAB III

METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
          Adapun waktu dan tempat dilaksanaan praktikum ini yaitu dilakukan pada hari  Jumat 11 Januari 2014  pukul 80.30-11.30 Wita yang bertempat di Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
         Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cutter/pisau, loyang dan meteran.
2. Bahan
           Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah yaitu air,  bulu ayam, tiga ekor ternak unggas (Ayam, Angsa dan Itik), kerangka ayam, tissue dan sunlight.





C. Prosedur Kerja
1.      Pengamatan Bagian Luar Ayam
a.       Menyiapkan seekor ayam.
b.      Mengamati bagian-bagian luar dari ayam.
c.       Menyebutkan bagian-bagian luar dari ayam tersebut.
d.      Menuliskan bagian-bagian luar ayam tersebut pada lembar kerja.
2.      Pengamatan Sistem Organ Ayam
a.       Menyiapkan seekor ayam.
b.      Membedah ayam tersebut.
c.       Mengamati bagian-bagian sistem organ (organ-organ pencernaan, organ-organ pernafasaan, organ-organ reproduksi dan organ accessorius dari ayam tersebut).
d.      Menyebutkan bagian-bagian anatomi (organ-organ pencernaan, organ-organ pernafasaan, organ-organ reproduksi dan organ accessorius dari  ayam tersebut).
e.       Menuliskan bagian-bagian sistem organ pada lembar kerja.
3.      Pengamatan Kerangka Ayam
a.       Menyiapkan kerangka ayam.
b.      Mengamati bagian-bagian kerangka ayam.
c.       Menyebutkan bagian-bagian kerangka ayam.
d.      Menuliskan bagian-bagian kerangkanya pada lembar kerja.
4.      Pengamatan Jalur Pertumbuhan Bulu
a.       Menyiapkan seekor ayam.
b.      Mengamati jalur pertumbuhan bulu.
c.       Menyebutkan jalur pertumbuhan bulu.
d.      Menuliskan jalur pertumbuhan bulu pada lembar kerja.
5.      Pengamatan Bulu
a.       Menyiapkan bulu ayam.
b.      Mengamati bulu ayam tersebut.
c.       Menyebutkan bagian-bagian bulu tersebut.
d.      Menuliskan bagian-bagian bulu tersebut pada lembar kerja.






   






BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
     1. Gambar Anatomi, Morfologi dan Fisiologi Unggas dengan Keterangannya
         a. Sistem Kerangka Unggas (osteology)

















Keterangan gambar sistem kerangka pada unggas:
1.      Os Premaxilla          11. Os Radius                          21. Os Elavikula
2.      Os Mandibula          12. Os Humerus                       22. Os Caorocoideus
3.      Os Nasal                  13. Os Toracalis                       23. Os Sternum
4.      Os Fromtale             14. Os Scapula                         24. Os Tibula
5.      Os Occipitale           15. Os Costae                           25. Os Fibia
6.      Os Kuadrate             16. Os Prosessus Uncinatus   26. Os Metatarsius
7.      Os Cervicalis            17. Os Ilium                             27. Os Digiti Pedis
8.      Os Digiti II               18. Os Ischium
9.      Os Metacarpus        19. Os Pubis
10.  Os Ulna                    20. Os Pygostyl

b. Sistem Penutup Tubuh
1. Bulu Ternak Unggas











Keterangan gambar Bulu Ternak Unggas:
Rd : radioli
Br : barbae
R   : rachis
V   : vexillum
C   : calamus                          
US : umbilicus superior
UI  : umbilicus inferior
A   : barbulae distal
B   : barbulae proximal
C   : Barbulae basal (tanpa radioli

2. Jalur Pertumbuhan Bulu Ayam (JPB)









Keteragan gambar Jalur Pertumbuhan Bulu Ayam (JPB) :
1.   JPB Capital                                       11. JPB Post humeral
2.   JPB Cervical                                     12. JPB Lateral tubuh
3.   JPB Pectoral                                     13. JPB Dorso-Pelvic
4.   JPB Pectoral Apterium                     14. JPB Lateral pelvic
5.   JPB Lateral tubuh Apterium             15. JPB Dorsal caudal
6.   JPB Sternalis                                     16. JPB Lingkar kelenjar minyak
7.   JPB Primer                                       17. JPB Lingkar kloaka
8.   JPB Sekinder                                     18. JPB Abdominalis
9.   JPB Marginal                                    19. JPB Crucal
10.  JPB Sub humeral                              20. JPB femoris (paha)

3. Bulu Sayap Ayam









Keterangan Gambar Bulu sayap Ayam:
1.      Bulu Primer mayor
2.      Bulu Primer Median
3.      Bulu Primer Minor (distal)
4.      Bulu axial
5.      Bulu Sekunder mayor
6.      Bulu  sekunder median
7.      Bulu sekunder minor (distal)
8.      Bulu interscapula (cape)
4. Tipe Jengger Pada Ayam










Keterangan Gambar Tipe Jengger Pada Ayam:
1)      Slingle comb
2)      Rose comb
3)      Strawberry comb
4)      Cushion comb
5)      Buttercup comb
6)      Pea comb
7)      V-shaped comb


5. Bagian Tubuh Ayam (Jantan dan Betina)









Keterangan Gambar Bagian Tubuh Ayam:                                        
Ayam Jantan :                                                                       Ayam Betina:
1.        Beak (Point)                        11. Shank                             1. Wattle       
2.        Throat                                12. Hock Plumage                           2. Toes
3.        Wattle                                  13. Pluff                                3. Shank
4.        Plumage on front of neck   14. Rear Body Feathers        4. Middle of
5.        Wing Front                         15. Main Tail Feathers             Hock Joint
6.        Wing Bow                           16. Tail Converts                 5. Pluff
7.        Wing Coverts (Wing Bar)  17. Saddle                             6. Main Tail
8.        Toes                                    18. Back                                  Feathers
9.        Claw (Cakar)                      19. Hackle                          7. Cape Back
10.    Spur                                    20. Comb (Jengger)           8. Hackle
 9. Head

    


c. Sistem Organ Ternak Unggas
             1. Sistem Pencernaan Unggas
                  a. Gambar Sistem Pencernaan 









Keterangan Gambar Sistem Pencernaan Unggas
1.      Pre-crop oseophagus                                 12. Duodenum distal
2.      Crop                                                           13. Hepar (hati
3.      Post-crop oeshophagus                              14. Vesica fellea
4.      Proventriculus (ventriculus glandularis)   15. Ileum
5.      Zona Intermediate                                       16. Meckel’s Diverticulum
6.      Saccus caecus cranialis ventriculi               17. Ilioceca-junction
7.      M. lateralis ventralis ventriculi                    18. Caecum
8.      M. lateralis dorsalis ventriculi                     19. Colon (rectum)
9.      Saccus caecus caudalis ventriculi               20. Bursa fabricii
10.     Duodenum proximal                                   21. Cloaca
11.     Pankreas                                                     22.  Anus (vent)
    b. Tabel 1 :  pengukuran panjang saluran pencernaan ayam, angsa
                      dan itik
No
Jenis unggas
Nama organ
Panjang (cm)
1
Ayam
Esophagus
23 cm
Tembolok
6 cm
Proventriculus
8 cm
Gizzard
6,5 cm
Duodenum
54 cm
Jejenum
27 cm
Ileum
51 cm
Ceca
13 cm
Usus besar
10 cm
2
Angsa
Esophagus
51 cm
Profentriculus
8 cm
Gizzard
11 cm
Duodenum
65 cm
Jejenum
56 cm
Ileum
43 cm
Ceca
20 cm
3
Itik
Esophagus
13 cm
Tembolok
8 cm
Proventriculus
7 cm
Gizzard
6 cm
Duodenum
55,5 cm
Jejenum
35 cm
Ileum
56 cm
Ceca
15 cm
Usus besar
8 cm
Kloaka
2 cm
                      Sumber: Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi                                                               Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.2014.
2. Sistem Pernafasan Unggas









                     Gambar : Sistem Pernafasan Unggas
Keterangan Gambar Sistem Pernafasan Unggas:
a.       Trachea
b.      Syrinx
c.       Bronchus
d.      Pulmo
1.      Saccus cervicalis                              5. Saccus thoracicus caudalis
2.      Saccus abdominalis                          6. Saccus interclavicularis
3.      Diverticuli humeri                            7. Saccus humeralis
4.      Sacccus thoracicus cranialis
d.   Sistem Reproduksi Ternak Unggas
1.      Organ Reproduksi Jantan





Keterangan Gambar Sistem Reproduksi Unggas Jantan:
1.      Testes
2.      Ginjal (ren)
3.      Ureter
4.      Ductus deferens
5.      Cloaca





2.      Sistem Reproduksi Betina








Keterangan Sistem Reproduksi Betina:
1.      Ovarium
2.      Infundibulum
3.      Magnum
4.      Isthmus
5.      Uterus
6.      Vagina





3.      Oravium Ayam














Keterangan Gambar Ovarium Ayam:
1.      Large yellow follicle 1 (F1)
2.      Large yellow follicle 2 (F2)
3.      Large yellow follicle 3 (F3)
4.      Large yellow follicle 4 (F4)
5.      Large yellow follicle 5 (F5)
6.      Small White follicle (SWF)
7.      Large White follicle (LWF)
8.      Small Yellow Follicle (SYF)
9.      Post-ovulatory Follicle (POF)
10.  Stigma


B. Pembahasan
1.    Sistem kerangka ayam
Sistem kerangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang sayap, tulang dada, tulang kaki, tulang belakang. Kerangka tubuh ayam harus kokoh dan bentuknya proporsional. Ayam yang pertumbuhannya tidak sesuai dengan (frame size) standar strain yang ada, akan menghasilkan produktifitasnya rendah.
Menurut Anonim (2014) fungsi dari sistem kerangka unggas adalah :
a.    Menegakkan dan memberi bentuk pada tubuh
b.    Sebagai tempat melekatnya otot
c.    Melindungi organ–organ vital
d.   Berisi sumsum tulang yang penting bagi pembentukan sel – sel darah
e.    Sebagai alat gerak pasif
f.     Beberapa tulang mengalami modifikasi pneumatisasi karena berhubungan dengan kantung udara dan turut berperan dalam sistem pernafasan
g.    Tempat penimbunan mineral.
Menurut Hakim (2014), dibandigkan dengan mamalia unggas memiliki kerangka yang relatif ringan, lebih sedikit tulang, dan kompak karena banyak tulang yang mengalami fusi (penyatuan). Pengelompokan pada kerangka unggas antara lain :
a. Ossa trunci, merupakan tulang-tulang tubuh utama yang merupakan
    tempat melekatnya kepala dan alat gerak (kaki dan sayap). Termasuk
    dalam kelompok ini ialah Columna Vertebralis (ruas tulang belakang ),
    Ossa Costae (tulang rusuk), dan Os Sternum (tulang dada).
        b. Ossa extremitates (alat gerak)
 Terdiri atas :
            a. Axtremitas anterior/superior (sayap) tersusun atas :
1)      Shoulder girldle (tulang-tulang bahu) yang sifatnya tidak dapat bergerak. Terdiri atas  os scapula, os coracoideus, dan os clavicula.
2)      Region Brachii (daerah legan atas), terdapat : os humerus.
3)      Region Antibrachii (daerah lengan bawah), tersusun atas: os radius dan os ulna.
4)      Ragio manus (daerah tangan), terdiri atas: carpus (os carpi radiale dan os carpi ulnare), Metacarpus, dan digiti.
b. Axtremitas posterior (kaki), tersusun atas:
1)      Pelvis (panggul), anggota tubuh yang tidak dapat bergerak, terdiri dari os ilium, os ischium, dan os pubis.
2)      Regiofemoris (daerah paha) terdapat os tibia dan os fibula serta regio manus (daerah telapak kaki) yang dibedakan atas: os tarsi dan os metatarsi yang tergabung membentuk os tersometatarus.
c.       Ossa Caranii (tulang – tulang kepala).
Pada tulang-tulang kepala terdapat tulang nasale (hidung), maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah), occipital (tulang kepala belakang), (lacrimal) tulang kelenjar air mata.
2.    Penutup tubuh
a.    Bulu ternak unggas
Bulu tersusun dari suatau akar yang disebut calam tangkai panjang, quill atau shaft. Pada tangkai, to rachis untuk menjadikan bulu tegak dan keras merupakan lanjutan dari quill, selanjutnya merupakan lanjutan dari barbs. Sementara barbicels merupakan lanjutan dari barbulae. Seluruh bagian tersebut, kecuali cenderung menghubungkan bagian bersama yang datar (Risky, 2012).
Bulu merupakan pertumbuhan ke arah luar dari dermis yang membentuk bulu penutup tubuh (plumae). menetas, tubuh anak ayam tertutup bulu kapas atau feather. Selanjutnya, bulu segera berganti dengan bulu lebih keras, disebut bulu dewasa ( Parakkasi, 1986).
b.    Jalur pertumbuhan bulu ayam
Bulu menutup hampir seluruh tubuh ayam dan ciri ini yang  membedakan dengan hewan bertulang belakang yang lain. Bulu tumbuh pada beberapa tempat, yaitu: bahu (shoulder), paha (thigh), ekor (rump), dada (breast), leher (neck), perut (abdomen), punggung (back), sayap (wing), kaki (leg) dan kepala (head). Sebagian besar bulu tersusun atas protein yang disebut keratin (Anonim, 2014).
Menurut Nesheim (1972) fungsi sistem penutup tubuh adalah :
1.    Kulit berfungsi sebagai penghasil pigmen melanin yang menimbulkan warna pada kulit ayam.
2.   Bulu berfungsi antara lain :
a)   Bentuk dan warna pada bulu dapat dipergunakan untuk menentukan bangsa (breed), jenis kelamin dan umur
b)   Melindungi tubuh dari kerusakan fisik
c)   Membantu mempertahankan panas tubuh
d)  Membantu pergerakan terbang.
Jalur pertumbuhan bulu ayam terdiri dari JPB Capital, JPB Post humerl, JPB Cervical, JPB Lateral tubuh, JPB Pectoral, JPB Dorso-PelvicJPB Pectoral Apterium, JPB Lateral pelvic, JPB Lateral tubuh Apterium, JPB Dorsal caudalJPB Sternalis, JPB Lingkar kelenjar minyak, JPB Primer     , JPB Lingkar kloaka, JPB Sekinder, JPB Abdominalis, JPB Marginal, JPB Crucal, JPB Sub humeral dan JPB femoris (paha) (Anonim, 2014).
c.       Bulu Sayap Ayam
Fungsi bulu sayap ayam adalah selain sebagai alat penutup tubuh,  juga mempertahankan suhu tubuh. Ada empat macam bulu membentuk susunan bulu, yaitu : bulu halus, bulu tubuh, bulu ekor, bulu sayap dalam dan bulu sayap luar. Masing-masing bulu tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Bulu halus merupakan bulu-bulu yang mengembang dan berfungsi untuk menyekat udara, bulu tubuh merupakan bulu yang menjadikan tubuh unggas aerodinamis, bulu ekor berfungsi untuk melancarkan aliran udara, dan bulu sayap luar berfungsi menghasilkan tenaga untuk terbang (Fadillah, 2007).
Bulu sayap dibagi menjadi bulu sayap bagian primer, skunder dan aksial. Pada bulu sayap bagian skunder terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, mayor , medium dan minor. Pada bulu sayap primer juga dibagi atas mayor, medium dan minor. Selain dari bagian yang tertera diatas ada bagian yang disebut dengan interscapula yang terletak dibagian scapula pada unggas (Anonim, 2014).
d.      Tipe Jengger
Fungsi bentuk jengger ayam adalah bentuk dari jengger ayam menunjukkan perbedaan bangsa dari ayam tersebut dan juga penentuan umur dari unggas tersebut. Dan juga sebagai penentu dalam mengenal breed atau varietas unggas. Jengger ayam memiliki rasa manis dan sejuk dan dapat digunakan untuk anti radang, menghentikan keputihan dan menerangkan penglihatan (Frandson, 1992).
Menurut Wiharto (1991) tipe jengger pada ayam terdiri dari Slingle comb, Rose comb, Strawberry comb, Cushion comb, Buttercup comb, Pea comb dan V-shaped comb.
3.   Anatomi Ternak Unggas
a.    Sistem Pencernaan Unggas
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dakam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas (Rasyaf, 2008).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui, bahwa saluran pencernaan pada Ayam yaitu esofagus 23 cm, proventrikulus 4 cm, duodeneum 54 cm, jejenum 27 cm, gizzard  6,5 cm dan tembolok 6 cm.  Pada angsa, oesopagus 51 cm, dudeneum 65 cm, jejenum 56 cm, kolon 17 cm dan gizzard 11 cm. Kemudian pada Itik yaitu oesofagus 13 cm, usus besar 8 cm, usus halus 127 cm, lambung 4 cm, gizzard 8 cm dan tembolok 8 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamal (1982) yang menyatakan bahwa sistem pencernaan atau organ yang yang tidak diawetkan hasilnya akan sesuai sehingga tidak mengalami namanya pengerutan dan putus.
Menurut Risky (2012) fungsi dari sistem pencernaan antara lain :
a)      Mulut dan Pharynx, terdiri atas paruh (pengganti gigi), berfungsi sebagai  untuk mematuk dan mengambil makanan.
b)      Kelenjar liur menghasilkan enzim maltase yang membantu dalam proses pencernaan.
c)      Oesophagus memiliki lapisan perototan yang berjalan memanjang di externalnya, dan berjalan melingkar di internalnya, dan memiliki banyak kelenjar mucus.
d)     Tembolok berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dari  makanan, makanan menjadi lunak oleh air liur (saliva).
e)      Proventriculus dilapisi oleh membran mukosa yang banyak mengandung kelenjar getah lambung (gastric galand) yang berfungsi mensekresikan asam chlorida pepsin.
f)       Lambung otot berfungsi membantu dalam proses penghancuran makan.
g)      Usus halus berfungsi mengabsorsi bhan makanan yang telah berukuran kesil (proses pencernaanya sedikit).
h)      Pangkreas Berfungsi sebagai kelenjar exokrin dan endokrin.
i)        Usus buntu berperan dalam reabsorpsi air dan mineral, dan berperan dalam mencerna serat kasar karena kehadiran banyak bakteri pencerna serat kasar.
j)        Colon (usus besar) berfungsi mereabsorbsi air dan mineral.
k)      Cloaca ruang bersama yang menghubungkan saluran pencernaan, saluran urin dan reproduksi sebelum produk-produk dari masing-masing saluran dikeluarkan ke dunia luar melalui anus.
b.   Anatomi kloaka Ayam
1.      Fungsi dari cloaka yakni sebagai alat pengeluaram hasil reproduksi (berupa telur yang telah dibuahi didalam organ reproduksi unggas). Ruang bersama yang menghubungkan saluran pencernaan, saluran urin dan reproduksi sebelum produk-produk dari masing-masing saluran dikeluarkan ke dunia luar melalui anus.
2.      Kloaka terdiri atas 3 ruangan:
1.      Coprodaeum ; pintu keluar dari saluran pencernaan.
2.      Urodaeum ; pintu keluar dari saluran urin dan reproduksi.
3.      Proctodaeum; muara dari coprodaeum dan urodaeum yang  berlanjut ke anus.
4.      Pada pertemuan antara muara saluran pencernaan dan cloaca terdapat suatu kantung buntu, disebut bursa cloacae fibricius, yang berperan sebagai organ lymphoid
c.       Sistem Pernafasan Unggas
Sistem respirasi pada unggas (ayam) terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea, syrinx , bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan mamalia. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas di dalam darah (Anonim, 2014).
Menurut Parakkasi (1986) fungsi sistem pernapasan pada unggas adalah :
a)      Menyediakan oksigen ke dalam sirkulasi darah.
b)      Mengeluarkan karbondioksida dari darah.
c)      Mengeliminasi kelebihan panas dari tubuh.
4. Organ Reproduksi Ternak Unggas
             a. Sistem Reproduksi Unggas Jantan
            Fungsi sistem reproduksi jantan adalah yang terdiri atas testis, epidydimis dan ductus, organ kopulasi yang rudimenter, berfungsi dalam menghasilkan sperma (pada organ testis), namun demikian bangsa unggas tetap dapat mempertahankan agar testis yang terletak intra-abdominal ini fungsional. Testes juga memproduksi hormon androgen yang mempengaruhi perkembangan ciri kelamin sekunder, perilaku dan perkawinan (Anonim, 2014).
b. Sistem Reproduksi Unggas Betina
     Menurut Fadillah (2007) reproduksi unggas betina terdiri dari :
1. Infundibulum berfungsi menangkap hasil ovulasi dari pelepasan
     oleh ovarium.         
        2. Magnum berfungsi sebagai argument (proses penamahan putih
           telur).
       3. Ithmus berfungsi sebagai penambahan argument dan penambahan
          selaput.
                 4. Uterus/seluler berfungsi sebagai bagian yang mengsekresikan
   kerabang dan proses penambahan kalsium pada yolk serta
   penambahan pigmen.
      5. Vagina berfungsi sebagai tempat terjadinya proses rotasi
           (perputaran)
c.       Ovarium Ayam
Fungsi ovarium ayam adalah sebagai penghasil atau tempat perkembangan folikel dan merupakan tempat terjadinya ovulasi melalui bagian stigma pada folikel. Tiap ovum (yolk) terdapat dalam satu folikel yang melekat pada ovarium. Pada unggas dewasa, folikel ini akan berkembang dan mengalami ovulasi melalui bagian stigma pada folikel, selanjutnya akan ditangkap oleh oviduct dan ditambahkan zat pelengkap hingga terbentuk sebutir telur dalam waktu sekitar 24 jam setelah ovulasi (Anonim, 2014).













BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah struktur tubuh ternak unggas yaitu terdiri dari sistem organ, sistem kerangka dan penutup tubuh. Fisiologi penyusun tubuh ternak unggas yaitu pada kerangka unggas berfungsi sebagai penunjang tubuh, alat gerak pasif, melindungi organ vital, memberi bentuk tubuh dan pembuatan unsur-unsur darah. Fungsi dari penutup tubuh yaitu sebagai pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur, identifikasi penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur. Kulit berfungsi sebagai penahan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan sebagai insulasi panas tubuh. Adapun sistem organ pada ternak unggas yaitu, sistem pencernaan, sistem respirasi dan sistem reproduksi.
B. Saran
Laporan ini masih jauh dari titik ideal, maka diharapkan kepada pembaca kritik dan sarannya supaya kedepannya dapat menjadi tolak ukur dalam penyusunan laporan selanjutnya.

    



DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B. T. 2002. “Kesehatan Unggas”. Kanisius, Yogyakarta.
Alexa, 2009. “Sistem Kerangkahttp://sistemkerangka//ternak-unggas /ksapo.html. Diakses 13 Januari 2014.

Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutachir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia: Jakarta.

Anonim, 2014.  Ternak Unggas” . http://ternak unggas/laporan-praktikum-/produksi-ternak_26.html. Diakses 13 Januari 2014.

             , 2014. “ Unggashttp://gikd.blogspot.com/2012/lap.unggas-/.Diakses 13 Januari 2014.

           . 2014. http://www/gurungeblog.wordpress.com /2008/11/23/. Diakses tanggal 12 januari  2014.

          . 2012. http://netfarm. blogsome.com/2007 /10/02/sistem-pencernaan-unggas/ Blog at.wordpress.com. Diakses tanggal 12 januari 2014.

Fadillah, Roni.Dkk. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler.   Agromedia Pustaka:  Jakarta.

Frandson, R.D. 1992. “Anatomi dan Fisiologi Ternak”. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (diterjemahkan oleh: Srigandono dan Praseno).

Hakim, Rahman, 2014.” Penuntun ilmu ternak unggas” . Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddinn Makassar.

Neisheim. 1972. “Poultry Paroduction”. 7th edition. Lea and Febiger., Phlaidelphia.

Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Universitas     Indonesia Press, Jakarta.

Rasyaf, Muhammad. 2008. Ayam Pedaging. Penebar Swadaya: Jakarta.
Risky, 2012. “ Sistem Pencernaan Unggas”. risky/sistem-pencernaan-pada-ternak-unggas.html. Diakses 13 Januari 2014.

Tri Akoso, Budi, 1993. Manual Kesehatan Ternak Unggas. Agromedia Pustaka: Jakarta.

Wiharto, 1991. Ilmu Peternakan Umum. Malang: Nuffic Universitas Brawijaya Malang.



 



1 komentar:

  1. Kak gambar jwb ayam nya dong dikirim, soalnya ngk bisa terlihat padahal artikel nya bagus

    BalasHapus