Absorbsi Nutrien Pada Ternak Non Ruminansia
Absorpsi merupakan
suatu proses pengalihan zat-zat makanan yang tercerna dari lumen saluran
pencernaan (usus) ke dalam darah dan/atau limfe. Zat-zat yang diabsorpsi itu
diangkat ke jaringan-jaringan untuk proses degradasi, sintesis atau penimbunan.
Beberapa obat tertentu (misalnya strychnine) dapat diabsorpsi dari permukaan
epitelia mulut, pharynx dan esofagus. Absorpsi pada lambung hewan monogastrik
sangat terbatas. Pada galibnya zat-zat makanan belum siap untuk diabsorpsi.
Protein baru sebagian terdegradasi, lemak terhidrolisis sedikit dan pencernaan
karbohidrat belum sempurna.
Mukosa
usus merupakan pintu masuk bagi hasil-hasil akhir pencernaan. Gangguan dalam
aktivitasnya dapat mempunyai pengaruh yang luas pada metabolisme hewan itu.
Bila laktase tidak ada, laktose tidak akan terpecah menjadi monosakarida dan
terbuang keluar tubuh. Absorpsi Ca dapat meningkat bila vitamin D ada dalam
lumen usus. Volume total sekresi getah cerna dapat beberapa kali lipat volume
makanan dan air yang masuk. Ini juga harus direabsorpsi oleh epithelia usus.
Mukosa
usus juga merupakan pintu masuk bagi bakteria, virus, racun dan toxin ke tubuh
hewan. Oleh karena itu perlu mekanisme proteksi. Zat-zat beracun dapat ditolak
dengan muntah dari lambung, sebelum masuk ke dalam usus. Isi lambung yang
sangat asam dapat merupakan benteng yang efektif terhadap bakteria pathogen.
Selain
fungsi absorpsi, mukosa usus halus juga men-sekresi air, elektrolit, protein
plasma dan lipid ke dalam lumennya. Usus itu sebenarnya permeabel dalam 2 arah.
Ketidakberesan absorpsi atau sekresi akan mengganggu proses normal yang
seimbang dan menimbulkan malfungsi (gangguan fungsi) dengan derajat kehabatan
yang bervariasi.
Garam-garam
anorganik biasanya tidak diabsorpsi dari lambung. Namun beberapa obat-obatan
tertentu dapat diabsorpsi dari lambung pada beberapa hewan. Usus halus
merupakan lokasi utama bagi absorpsi pada karnivora dan omnivora. Usus tebal
sebagai organ absorpsi, mempunyai arti terbatas pada karnivora dan manusia,
kecuali bagian awal kolon yang menjadi tempat berlangsungnya absorpsi air.
Pada
semua hewan herbivora, usus tebal itu telah beradaptasi menjadi tempat absorpsi
terutama pada herbivora berlambung tunggal. Namun pada ruminansia, usus tebal
kurang artinya, karena pencernaan dan absorpsi terjadi terutama di saluran
pencernaan bagian muka.
Pada
hewan ruminansia epithelia yang melapisi rumen, retikulum dan omasum terdiri
atas lapisan dasar kolumner dan sel- sel di atasnya transitional dan kuboidal.
Tipe kuboidal menjadi sel-sel yang pipih dan mengalami keratinisasi dan banyak
sel-sel yang berkeratin berbentuk tak karuan pada lapisan-lapisan atas pada
permukaan. Sel-sel kolumner basal berhubungan erat dengan kapilaria darah yang
menembus papillae. Ruminansia muda yang tetap minum susu tidak berhasil
mengembangkan papillae secara normal. Juga cairan rumen tidak menyebabkan
perkembangan papillae. VFA yang terbentuk dalam rumen dapat menghasilkan
perkembangan papillae, mungkin karena
beberapa metabolisme asam-asam ini terjadi dalam epithelia rumen. Butirat lebih
effektif daripada propionat dan propionat lebih effektif daripada asetat dalam
merangsang pertumbuhan papillae. VFA meningkatkan aliran darah ke rumen.
Mekanisme
Absorpsi
Proses
pengangkutan hasil-hasil pencernaan melalui sel-sel epitelia dinding usus ke
dalam darah dapat dibagi atas :
1.
Difusi sederhana atau absorpsi dengan
migrasi pasif melalui pori dalam membrana sel. Difusi sederhana ini tergantung
pada derajat konsentrasi zat dalam lumen usus dan sel epitel. Kecepatan
absorpsi berhubungan langsung dengan beda konsentrasi itu. Difusi sederhana
juga tergantung pada besar, bentuk, muatan listrik dan polaritas
senyawa-senyawa yang diabsorpsi. Beberapa zat diabsorpsi secara difusi pasif,
hanya bila zat itu telah melarut dalam lipid membrana sel. Difusi sederhana
memainkan peranan penting, terutama dalam absorpsi beberapa vitamin yang larut
dalam air, gula tertentu, beberapa hasil pencernaan asam nukleat dan banyak
senyawa yang larut dalam lipid.
2. Transport
aktif atau absorpsi dengan proses yang tergantung pada fungsi spesifik
sel-sel epitelia. Bagi sejumlah besar zat, epitel usus itu tidak permeabel,
maka berkembanglah sejumlah sistem transport spesifik untuk mengabsorpsinya.
Semua sel mempunyai mekanisme untuk menggerakkan zat-zat makanan lewat membrana
sel. Akan tetapi sel-sel mukosa usus mempunyai kepentingan tambahan karena
zat-zat makanan yang diabsorpsi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan energi
bagi sel-sel sendiri, melainkan juga untuk bagian tubuh lainnya.
Mekanisme transport aktif ini mampu
mempercepat proses absorpsi berlipat ganda daripada difusi sederhana yang
relatif lebih lambat. Selama proses transport aktif zat-zat makanan digerakkan
lewat membrana sel epithel melawan suatu derajat elektrokimia, sehingga
diperlukan energi. Gerakan melawan suatu derajat konsentrasi dan inhibisi absorpsi oleh
blokade reaksi-reaksi yang menghasilkan energi di dalam sel, merupakan bukti
paling penting bagi adanya transport aktif.
Proses absorpsi sebagian besar
tergantung pada struktur senyawa yang diabsorpsi dan pada struktur membrana.
Enzim- enzim dapat bertindak sebagai penghantar dalam mekanisme transport aktif
itu. Meskipun transport aktif merupakan proses paling penting dalam absorpsi
hasil-hasil pencernaan, ternyata transport berperantara oleh beberapa
penghantar yang dapat bergerak, penting dalam gambaran absorpsi total.
Proses
transport aktif dapat dibagi dalam beberapa mekanisme:
a. Transport berperantara, interaksi senyawa yang diabsorpsi dengan
suatu komponen kimia.
b.
Difusi terbatas, ukuran pori kecil membatasi difusi molekuler.
c. Dimerized theory, interaksi intermolekuler dengan pengikatan
hidrogen untuk meningkatkan sifat lipophili
senyawa, yang memungkinkan lewat melalui lapisan lipoid pori.
d. Lintasan dengan aliran balik yang menciptakan suatu derajat
konsentrasi.
e. Transport aktif dengan
penghantaran, meliputi suatu sumber energi dan biasanya termasuk
kation logam alkali.
f. Pinocytosis, pencaplokan
partikel - partikel tertentu,
seperti butir-butir lemak dan langsung masuk ke dalam sel epitel. Pinositosis
merupakan proses yang sangat selektif
Absorpsi dari rumen, retikulum dan omasum
Absorpsi
air terjaid dalam omasum. Absorpsi VFA terutama terjadi dalam rumen. Kecepatan
absorpsi asam asetat, propionat dan butirat dari rumen meningkat bila pH
larutan dalam rumen menurun. Asam-asam yang tidak berdissosiasi menembus
epithelia rumen lebih cepat daripada anon-anionnya. Telah dihitung bahwa
kecepatan absorpsi asam-asam yang tak
berdissosiasi adalah sebagai berikut : asam butirat > asam propionat
> asam asetat. Kehilangan asam-asam lemak yang terionisasi dari larutan
netral diikuti oleh akkumulasi CO2 dalam larutan rumen sampai konsentrasi yang
lebih tinggi daripada konsentrasi dalam plasma, dan yang sebagian besar ada
dalam bentuk bikarbonat, karena larutan rumen tetap sedikit diatas netralisasi.
Jumlah CO2 yang berakumulasi dalam rumen equivalent dengan setengah
jumlah asam lemak yang diabsorpsi. Asam laktat diabsorpsi dari larutan netral
dan asam, tetapi kecepatan absorpsinya sekitar sepersepuluh kecepatan absorpsi
VFA. Asam laktat dalam larutan netral menurunkan kecepatan absorpsi VFA.
Konsentrasi asam laktat dalam rumen banyak, bila diberi makanan yang banyak
mengandung butir-butiran atau kaya akan gula. Asetat dan butirat adalah ketogenik, sedang propionat adalah antiketogenik.
Ammonia
(NH3) lebih
cepat diabsorpsi daripada ion ammonium (NH4). Seberapa jauh absorpsi itu tidak
hanya tergantung pada konsentrasinya dalam rumen, tetapi juga dapat asiditas larutan
dalam rumen. Absorpsi lebih cepat pada pH 6,5 daripada pH 4,5. Tanda-tanda keracunan urea akan tampak
bila pH rumen meningkat sampai 7,3 dan tak langsung berkaitan dengan
konsentrasi ammonia dalam rumen. Konsentrasi tinggi dapat ditoleransi, asal pH
di bawah netralitas.
Konsentrasi
chlorida dalam rumen biasanya lebih rendah daripada yang dalam plasma. Absorpsi chlorida terjadi melawan
derajat konsentrasi. Fosfat hanya
diabsorpsi sedikit, meskipun konsentrasinya dalam rumen berlipat ganda
daripada yang dalam plasma. Absorpsi Na
terjadi melawan derajat konsentrasinya dan potensi listrik, jadi merupakan
proses aktif dalam epithelia rumen. Beberapa percobaan telah memastikan adanya
absorpsi aktif Na, dan K disekresikan secara aktif ke dalam rumen. Konsentrasi
K dalam rumen biasanya lebih besar daripada yang dalam plasma, sedang harga Na
biasanya lebih kecil dalam rumen daripada dalam plasma. Epithelium rumen
relatif impermeabel terhadap fosfat, meskipun sejumlah sangat kecil dapat
menembus epithelium. Dalam omasum selain
air, juga diabsorpsi VFA, mineral
dan vitamin, karena epithelium omasum secara histologi sama dengan epithelium
rumen. Dalam abomasum juga terjadi absorpsi VFA, karena pH sekitar 3 dan
kebanyakan dari asam itu tidak terdissosiasi, juga adanya VFA dalam abomasum
merangsang sekresi getah lambung, menunjukkan bahwa ini mungkin akibat VFA
menembus epithelia abomasum.
Absorpsi dari Intestinum
Jumlah
glukose dalam usus halus sedikit. Amino nitrogen diserap dalam usus halus.
Absorpsi VFA tak ada artinya, karena sangat kecil jumlahnya. Situasi pada
ruminansia berbeda dengan situasi pada hewan monogastrika, karena terjadinya
hidrolisis lipid yang extensif dalam rumen. Selain itu ada absorpsi dari
ion-ion anorganik (Na, Cl, Ca dan Mg). Absorpsi air, Na, K dan Cl terjadi dalam
usus kasar, selain absorpsi VFA dan ammonia..
Absorpsi lipid
Jalan
utama dari absorpsi lemak ialah melalui pembuluh limfe. Protein utuh
(globulin), terutama pada hewan sangat muda dari beberapa species, juga diambil
tubuh melalui jalan itu. Kapiler darah dan limfe permeabel terhadap senyawa-
senyawa dengan berat molekul yang rendah, meskipun aliran darah yang cepat
dalam kapiler itu menjamin bahwa pembuluh-pembuluh itu merupakan jalan utama
dari absorpsi. Glukose, air dan asam amino diabsorpsi dengan sempurna, sedang
ion-ion bivalent hanya sebagian diabsorpsi.Trigliserida (lemak dan minyak) yang
berasal dari makanan diubah menjadi emulsi kasar dalam lambung sebagai akibat
gerakan mekanis lambung dan pencampurannya dengan phospholipid dan komponen
chymus lainnya. Meskipun beberapa lipolisis terjadi dalam lambung, proses
pencernaan utama terjadi dalam usus halus. Emulsi itu dalam duodenum bercampur
dengan getah empedu dan pankreas. Lipase pankreas menyerang trigliserida pada
posisi 1 atau 3 menghasilkan digliserida dan monogliserida. Hasilnya adalah
pembentukan asam-asam lemak bebas dan monogliserida sebagai hasil pokok yang
kemudian berkombinasi dengan asam-asam empedu yang berkonjugasi (tipe taurine
dan glisine) membentuk mikroemulsi (larutan mucellair). Meskipun beberapa
gliserol fapat dihasilkan dalam lumen, produksinya terutama tergantung pada
sifat residu asam lemak yang tinggal pada monogliserida. Gliserol dengan cepat diabsorpsi
secara transport pasif dan kebanyakan memasuki darah venous mesenterium. Monogliserida dan asam-asam lemak berantai panjang dari micelles campuran memasuki mikrovilli dan kutub apikal dari sel-sel
absorptif dengan difusi sederhana. Selama absorpsi lemak, garam empedu
berkonjugasi tidak diabsorpsi dan bergerak sepanjang usus dan diabsorpsi di bagian distal usus halus. Absorpsi garam ini
berlangsung dengan sistem transport aktif yang memerlukan energi. Proses absorpsi lipid mulai di bagian distal
duodenum dan selesai di bagian
proximal jejunum.
Sebelum
lemak diangkut dari sel-sel epithelia sejumlah kecil protein ditambahkan pada
permukaan butir lemak dan hasilnya adalah chylomicron
(kandungan trigliserida tinggi dan
sedikit phospholipid, ester cholesterol dan protein). Chylomicron
meninggalkan sel-sel itu dengan pinositosis yang berlawanan dan memasuki
rongga-rongga interselluler lateral dan terus memasuki lakteal serta
dikumpulkan dalam saluran-saluran limfe dan didistribusikan ke seluruh tubuh
melalui sistem darah arterial dan venous. Dari berbagai sterol yang berasal
dari makanan, hanya cholesterol yang
mudah diabsorpsi. Hanya cholesterol dalam bentuk bebas yang dapat diabsorpsi.
Ester cholesterol harus dihidrolisis dulu oleh hidrolase pankreas atau
hidrolase mikrovilli. Absorpsi ditingkatkan oleh empedu. Cholesterol memasuki
sel epithelium dengan penggantian cholesterol endogenous dari lipoprotein
mikrovilli. Steroid tertentu yang fisiologis aktif (digitalisglicosida,
cortisol dan vitamin D) diabsorpsi dengan kecepatan yang cukup untuk membuatnya
effektif bila diberikan per-os. Enzim yang mampu menghidrolisis phospholipid dihasilkan oleh pankreas dan epithelium
intestinum. Bagian terbesar dari phospholipid di dalam lumen dihidrolisis
menjadi asam-asam lemak bebas dan lysophospholipid. Lysophospholipid ini
diabsorpsi sel-sel mukosa intestinum.
Absorpsi protein
Protein
(dari makanan, endogenous, mikroba dan sel-sel mukosa lepasan) yang dapat
dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolisis
(yang berasal dari mukosa lambung,
pankreas dan mukosa intestinum) kebanyakan dipecah menjadi
komponen-komponen asam aminonya. Hidrolisis terjadi dalam lumen dan juga pada
permukaan membrana mukosa. Asam-asam
amino yang bebas mudah diabsorpsi (terutama dalam intestinum tenue),
terutama dengan sistem aktif yang
membutuhkan energi, yang mempunyai
spesifitas struktural yang tinggi dan memerlukan ion-ion Na. L-isomer lebih mudah diabsorpsi daripada D-isomer,
Arginine, isoleucine, methionine dan leucine cepat diabsorpsi dari intestinum,
sedang threonine, histidine, glycine dan asam glutamat diabsorpsi dengan
lambat. Kecepatan absorpsi juga dipengaruhi oleh komposisi campuran asam amino
pada tempat absorbsi adanya monosakarida, status gizi umum, keadaan
psychologis, dehidrasi, antiseptika intestinum, ethanol dan kondisi mukosa intestinum.
Mekanisme untuk transport aktif ternyata terletak terutama dalam sel-sel
epithelia kolumner. Juga terbukti bahwa pyridoxal (vitamin B6) tersangkut
dalam proses absorpsi. Deficiensi vitamin B6 menyebabkan absorpsi asam amino
yang buruk.
Asam
amino yang diabsorpsi memasuki peredaran darah sebagian besar melalui sistem
darah portal. Beberapa peptida dapat
diabsorpsi. Protein alam dapat diabsorpsi pada keadaan tertentu, mungkin karena
perubahan morfologis dari mukosa intestinum yang kebanyakan berkaitan dengan
umur hewan. Immune globulin dari
kolostrum diabsorpsi utuh dengan proses pinositosis pada umur awal hidup hewan
domba, babi, anjing dan pedet. Absorpsi protein
utuh hampir selalu melalui jalan limfe.
Absorpsi Karbohidrat
Degradisi
karbohidrat oleh pencernaan enzim dalam lumen dan pada permukaan luar sel-sel
mukosa menghasilkan pembentukan monosakarida dan disakarida, sedang degradasi
oleh bakteria sering menghasilkan asam-asam lemak berantai pendek (kebanyakan
asam asetat, propionat dan butirat). Monosakarida
sebagian besar diabsorpsi dalam darah portal dan dibawa ke hati, meskipun
aliran limfe juga membawa beberapa gula dari saluran pencernaan. Asam-asam lemak berantai pendek diserap
darah dan terdapat dalam jumlah yang berarti dalam darah yang berasal dari
caecum domba, caecum dan kolon babi, kolon kuda dan caecum kelinci. Darah yang
datang dari usus halus pada species-species itu, tidak mengandung asam lemak
dalam jumlah yang berarti, kecuali pada babi.
Meskipun
maltose, sakarose dan laktose relatif adalah
senyawa yang larut, mereka tak diabsorpsi, kecuali bila dimakan dalam
jumlah yang besar, biarpun demikian absorpsinya kecil. Disakarida tidak masuk
dalam peredaran darah karena adanya disakaridase dalam mikrovilli mukosa
kebanyakan species. Enzim-enzim itu mengubah disakarida menjadi monosakarida
selama absorpsi. Bila ada disakarida muncul dalam darah, akan dikeluarkan tanpa
perubahan dalam urine. Energi dipakai selama absorpsi glukose dengan transport
aktif. Energi digunakan untuk mempertahankan "pompa ion Na". Rupanya
monosakarida yang diabsorpsi melawan suatu derajat konsentrasi diangkut
melewati batas sel, melalui suatu "penghantar" yang secara serentak
menggerakkan molekul gula dan ion natrium. Energi diperlukan untuk
mengembalikan ion Na ke tempat penghantar (carrier) yang lain. Semua reaksi
fosforilasi dan interkonversi gula berlangsung dalam sel epithelium intestinum
setelah absorpsi selesai. Monosakarida yang dibawa ke hati diubah menjadi dan
disimpan sebagai glikogen. Jaringan lain, terutama otot daging kerangka
mempunyai kemampuan untuk membentuk dan menyimpan glokogen. Pada kebanyakan
species galaktose diabsorpsi lebih cepat daripada glukose, fruktose lebih
lambat lagi. Jumlah gula yang dimakan menentukan lamanya absorpsi, tetapi bukan
kecepatannya.
Absorpsi garam dan air
Meskipun
ion-ion Na, K dan Cl biasanya hampir sempurna diabsorpsi, tetapi jelas bahwa
ion Na juga memainkan peranan penting dalam fungsi umum mukosa. Lebih-lebih ion
Na juga dikenal tersangkut dalam transport air dan dalam absorpsi monosakarida,
asam amino, pirimidine dan garam empedu secara transport aktif. Transport aktif
ion Na tergantung pada konsentrasi ion K dalam sel dan rupanya ada pasangan
dari transport aktif Na keluar dengan transport K ke dalam. Transport ion Cl
merupakan transfer pasif. Bila ada NaCl, transport air berpasangan dengan
transport aktif ion Na. Absorpsi Ca lambat bila dibandingkan dengan Na dan
rupanya meliputi transport aktif. Absorpsi sangat berkurang bila phosphorilasi
oksidatif berkurang. Absorpsi phosphat adalah proses aktif yang berkaitan
dengan transport aktif Ca. Sebaliknya Mg, Sr dan Ba tidak bergerak melawan
derajat konsentrasi. Absorpsi Fe diatur oleh mekanisme yang berkaitan dengan
tingkat Fe (ferro) dalam sel mukosa. Absorpsi dibatasi oleh kemampuan
bersenyawa dengan Fe dari apoferritin
(suatu protein) untuk membentuk ferritin. Absorpsi Fe secara transport aktif
kebanyakan terjadi dalam duodenum.
Absorpsi Zn yang utama terjadi pada bagian usus kecil. Pada ruminansia
sepertiga pemberian Zn per oral diabsorpsi di abomasum, tetapi daerah absorpsi
yang utama adalah usus kecil dan yang paling aktif pada duodenum. Absorpsi Zn
dipengaruhi oleh jumlah dan imbangan mineral lain serta kandungan Zn dalam
ransum dan bentuk Zn yang diserap (Underwood, 1977).Ruminansia
dapat mengabsorpsi 20 - 40 % Zn dari yang terkandung dalam pakan, namun pada
ternak muda absorpsinya relatif lebih tinggi. Tingginya level kalsium
dapat menghambat absorpsi Zn pada monogastrik (Georgievskii et al., 1982).
Asam
fitrat pada hewan ruminansia merupakan masalah khusus, karena bahan pakan yang
kaya akan fitrase mempunyai manfaat bagi kehidupan protozoa yang terdapat dalam
ransum. Hewan-hewan ruminansia yang dipelihara secara merumput atau yang diberi
ransum dengan hijauan tinggi, maka asam fitrat akan lebih mudah dicerna dan
kurang mempengaruhi ketersediaan mineral Zn dibandingkan dengan jika ransum
tersebut dikonsumsi oleh hewan monogastrik. (Piliang, 1997). Meskipun demikian, anak sapi yang
rumennya belum berfungsi dan berkembang sempurna dan juga hewan-hewan
ruminansia yang diberi ransum dengan kandungan konsentrat tinggi, dimana
protozoa dalam rumennya telah banyak berkurang atau hilang, maka respon
terhadap pemberian mineral Zn dalam ransum akan sama dengan hewan-hewan
monogastrik (Piliang, 1997).
Gangguan Pencernaan Pada Kuda, Anjing
dan Ayam
Gangguan Pencernaan Pada Kuda
Penyakit
digesti yang sering menyerang pada kuda adalah kolik dan ulcer gastric.
Ada berbagai macam jenis kolik tergantung dari asal penyebab,
patologis, jalannya oenyakit, dan cara penanganan kolik. Insiden kolik
dapat dikurangisampai batas tertentu dengan memberi makan kuda dengan kualitas
tinggi serat(jerami atau rumput), menyediakan pakan yang bersih bebas dari
jamur dankotoran, dan mencegah konsumsi pasir dan kotoran. Ulcer juga sering
menyerang pada kuda. Beberapa pakan jenis butir atau pelet dalam jumlah
banyak untuk persiapan kompetisi yang dapat menyebabkan lebih banyak
asam dalam perutkuda yang menyebabkan ulcer.
Gangguan Pencernan
Pada Anjing
Masalah
pencernaan pada anjing adalah salah satu alasan paling umum mengapa kita mengunjungi
dokter hewan. Seringkali penyebab masalah pencernaan agak dangkal dan mudah
dipecahkan, namun terkadang hal ini sangat mendesak dan lebih sulit untuk
dipecahkan. Apakah masalah pencernaan, seperti diare, terjadi juga dengan
anjing Anda?
Diare pada anjing
Diare hanya berarti bahwa anjing diekskresikan longgar, tinja berbentuk, dengan proporsi lebih besar dari air. Dalam banyak kasus ada juga meningkatkan jumlah tinja dan frekuensi sering juga lebih tinggi dari buang air besar.
Pada anjing terdapat sejumlah besar penyebab potensial untuk terjadinya diare. Diare karena itu bukanlah penyakit, tetapi salah satu gejala. Ada dua alasan utama yang mewakili mayoritas kasus diare pada anjing. Yang pertama adalah "keracunan" dengan makanan basi, atau makan tidak pantas "makanan", dan yang kedua adalah infestasi oleh parasit. Saat ini saya akan memberikan beberapa info tentang yang pertama - sekitar penyebab lain saya akan menambahkan info di kemudian hari.
Pencernaan pada anjing
Mari kita mulai dengan beberapa kata tentang pencernaan. Ketika anjing makan makanannya itu berlangsung selama sekitar 8 jam untuk lulus makanan tertelan melalui usus kecil. Saat ini dinding usus menyerap sebagian besar nutrisi dari makanan tertelan dan sekitar 80 persen air. Dalam usus besar massa residu akan lebih terkonsentrasi - dari makanan dicerna diserap air lagi. Pada akhirnya adalah dari dari anus dikeluarkan biasanya kotoran baik terbentuk, yang relatif padat dan bentuk silinder. Tinja yang normal tidak mengandung lendir, darah atau seluruh partikel makanan tercerna.
Bagaimana diare terjadi
Ketika makanan cepat melewati usus mencapai rektum dalam keadaan cair, sehingga bangku terlarut, tidak berbentuk dan biasanya lebih cair. Karena bagian dalam yang cepat dari makanan tertelan melalui usus tidak ada cukup waktu untuk menyerap air dan nutrisi dari itu. Cepat seperti bagian dari makanan melalui saluran pencernaan adalah penyebab kasus diare mayoritas akut (jangka pendek) pada anjing.
Penyebab diare pada anjing
Penyebab utama dari bagian yang cepat dari makanan melalui saluran pencernaan adalah konsumsi bahan, yang tidak layak untuk dikonsumsi. Anjing adalah pemulung oleh alam dan oleh karena itu sangat mungkin untuk makan sesuatu yang tidak bisa dimakan, termasuk sisa dan makanan busuk, bangkai hewan, rumput, tanaman liar dan hias, serta potongan dari plastik, kayu, kertas dan bahan lainnya. Banyak dari bahan bisa sangat menjengkelkan untuk lambung dan usus. Sebagian anjing dapat menghilangkan hal-hal tersebut dari perut dengan muntah-muntah. Bagian yang cepat dari makanan melalui saluran pencernaan juga dapat memiliki penyebab dalam intoleransi makanan. Contoh utama dari makanan yang beberapa anjing tampaknya tidak toleran sering mengandung daging sapi, babi, ayam atau kuda, ikan, telur, rempah-rempah, jagung, gandum, kedelai, saus berbagai lemak. Kita harus ingat bahwa bahwa intoleransi makanan adalah tidak sama dengan alergi. Pada alergi ada penyebab dalam sistem kekebalan tubuh dan sering tercermin dengan perubahan dalam muntah, kulit dan diare. Namun, penyebab umum dari diare juga parasit internal. Orang-orang dapat menyebabkan kasus keduanya, akut atau kronis diare. Terutama mereka dapat menjadi masalah di anak anjing, tetapi orang dewasa juga tidak kebal terhadap masalah yang berkaitan dengan parasit internal.
Mungkin Anda bisa menyebutkan bahwa diare juga dapat menjadi "efek samping" dari obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat penghilang rasa sakit (misalnya aspirin). Diare juga disebabkan oleh beberapa obat jantung, wormers, dan antibiotik yang paling. Pada anjing diare juga dapat terjadi ketika mereka sangat gembira, misalnya, ketika mereka pergi ke dokter hewan atau di pameran anjing. Memang, diare dapat disebabkan oleh setiap perubahan mendadak, baik dalam makanan dan gaya hidup.
Apa tanda-tanda gangguan pencernaan Anda melihat yang paling sering dengan anjing Anda?
Makanan Tidak ada yang bisa merebut kembali / Restore USUS Hewan Anda sekali patogenik / "Bakteri Bad" telah kembali menginvasi USUS Hewan Anda setelah Antiobiotics.
Goo Rescue Usus telah DVM Diformulasikan untuk Mengembalikan Fungsi Kesehatan & Peternakan Anda yang dikompromikan Gut. Saya setuju bahwa produk probiotik adalah bantuan besar dalam memulihkan mikroflora usus normal. Saya biasanya nasihat mereka setelah pengobatan antibiotik, dalam kasus-kasus diare, pencernaan yang buruk dan beberapa masalah pencernaan lainnya, dan juga untuk anak anjing.
Langkah yang paling penting dalam pengobatan diare akut adalah istirahat pencernaan, apa yang kita lakukan dengan 24 jam puasa. Withdraw makanan anjing; menawarkan air dalam jumlah kecil beberapa kali sehari. Kemudian Anda dapat menawarkan untuk anjing Anda makanan. Ini bisa dalam bentuk makanan diet bagi saluran pencernaan, yang bisa Anda dapatkan dari dokter hewan Anda, atau Anda dapat mempersiapkan diri. Jika Anda mempersiapkan dengan diri sendiri Anda dapat menggunakan kombinasi ayam tanpa kulit dimasak dengan nasi, nasi dengan keju, makaroni, oatmeal dimasak, atau apa pun dengan mudah dicerna. Tawarkan kepadanya beberapa makanan kecil per hari. Jika diare tidak muncul lagi, maka Anda bisa secara bertahap pindah ke makanan yang biasa. Namun, anak anjing tumbuh, terutama yang sangat muda, kita tidak bisa membiarkan dia 24 jam tanpa makanan. Dalam hal ini mempersingkat puasa pada 12 jam. Namun, anjing Anda harus mendapatkan bantuan hewan sesegera mungkin jika:
- Diare berlangsung lebih lama dari 24 jam
- Kotoran mengandung darah, atau hitam dan tinggal,
- Diare disertai dengan muntah, atau
- Anjing tampak lemah, tertekan, atau ia mengalami demam.
Ketika anjing Anda memiliki diare ada keseimbangan mikroflora terganggu, sehingga organisme hanya akan menguntungkan jika Anda memberikan dia dengan bakteri probiotik. Bakteri probiotik sangat berguna dalam anak anjing, karena diare memiliki terjadinya cukup umum di dalamnya. Izinkan saya menyarankan Anda beberapa produk yang dapat membantu.
Beberapa produk untuk melawan Diare
Harap diperhatikan:
Jika hewan peliharaan Anda menunjukkan tanda-tanda penyakit atau tekanan atau Anda mencurigai hewan peliharaan Anda sakit atau Anda ragu, segera hubungi dokter hewan anda. Semua informasi yang disajikan pada lensa ini adalah untuk tujuan informatif saja.
Diare pada anjing
Diare hanya berarti bahwa anjing diekskresikan longgar, tinja berbentuk, dengan proporsi lebih besar dari air. Dalam banyak kasus ada juga meningkatkan jumlah tinja dan frekuensi sering juga lebih tinggi dari buang air besar.
Pada anjing terdapat sejumlah besar penyebab potensial untuk terjadinya diare. Diare karena itu bukanlah penyakit, tetapi salah satu gejala. Ada dua alasan utama yang mewakili mayoritas kasus diare pada anjing. Yang pertama adalah "keracunan" dengan makanan basi, atau makan tidak pantas "makanan", dan yang kedua adalah infestasi oleh parasit. Saat ini saya akan memberikan beberapa info tentang yang pertama - sekitar penyebab lain saya akan menambahkan info di kemudian hari.
Pencernaan pada anjing
Mari kita mulai dengan beberapa kata tentang pencernaan. Ketika anjing makan makanannya itu berlangsung selama sekitar 8 jam untuk lulus makanan tertelan melalui usus kecil. Saat ini dinding usus menyerap sebagian besar nutrisi dari makanan tertelan dan sekitar 80 persen air. Dalam usus besar massa residu akan lebih terkonsentrasi - dari makanan dicerna diserap air lagi. Pada akhirnya adalah dari dari anus dikeluarkan biasanya kotoran baik terbentuk, yang relatif padat dan bentuk silinder. Tinja yang normal tidak mengandung lendir, darah atau seluruh partikel makanan tercerna.
Bagaimana diare terjadi
Ketika makanan cepat melewati usus mencapai rektum dalam keadaan cair, sehingga bangku terlarut, tidak berbentuk dan biasanya lebih cair. Karena bagian dalam yang cepat dari makanan tertelan melalui usus tidak ada cukup waktu untuk menyerap air dan nutrisi dari itu. Cepat seperti bagian dari makanan melalui saluran pencernaan adalah penyebab kasus diare mayoritas akut (jangka pendek) pada anjing.
Penyebab diare pada anjing
Penyebab utama dari bagian yang cepat dari makanan melalui saluran pencernaan adalah konsumsi bahan, yang tidak layak untuk dikonsumsi. Anjing adalah pemulung oleh alam dan oleh karena itu sangat mungkin untuk makan sesuatu yang tidak bisa dimakan, termasuk sisa dan makanan busuk, bangkai hewan, rumput, tanaman liar dan hias, serta potongan dari plastik, kayu, kertas dan bahan lainnya. Banyak dari bahan bisa sangat menjengkelkan untuk lambung dan usus. Sebagian anjing dapat menghilangkan hal-hal tersebut dari perut dengan muntah-muntah. Bagian yang cepat dari makanan melalui saluran pencernaan juga dapat memiliki penyebab dalam intoleransi makanan. Contoh utama dari makanan yang beberapa anjing tampaknya tidak toleran sering mengandung daging sapi, babi, ayam atau kuda, ikan, telur, rempah-rempah, jagung, gandum, kedelai, saus berbagai lemak. Kita harus ingat bahwa bahwa intoleransi makanan adalah tidak sama dengan alergi. Pada alergi ada penyebab dalam sistem kekebalan tubuh dan sering tercermin dengan perubahan dalam muntah, kulit dan diare. Namun, penyebab umum dari diare juga parasit internal. Orang-orang dapat menyebabkan kasus keduanya, akut atau kronis diare. Terutama mereka dapat menjadi masalah di anak anjing, tetapi orang dewasa juga tidak kebal terhadap masalah yang berkaitan dengan parasit internal.
Mungkin Anda bisa menyebutkan bahwa diare juga dapat menjadi "efek samping" dari obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat penghilang rasa sakit (misalnya aspirin). Diare juga disebabkan oleh beberapa obat jantung, wormers, dan antibiotik yang paling. Pada anjing diare juga dapat terjadi ketika mereka sangat gembira, misalnya, ketika mereka pergi ke dokter hewan atau di pameran anjing. Memang, diare dapat disebabkan oleh setiap perubahan mendadak, baik dalam makanan dan gaya hidup.
Apa tanda-tanda gangguan pencernaan Anda melihat yang paling sering dengan anjing Anda?
Makanan Tidak ada yang bisa merebut kembali / Restore USUS Hewan Anda sekali patogenik / "Bakteri Bad" telah kembali menginvasi USUS Hewan Anda setelah Antiobiotics.
Goo Rescue Usus telah DVM Diformulasikan untuk Mengembalikan Fungsi Kesehatan & Peternakan Anda yang dikompromikan Gut. Saya setuju bahwa produk probiotik adalah bantuan besar dalam memulihkan mikroflora usus normal. Saya biasanya nasihat mereka setelah pengobatan antibiotik, dalam kasus-kasus diare, pencernaan yang buruk dan beberapa masalah pencernaan lainnya, dan juga untuk anak anjing.
Langkah yang paling penting dalam pengobatan diare akut adalah istirahat pencernaan, apa yang kita lakukan dengan 24 jam puasa. Withdraw makanan anjing; menawarkan air dalam jumlah kecil beberapa kali sehari. Kemudian Anda dapat menawarkan untuk anjing Anda makanan. Ini bisa dalam bentuk makanan diet bagi saluran pencernaan, yang bisa Anda dapatkan dari dokter hewan Anda, atau Anda dapat mempersiapkan diri. Jika Anda mempersiapkan dengan diri sendiri Anda dapat menggunakan kombinasi ayam tanpa kulit dimasak dengan nasi, nasi dengan keju, makaroni, oatmeal dimasak, atau apa pun dengan mudah dicerna. Tawarkan kepadanya beberapa makanan kecil per hari. Jika diare tidak muncul lagi, maka Anda bisa secara bertahap pindah ke makanan yang biasa. Namun, anak anjing tumbuh, terutama yang sangat muda, kita tidak bisa membiarkan dia 24 jam tanpa makanan. Dalam hal ini mempersingkat puasa pada 12 jam. Namun, anjing Anda harus mendapatkan bantuan hewan sesegera mungkin jika:
- Diare berlangsung lebih lama dari 24 jam
- Kotoran mengandung darah, atau hitam dan tinggal,
- Diare disertai dengan muntah, atau
- Anjing tampak lemah, tertekan, atau ia mengalami demam.
Ketika anjing Anda memiliki diare ada keseimbangan mikroflora terganggu, sehingga organisme hanya akan menguntungkan jika Anda memberikan dia dengan bakteri probiotik. Bakteri probiotik sangat berguna dalam anak anjing, karena diare memiliki terjadinya cukup umum di dalamnya. Izinkan saya menyarankan Anda beberapa produk yang dapat membantu.
Beberapa produk untuk melawan Diare
Harap diperhatikan:
Jika hewan peliharaan Anda menunjukkan tanda-tanda penyakit atau tekanan atau Anda mencurigai hewan peliharaan Anda sakit atau Anda ragu, segera hubungi dokter hewan anda. Semua informasi yang disajikan pada lensa ini adalah untuk tujuan informatif saja.
Gangguan Pencernaan Pada Ayam
Gangguan saluran pencernaan pada ayam akan berdampak pada
gangguan penyerapan makanan dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan ayam. Bagi ayam petelur, maka dampak nyatanya adalah menurunnya
produksi telur. Perlahan-lahan ayam akan mati hingga akhirnya peternak akan
mengalami kerugian yang sangat nyata.
Sumber pengganggu utama sistem pencernaan pada ayam berasal dari infeksi bakteri.
Sumber pengganggu utama sistem pencernaan pada ayam berasal dari infeksi bakteri.
Sepanjang tahun 2010, banyak kasus
gangguan pencernaan ayam yang timbul. Penyakit yang paling banyak ditemukan di
lapangan adalah penyakit enteritis. Penyakit ini menyerang bagian usus ayam.
Ternyata sebenarnya kuman penyebab enteritis ini sudah ada sejak lahir di dalam
usus ayam dan tidak menimbulkan penyakit atau masalah, namun; faktor stress,
gangguan cuaca, kandang yang terlalu padat mengakibatkan fisik ayam menjadi
menurun dan timbullah penyakit ini.
Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderung menurun akibat stres dan pertahanan tubuhnya menjadi tidak optimal sehingga semakin memperbesar peluang munculnya penyakit.
Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderung menurun akibat stres dan pertahanan tubuhnya menjadi tidak optimal sehingga semakin memperbesar peluang munculnya penyakit.
Berikut
penjelasan beberapa penyakit bakterial yang berdampak pada gangguan pencernaan
:
· Infeksi Bakteri Clostridium sp.
· Infeksi Escherichia coli
· Infeksi Pasteurella multocida
· Infeksi Salmonella sp.
· Infeksi Bakteri Clostridium sp.
· Infeksi Escherichia coli
· Infeksi Pasteurella multocida
· Infeksi Salmonella sp.
Penularan
Penyakit Pencernaan
Penyakit infeksi saluran pencernaan oleh bakteri dapat menular secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung melalui kontak dengan ayam sakit, sedangkan secara tidak langsung melalui kontak dengan pekerja kandang atau peralatan (alat-alat kandang, ransum, air minum dll) yang tercemar oleh bakteri.
Pada kasus penularan secara tidak langsung, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam diawali dengan tertelannya bakteri tersebut bersama pakan atau air minum yang terkontaminasi. Kemudian bakteri dalam tubuh ayam (saluran pencernaan) memperbanyak diri dalam usus, menembus dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah.
Bakteri yang terdapat di dalam usus dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan usus. Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi oleh usus dan mengakibatkan peningkatan peristaltik usus, yang akhirnya terjadilah gejala diare.
Bakteri yang secara normal berada di dalam saluran pencernaan ayam pun bisa ikut menginfeksi. Hal ini dipicu oleh kondisi ayam yang menurun, sedangkan bakteri terus bertambah konsentrasinya. Konsentarsi bakteri yang tinggi dalam usus bisa dikeluarkan melalui feses dan dapat menginfeksi ayam lain.
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
Pengobatan suatu penyakit tidak akan berhasil optimal tanpa didukung biosecuriti dan manajemen pemeliharaan yang bagus. Adapun prinsip untuk mencegah penyakit diantaranya :
Penyakit infeksi saluran pencernaan oleh bakteri dapat menular secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung melalui kontak dengan ayam sakit, sedangkan secara tidak langsung melalui kontak dengan pekerja kandang atau peralatan (alat-alat kandang, ransum, air minum dll) yang tercemar oleh bakteri.
Pada kasus penularan secara tidak langsung, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam diawali dengan tertelannya bakteri tersebut bersama pakan atau air minum yang terkontaminasi. Kemudian bakteri dalam tubuh ayam (saluran pencernaan) memperbanyak diri dalam usus, menembus dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah.
Bakteri yang terdapat di dalam usus dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan usus. Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi oleh usus dan mengakibatkan peningkatan peristaltik usus, yang akhirnya terjadilah gejala diare.
Bakteri yang secara normal berada di dalam saluran pencernaan ayam pun bisa ikut menginfeksi. Hal ini dipicu oleh kondisi ayam yang menurun, sedangkan bakteri terus bertambah konsentrasinya. Konsentarsi bakteri yang tinggi dalam usus bisa dikeluarkan melalui feses dan dapat menginfeksi ayam lain.
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
Pengobatan suatu penyakit tidak akan berhasil optimal tanpa didukung biosecuriti dan manajemen pemeliharaan yang bagus. Adapun prinsip untuk mencegah penyakit diantaranya :
1. Mengurangi populasi bibit
penyakit di sekitar ayam Dalam mengurangi bibit penyakit yang
ada di sekitar ayam maka langkah yang dapat ditempuh antara lain :
- Istirahat kandang minimal selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah dalam keadaan bersih dan didesinfeksi. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup bibit penyakit
- Lakukan desinfeksi kandang kosong dengan Sporades atau Formades. Pada 3 hari sebelum chicks in, lakukan kembali penyemprotan kandang beserta peralatannya baik tempat ransum maupun tempat minum dengan menggunakan Medisep
2. Mencegah kontak antara
bibit penyakit dengan ayam Untuk mendukung langkah pengurangan
konsentrasi bibit penyakit, maka perlu dilakukan pencegahan kontak antara bibit
penyakit dengan ayam. Langkah pencegahan tersebut dengan cara :
- Mengatur lalu lintas karyawan, pekerja, tamu, kendaraan, hewan piaraan maupun hewan liar yang bisa menjadi sumber penularan
- Pemberantasan vektor pembawa penyakit seperti tikus dan lalat dengan menggunakan insektisida
3. Meningkatkan daya tubuh
ayam Ketahanan tubuh ayam paling utama ditentukan oleh faktor
ransum yang didukung dengan kondisi lingkungannya.
- Lakukan monitoring terhadap konsumsi ransum. Penggantian pakan hendaknya dilakukan secara berkala (periodik). Untuk kasus NE, batasi pemakaian tepung ikan, gandum dan barley (jangan berlebih)
- Perhatikan suhu, kelembaban, ventilasi, kepadatan kandang serta kualitas litter atau sekam. Dalam manajemen litter, lakukan pembolak-balikan litter untuk mencegah litter basah. Pada masa brooding, pembolak-balikan litter dilakukan secara teratur setiap 3-4 hari sekali mulai umur 4 hari sampai umur 14 hari. Segera ganti litter yang basah dan menggumpal. Jika jumlah yang menggumpal sedikit, maka dapat dipilah dan dikeluarkan dari kandang.
- Meningkatkan daya tahan tubuh maka dapat dilakukan pemberian multivitamin berupa Fortevit maupun Vita Stress yang dapat diberikan melalui air minum. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin juga berfungsi dalam membantu pertumbuhan dan mengatasi stres, mencegah penyakit akibat kekurangan vitamin serta mampu memperbaiki efisiensi ransum.
Kecukupan
nutrisi tubuh ayam berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat
berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang
berfungsi secara optimal akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum
melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Namun bagaimana jika organ
dan saluran pencernaan mengalami gangguan baik karena faktor infeksius maupun
non infeksius? Dalam kesempatan ini akan kami jabarkan bahasan tentang gangguan
pencernaan ayam, terutama akibat infeksi bakterial (oleh bakteri,red).
Dampak akibat Gangguan Pencernaan
Kerugian
utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan ayam tentunya berupa
terganggunya penyerapan nutrisi yang berdampak pada hambatan pertumbuhan dan
penurunan produksi telur. Mortalitas dan morbiditas ayam juga akan meningkat.
Gangguan pencernaan akibat infeksi bakterial misalnya akan menyebabkan saluran
pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Hal lain berakibat pada terjadinya immunosuppresif.
Beberapa mekanisme terjadinya immunosuppresif ini ialah :
- Kerusakan jaringan mukosa usus menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisi tidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi sehingga pembentukan antibodi terganggu
- Mukosa usus dan seka tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan lokal di saluran pencernaan. Kerusakan kedua organ ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya
- Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil antibodi (IgA), dimana IgA tersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya plasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahananan di lapisan permukaan usus pun menurun
Gangguan Pencernaan Akibat Infeksi
Bakteri
Tabel 1. Persentase Penyakit Ayam
Pedaging 2010
Tabel 2. Persentase Penyakit Ayam
Petelur di 2010
Musim
hujan yang masih terjadi disebagian besar wilayah Indonesia pun secara tidak langsung
berperan dalam menyebarkan bibit penyakit ke peternakan. Penyebaran bibit
penyakit bisa melalui litter, feses dan air minum ayam yang
terkontaminasi bibit penyakit.
Berikut penjelasan beberapa penyakit
bakterial yang berdampak pada gangguan pencernaan :
- Infeksi Bakteri Clostridium sp.
Berbagai
bakteri Clostridium sp. secara luas banyak terdapat di tanah dan air.
Banyak pula spesies Clostridium yang hidup normal dalam saluran
pencernaan ayam. Necrotic enteritis (NE) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh Clostridium perfringens tipe A atau C dan menyebabkan kerusakan di
saluran percernaan, terutama di usus.
Usus halus yang terinfeksi NE
Sumber : www.csiro.au
Sumber : www.csiro.au
Semu a jenis ayam pada semua umur dapat
terinfeksi NE namun paling sering menyerang umur 2-6 minggu pada ayam petelur
dan umur 2-5 minggu pada ayam pedaging (Technical Service, 2010). Secara
normal, di dalam usus ayam sehat terdapat bakteri C. perfringens dalam
jumlah yang aman (tidak menyebabkan terjadinya outbreak penyakit, red).
Saat kondisi ayam buruk dan didukung dengan kondisi lingkungan yang tidak
nyaman (tantangan agen penyakit banyak,red) maka outbreak NE
dapat terjadi.
Munculnya
kasus NE biasanya dipicu oleh serangan koksidosis. Koksidiosis merupakan
penyakit parasit yang disebabkan oleh protozoa (bersel tunggal) dari genus Eimeria
sp. Saat koksidiosis menyerang, akan terjadi perdarahan dan kerusakan jaringan
ileum (usus halus) serta peningkatan penguraian air tubuh sehingga dihasilkan
banyak oksigen. Meningkatnya oksigen akan memicu bakteri aerob, seperti C.
perfringens meningkat populasinya dan berlanjut dengan serangan necrotic
enteritis. Penggantian ransum secara mendadak dan penggunaan beberapa jenis
bahan baku ransum, seperti tepung ikan, gandum dan barley yang melebihi
batas juga dapat mempercepat peningkatan populasi C. perfringens di
dalam usus. Kerusakan usus oleh koksidiosis, menyebabkan usus tidak dapat
bekerja menyerap nutrisi sehingga terjadi akumulasi nutrisi di dalam usus.
Nutrisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh bakteri C. perfringens untuk
berkembangbiak meningkatkan populasinya.
Infeksi NE
diawali dengan gejala klinis penurunan nafsu makan, depresi, bulu berdiri, ayam
terlihat bergerombol dan diare. Infeksi NE juga ditandai oleh feses agak encer
berwarna merah kecoklatan (seperti warna buah pepaya) disertai dengan cairan
asam urat yang keluar bersama feses. Kadang feses juga bercampur dengan
sejumlah material ransum yang tidak tercerna secara sempurna.
Dari hasil
bedah bangkai akan ditemukan adanya nekrosa pada mukosa usus halus dan terjadi
perubahan dimana usus menjadi rapuh dan mengalami distensi (penggelembungan)
akibat pembentukan gas dan kadang dijumpai perdarahan. Selain kerusakan pada
usus, NE juga dapat mengakibatkan hati mengalami pembengkakan, keras, pucat dan
terdapat bintik-bintik. Kantung empedu juga membesar dan rapuh.
- Infeksi Escherichia coli
Infeksi Escherichia
coli (E. coli) pada ayam dikenal dengan istilah colibacillosis.
Bakteri E.coli merupakan bakteri yang normal hidup pada saluran
pencernaan ayam dan dari jumlah tersebut 10-15% merupakan E. coli yang
berpotensi menjadi patogen. Colibacillosis dapat berperan sebagai infeksi
primer maupun sekunder mengikuti serangan penyakit yang lain, seperti CRD dan
korisa. Jika dilihat dari umur serangan, maka pada ayam pedaging,
colibacillosis lebih sering menyerang di umur 22-28 hari, sedangkan pada ayam
petelur di umur > 3 minggu (Technical Service Medion, 2010).
Bakteri E.
coli tinggi konsentrasinya di dalam feses yaitu sekitar 106 tiap
gram feses. Bakteri E. coli tersebut kemudian menyebar dan
mengkontaminasi debu, litter dan air minum. Penyebaran E. coli melalui
air minum memang lebih dominan dan menjadi sorotan karena air minum merupakan
media yang mudah membawa E. coli masuk ke dalam tubuh ayam.
Coligranuloma yang menyerang usus ayam
Sumber : Dok. Medion
Infeksi
colibacillosis bisa bersifat lokal atau sistemik dengan berbagai bentuk. Bentuk
infeksi lokal colibacillosis terdiri dari omphalitis, cellulitis,
diare dan salpingitis. Sedangkan bentuk infeksi sistemik colibacillosis
terdiri dari colisepticemia, panopthalmitis, meningitis
dan coligranuloma. Dari semua bentuk colibacillosis tersebut yang lebih
spesifik menyerang saluran pencernaan ialah bentuk diare dan coligranuloma.
Salah satu
gejala klinis infeksi E. coli pada ayam yang dapat diamati adalah adanya
diare berwarna kuning. Gejala klinis tersebut diikuti pula oleh perubahan
patologi anatomi, dimana pada colibacillosis bentuk diare ditemukan usus yang
mengalami peradangan (enteritis), sedangkan pada coligranuloma ditemukan
adanya granuloma (bungkul-bungkul) pada hati, sekum, duodenum dan penggantung
usus.
- Infeksi Pasteurella multocida
Infeksi Pasteurella
multocida pada ayam sering dikenal dengan penyakit kolera (fowl cholera).
Dari penanganan kasus di lapangan oleh Technical Service Medion (tahun
2010) dilaporkan bahwa kolera menempati peringkat 1 pada ranking penyakit ayam
petelur dan sering menyerang diumur > 35 minggu. Mortalitas dan morbiditas
kolera berkisar antara 0- 20%. Kejadian kolera unggas di Indonesia lebih
bersifat sporadik. Ledakan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan berbagai
faktor pemicu stres seperti fluktuasi suhu, kelembaban, pindah kandang, potong
paruh, perlakuan vaksinasi yang tidak benar, transportasi, pergantian ransum
yang mendadak serta penyakit immunosuppressive.
Peradangan usus (enteritis) akibat kolera
Sumber : Dok. Medion
Gejala
klinis kolera terlihat dari penurunan nafsu makan, lesu, bulu mengalami
kerontokan, diare yang awalnya encer kekuningan, lama-kelamaan akan berwarna
kehijauan disertai mucus (lendir), peningkatan frekuensi pernapasan,
daerah muka, jengger dan pial membesar.
Perubahan
patologi anatomi yang ditimbulkan oleh penyakit ini bervariasi sesuai dengan
derajat keparahannya. Pada kolera bentuk akut, terlihat berupa perdarahan petechial
pada berbagai organ visceral terutama pada jantung, hati, paru-paru,
lemak jantung maupun lemak abdominal. Selain itu juga sering ditemukan
perdarahan berupa petechial dan ecchymosis pada mukosa usus. Hal
ini disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat aktivitas endotoksin.
Hati juga akan terlihat membesar dan terdapat bintik putih. Untuk kolera bentuk
kronis, ditandai dengan adanya infeksi lokal yang dapat ditemukan pada
persendian tarsometatarsus, bursa sternalis, telapak kaki, rongga
peritonium dan oviduk.
Salah satu
serangan kolera mengakibatkan hati membengkak dan terdapat bintik putih
Sumber : Dok. Medion
Sumber : Dok. Medion
- Infeksi Salmonella sp.
Infeksi
ayam oleh Salmonella sp. bisa mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit
yaitu avian paratyphoid, fowl typhoid dan pullorum. Diantara
ketiga jenis penyakit tersebut, pullorum merupakan penyakit yang lebih sering
menginfeksi, terutama pada ayam pedaging. Penyakit pullorum ini identik dengan
berak kapur dan sering menyerang pada anak ayam.
Kotoran
putih pada dubur anak ayam pada kasus pullorum
Sumber : anonymous
Sumber : anonymous
Kematian
bisa mencapai 80% dan puncak kematian pada umur 2-3 minggu setelah menetas.
Dari gejala klinis, ayam akan terlihat ngantuk, lemah, kehilangan nafsu makan
dan diikuti dengan kematian mendadak. Anak ayam kerapkali “menciap” kesakitan
ketika sedang buang kotoran. Kotoran tersebut berwarna putih menyerupai kapur
(pasta) dan terkadang menempel pada dubur ayam. Perubahan bedah bangkai akan
terlihat adanya nekrosis (kematian jaringan) pada hati serta terkadang hati
mengalami pembengkakan. Pada saluran pencernaan tampak bintik-bintik putih
terutama pada mesenterium (penggantung usus,red) dan otot
ventrikulus. Adanya komplikasi dengan CRD atau korisa menyebabkan ayam
menunjukkan gejala klinis berupa gangguan pernapasan seperti ngorok dan keluar
lendir dari hidung.
Bungkul putih pada usus akibat infeksi Salmonella sp.
Sumber : anonymous
Penularan Penyakit Pencernaan
Penyakit
infeksi saluran pencernaan oleh bakteri dapat menular secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung melalui kontak dengan ayam sakit, sedangkan
secara tidak langsung melalui kontak dengan pekerja kandang atau peralatan
(alat-alat kandang, ransum, air minum dll) yang tercemar oleh bakteri. Pada
kasus pullorum, penyakit dapat ditularkan secara vertikal yaitu melalui telur
kemudian menyebar dalam mesin penetasan dan meluas sesuai dengan distribusi
anak ayam yang ditetaskan dari mesin penetas yang tercemar tersebut.
Pada kasus
penularan secara tidak langsung, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam
diawali dengan tertelannya bakteri tersebut bersama ransum atau air minum yang
terkontaminasi. Kemudian bakteri dalam tubuh ayam (saluran pencernaan)
memperbanyak diri dalam usus, menembus dinding usus dan masuk ke dalam aliran
darah. Bakteri dalam darah akan berkembang sampai menjadi septikemia
(bertahannya bakteri dalam darah) yang merupakan ciri dari kejadian infeksi
penyakit akut.
Bakteri
yang terdapat di dalam usus dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran
lapisan usus. Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat
mengganggu proses penyerapan nutrisi oleh usus dan mengakibatkan peningkatan
peristaltik usus, yang akhirnya terjadilah gejala diare.
Bakteri
yang secara normal berada di dalam saluran pencernaan ayam pun bisa ikut
menginfeksi. Hal ini dipicu oleh kondisi ayam yang menurun, sedangkan bakteri
terus bertambah konsentrasinya. Konsentarsi bakteri yang tinggi dalam usus bisa
dikeluarkan melalui feses dan dapat menginfeksi ayam lain.
Tindakan Pengobatan dan Penanganan
Tindakan
pengobatan yang dapat dilakukan jika ayam sudah terlanjur terserang penyakit
infeksi saluran pencernaan di atas, antara lain :
- Segera pisahkan ayam yang positif terinfeksi NE, colibacillosis, kolera dan pullorum tersebut
- Untuk mengatasi serangan NE, obati dengan Ampicol, Doxytin, Koleridin atau Neo Meditril. Sedangkan saat terjadi komplikasi antara NE dan koksidiosis, obat yang dapat diberikan antara lain Therapy atau Duoko
- Untuk menangani colibacillosis, obat yang dapat digunakan diantaranya Ampicol, Amoxitin, Coliquin, Neo Meditril, Proxan-S, Tycotil, Therapy atau Trimezyn (pilih salah satu)
- Pada kasus serangan pullorum, dapat dilakukan pengobatan dengan memberikan Proxan-S, Koleridin, Therapy, Trimezyn-S atau Vita Tetra Chlor (pilih salah satu) yang diberikan sesuai dosis dan aturan pakai
- Untuk kasus infeksi kolera, lakukan tindakan pengobatan berdasarkan tingkat keparahan penyakit, jumlah populasi ayam dan umur kejadian penyakit. Untuk kasus kolera ringan, dapat diberikan antibiotik yang dapat diaplikasikan melalui air minum seperti Amoxitin, Proxan-S atau Coliquin. Sedangkan jika kejadian kolera sudah parah maka pilihlah antibiotik yang diberikan secara suntikan seperti Gentamin, Medoxy LA, Medoxy-L atau Vet Strep
- Untuk semua kasus penyakit, setelah dilakukan pengobatan, berikan vitamin seperti Vita Stress, Fortevit atau Vita Strong untuk membantu mempercepat proses kesembuhan (recovery)
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
Pengobatan
suatu penyakit tidak akan berhasil optimal tanpa didukung biosecuriti
dan manajemen pemeliharaan yang bagus. Adapun prinsip untuk mencegah penyakit
diantaranya :
1. Mengurangi populasi bibit
penyakit di sekitar ayam
Dalam
mengurangi bibit penyakit yang ada di sekitar ayam maka langkah yang dapat
ditempuh antara lain :
- Istirahat kandang minimal selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah dalam keadaan bersih dan didesinfeksi. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup bibit penyakit
Lakukan istirahat kandang minimal 2
minggu
Sumber : Dok. Medion
Sumber : Dok. Medion
- Lakukan desinfeksi kandang kosong dengan Sporades atau Formades. Pada 3 hari sebelum chicks in, lakukan kembali penyemprotan kandang beserta peralatannya baik tempat ransum maupun tempat minum dengan menggunakan Medisep
2. Mencegah kontak antara
bibit penyakit dengan ayam
Untuk
mendukung langkah pengurangan konsentrasi bibit penyakit, maka perlu dilakukan
pencegahan kontak antara bibit penyakit dengan ayam. Langkah pencegahan
tersebut dengan cara :
- Mengatur lalu lintas karyawan, pekerja, tamu, kendaraan, hewan piaraan maupun hewan liar yang bisa menjadi sumber penularan
- Melakukan sanitasi air minum menggunakan Antisep, Neo Antisep atau Medisep minimal 3x seminggu
Antisep,
Neo Antisep dan Medisep merupakan produk-produk antiseptika
Medion
Sumber : Dok. Medion
Sumber : Dok. Medion
- Pemberantasan vektor pembawa penyakit seperti tikus dan lalat dengan menggunakan insektisida
3. Meningkatkan daya tubuh
ayam
Ketahanan
tubuh ayam paling utama ditentukan oleh faktor ransum yang didukung dengan kondisi
lingkungannya.
- Lakukan monitoring terhadap konsumsi ransum. Penggantian ransum hendaknya dilakukan secara berkala (periodik). Untuk kasus NE, batasi pemakaian tepung ikan, gandum dan barley (jangan berlebih)
- Perhatikan suhu, kelembaban, ventilasi, kepadatan kandang serta kualitas litter atau sekam. Dalam manajemen litter, lakukan pembolak-balikan litter untuk mencegah litter basah. Pada masa brooding, pembolak-balikan litter dilakukan secara teratur setiap 3-4 hari sekali mulai umur 4 hari sampai umur 14 hari. Segera ganti litter yang basah dan menggumpal. Jika jumlah yang menggumpal sedikit, maka dapat dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah litter yang menggumpal atau basah sudah banyak, lebih baik tumpuk dengan litter yang baru hingga yang menggumpal tidak tampak
Hindari litter basah dan menggumpal
Sumber : Dok. Medion
Untuk
meningkatkan daya tahan tubuh maka dapat dilakukan pemberian multivitamin
berupa Fortevit maupun Vita Stress yang dapat diberikan melalui
air minum. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin juga berfungsi dalam
membantu pertumbuhan dan mengatasi stres, mencegah penyakit akibat kekurangan
vitamin serta mampu memperbaiki efisiensi ransum.
Fortevit dan Vita Stress merupakan produk-produk vitamin Medion
Sumber : Dok. Medion
Kasus
gangguan pencernaan pada ayam disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya
infeksi penyakit bakterial. Oleh karena itu tindakan manajemen kesehatan dan
pemeliharaan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan kasus gangguan agar tidak
timbul kerugian yang lebih banyak. Salam.
Pencernaan
adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dakam saluran
pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada
pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh
banyak faktor.
Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal, makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, mamasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).
Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal, makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, mamasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).
TUGAS TERNAK
RUMINANSIA & NON RUMINANSIA (PET2317)
OLEH :
ARDIANSYAH
60700112049
B
JURUSAN
ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar