BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur (fungi) banyak kita temukan
disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur
menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua
kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam
kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang
yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari
permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir
bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval (Medhy, 2013).
Pengamatan morfologi sangat penting
untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting
daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan
yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop.
Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan
mikroskopis. (Medhy, 2013).
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan
akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan
semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai
klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri (Medhy, 2013).
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan
dilakukannya praktikum ini yaitu untuk dapat mengetahui morfologi (Jamur dan
Fernipan).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Fungi adalah
mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik,
berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual.
Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara
mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu
melalui absorpsi (Gandjar, 1999).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri
dari atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin
semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif
yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile
yang berfungsi dalam reproduksi. Fungi
tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang
tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua
golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau
mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak
berfilamen (Medhy, 2013).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada
pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan
makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan
bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak
merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil
sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau
maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari
substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak
dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat misalkan
tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme
eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum. Fungi umumnya multiseluler
(bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal
cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur
tergantung pada jenisnya. Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut
hifa. Hifa merupakan pembentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium yang
menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh. Bentuk hifa menyerupai benang
yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran
plasma dan sitoplasma. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau
septa. Septa umumnya mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom,
mitokondria dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi
adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma (Aqsha, 2013).
Baik jamur yang bersahaja maupun jamur
yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas yaitu berupa benang
tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan
benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi (sacharomycetes) itu
tubuhnya berupa sel-sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai
klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat,
bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Waluyo, 2005).
Golongan jamur mencakup lebih daripada
55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang
klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara para
sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang
tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus
(thallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah
thallophyta yang berklorofil (Waluyo, 2005).
Jamur adalah mikroorganisme eukariot
heterotrof, tidak dapat melakukan fotosintesis yang berkembang biak dengan
spora yang khas. Jamur dapat juga berkembang biak dengan aseksual maupun
seksual. Beberapa jamur merupakan organisme yang uniseluler, tetapi kebanyakan
jamur membentuk filamen yang merupakan sel vegetatif yang dikenal dengan
sebutan miselium. Miselium adalah kumpulan hifa atau filamen yang menyerupai
tube. Fungi juga dapat dideskripsi sebagai organiusme yang tidak berklorofil,
bersifat parasitik dan saprofitik, bersel tunggal atau banyak menyerupai
struktur vegetatif yang berupa filamen yang dilindungi oleh dinding sel yang
tersusun dari zat kitin atau polisakarida. Tumbuhan dan fungi memiliki dinding
sel, dinding sel ini yang membedakan fungi atau tumbuhan dengan sel hewan.
Karena sifat yang heterotrofik, hal yang berlawanan dengan sifat yang
autotrofik, maka fungi dikeluarkan dari dunia tumbuhan menjadi digolongkan
dalam dunia fungi tersendiri. Dalam mencerna makanannya, fungi memiliki
kemiripan dengan hewan. Fungi memproses cadangan makanannya dalam bentuk
glikogen seperti halnya yang terjadi pada hewan. Dinding sel fungi tersusun
dari zat kitin yaitu karbohidrat yang mengandung nitrogen, sementara tumbuhan
dinding selnya terbuat dari selulosa (Echa, 2013).
Jamur
dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast) dan kapang (Mold). Khamir
adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai
sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling
kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam
ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau
lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak
dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Tubuh atau talus suatu
kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten,
istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang
dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri
yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma
bersama (Coyne, 2009).
Jamur tidak dapat hidup secara
autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan
menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup
secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic
seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan
anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan
bahan organik dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan.
Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan
orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang
membentuk lumut kerak (Syamsuri, 2004).
Jamur
uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan
gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe
dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam
amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler,
sama seperti pada bakteri. Caranya sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim
pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul
kompleks menjadi molekul-molekul sederhana (Syamsuri, 2004).
Ciri-ciri jamur organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya
mempunyai ciri-ciri umum yaitu uniseluler atau bersel satu atau multi seluler (benang-benang halus), tubuhnya tersusun atas
hifa (jalinan benang-benang halus), eukariotik (mempunyai membran inti),
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara saprofit,
parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin, cadangan makanan
tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein, pencernannya berlangsung secara
ekstraseluler, dimana makanan sebelum diserap disederhanakan terlebih dahulu
oleh enzim ekstraseluler yang dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan
yang bersifat haploid lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan
secara aseksual dengan membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual
dengan cara memutuskan benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan
konidia. Sedangkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti betina
sehingga dihasilkan spora askus atau basidium (Ita, 2013 ).
Jamur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan hewan,
makanan, dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat tumbuh dan
berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang tinggi. Saat ini di Indonesia
diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis jamur. Dari jumlah tersebut
dalam kehidupan memiliki peran masing-masing dihabitatnya baik yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung bagi manusia Jamur merupakan organisme
yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil. Dalam klasifikasi system
tiga kingdom, jamur (fungi) dikelompokkan sendiri terlepas dari kelompok
plantae (tumbuhan) karena jamur tidak berfotosintesis dan dinding selnya bukan
dari selulosa (Yamin, 2013).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan
Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/
Tanggal : Senin/ 3 Juni 2013
Pukul : 08.30-12.00 Wita
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Sekolah
Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP)
Gowa
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu deck gelas, gelas
piala, gelas objek, mikroskop, ose dan pipet.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu alkohol, fermipan, jamur roti, larutan Lactophenol Cotton
Blue (LCB) dan tissue.
C.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam
praktikum ini adalah :
1.
Membersihkan gelas objek dengan alcohol 70% agar bebas lemak.
2. Menteteskan 2 tetes larutan lactopbhenol
cotton blue diatas gelas objek.
3.
Mengambil secara aseptis 1 ose biakan khamir. Lalu mencampur larutan lactopbhenol cotton blue tadi menggunakan ose
dan metutup secara hati-hati dengan deck gelas (mengusahakan tidak ada
gelembung udara).
4.
Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Mencatat bentuk sel, ada
tidaknya pertunasan (budding), miselium semu dll.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari
praktikum ini adalah :
No
|
Laboratorium Mikrobiologi
|
Keterangan
|
1.
|
Kapang
(Fernipan)
Spesimen
:Saccharomyces cerevisiae
|
Warna
:
1. Jamur : Biru
2. Permukaan : Putih
|
2
|
Jamur
(Ragi)
Spesimen
:Saccharomyces cerevisiae
|
Warna
:
1. Jamur : Biru
2. Tepi : Hitam
3. Permukaan : Biru
|
Sumber : Laboratorium Praktikum
Mikrobiologi STTP Gowa
B. Pembahasan
Jamur
adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil, berupa sel atau
benang yang bercabang-cabang, dengan dinding dari selulosa atau dari kitin atau
dari keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual. Jamur
ini tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan antara bagian
batang, daun, maupun akarnya.
Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast
biasa kita kenal dengan khamir sedangkan mold adalah kapang. Kapang merupakan
fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi
bersel tunggal dan tak berfilamen. Kapang merupakan fungi yang morfologinya
multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament dan pertumbuhannya
dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni sperti kapas. Pertumbuhan fungi
mula – mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi spora maka akan
terbentuk berbagai warna tergantung Dari jenis kapang. Sifat – sifat kapang
baik penampakan mikroskopis ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi
dan klasifikasi kapang. Sedangkan khamir termasuk cendawan, tetapi bentuk
berbeda dengan kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi
vegetatife terjadi dengan cara pertunasan. Morfologi dari khamir yaitu sel
khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1- 5 mm sampai 20
– 50 mm, dan lebar 1 – 10 mm. Bentuk khamir bermacam – macam yaitu bulat, oval,
silinder, ogival yaitu bukit panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga
melengkung ( triangules ), berbentuk botol, bentuk apikilat atau lemon, membentuk
psedomiselium, dan sebagainya. Sistem reproduksi khamir dan kapang berbeda.
Sistem reproduksi kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual
dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula dengan cara
seksual peleburan nukleous dari kedua induknya. Pada pembelahan suatu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu
sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang. Sedangkan system
reproduksi yaitu dengan beberapa cara , pertunasan, pembelahan, pembelahan
tunas Dengan kombinasi anatara pertunasan dengan pembelahan, spurulasi atau
pembentukan spora, dengan spora aseksual dan spora seksual. Reproduksi
pembentukan dengan cara pertunasan, dan pembelahan. Pembelahan tunas yaitu spora
aseksual dinamakan reproduksi vegetatife, sedangkan pembentukan spora seksual
disebut reproduksi seksual.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
dalam percobaan ini dengan menggunakan kapang (fernipan) dan jamur (ragi)
dengan spesimen Saccharomyces cerevisiae.
Pada kapang (fernipan) yang diamati dibawah mikroskop terlihat warna jamurnya biru dengan warna
permukaannya putih sedangkan pada khamir (ragi) tampak terlihat warna jamurnya
biru dengan warna tepi hitam dan warna permukaannya biru.
Jika mau dibandingkan dari literatur,
menurut Ananda (2011) menyatakan bahwa jamur pada ragi itu biasanya digunakan
dalam pembuatan tape atau roti dan jamur pada ragi namanya Ascomycota dengan spesimen Saccharomyces
cerevisiae dan tampak terlihat bercak-bercak bulatan kecil yang berwarna
hitam, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dimana hasil pengamatan dengan
literatur hasilnya sama dimana pada pengamatan ditandai keterangan nomor 2
yaitu tepinya berwarna hitam dengan bentuk bulat yang kecil. Sedangkan kapang
pada fernipan digunakan dalam pembuatan kue yang berfungsi untuk mengembangkan
adonan supaya adonan menggelembung. Kapang pada fernipan tampak terlihat
jamurnya berwarna biru. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dengan dari
literature tersebut.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa morfologi jamur dan kapang dapat diketahui setelah diamati
dibawah mikroskop dimana kapang pada fernipan terlihat warna jamurnya biru
dengan permukaannya putih sedangkan jamur pada ragi terlihat warna jamurnya
biru dengan warna tepinya berbentuk bulat kecil dengan warna hitam dan warna
permukaanya berwarna biru.
B. Saran
Adapun saran yang ingin
saya sampaikan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Dalam melaksanakan praktikum, dilakukan
secara jelas oleh asisten agar para praktikan dapat lebih memahami.
2.
Dalam pelaksanaan praktikum, alat-alat
yang digunakan sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aqsha.2013.”Laporan
Brhyophyta”.http:aqshabiogger2010.blogspot.com201202
laporan-praktikum-brhyophyta.html-.html.(4
Juni 2013).
Coyne, Mark S. Soil Microbiology:
An Exploratory Approach. USA : Delmar
Publisher.1999.
Dwijoseputro,
D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.2005.
Echa.2013.”Laporan
Mikrobiologi”.http:echa-resaindah.blogspot.com201211
Laporan-mikrobiologi.htm.(4 Juni
2013).
Gandjar.
Mikrobiologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2009.
Ita.2013.”Laporan
Mikrobiologi”.http:itatrie.blogspot.com201210 laporan-
mikrobiologi-pengamatan--jamur.html.(4
Juni 2013).
Medhy.2013.”Pengamatan
Morfologi”.http:medhythedoctor.blogspot.com
201302laporan-pengamatan-morfologi-jamur.html.(4
Juni 2013).
Syamsuri, Istamar. Biologi.
Erlangga :Jakarta.2004.
Waluyo.
Pengantar Mikrobiologi. Bandung: Tarsito.2005.
Yamin.2013.”Laporan
Mikrobiologi”.httpyaminanggri.blogspot.com201304
laporan-praktikum-mikrobiologi-umum_23.html.(4
Juni 2013).
maksih laporannya
BalasHapusKata Bijak Bung Hatta