Jumat, 12 Juli 2013

Laporan Pengamatan Morfologi Fungi (Jamur)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
       Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval (Medhy, 2013).
       Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).
       Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.  Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri (Medhy, 2013).
B. Tujuan Percobaan
        Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk dapat mengetahui morfologi (Jamur dan Fernipan).




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
       Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi  (Gandjar, 1999).
       Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen (Medhy, 2013).
       Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat  (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis  vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
       Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum. Fungi umumnya  multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan pembentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh. Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa umumnya mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma (Aqsha, 2013).
       Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi (sacharomycetes) itu tubuhnya berupa sel-sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Waluyo, 2005).
       Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus (thallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil  (Waluyo, 2005).
       Jamur adalah mikroorganisme eukariot heterotrof, tidak dapat melakukan fotosintesis yang berkembang biak dengan spora yang khas. Jamur dapat juga berkembang biak dengan aseksual maupun seksual. Beberapa jamur merupakan organisme yang uniseluler, tetapi kebanyakan jamur membentuk filamen yang merupakan sel vegetatif yang dikenal dengan sebutan miselium. Miselium adalah kumpulan hifa atau filamen yang menyerupai tube. Fungi juga dapat dideskripsi sebagai organiusme yang tidak berklorofil, bersifat parasitik dan saprofitik, bersel tunggal atau banyak menyerupai struktur vegetatif yang berupa filamen yang dilindungi oleh dinding sel yang tersusun dari zat kitin atau polisakarida. Tumbuhan dan fungi memiliki dinding sel, dinding sel ini yang membedakan fungi atau tumbuhan dengan sel hewan. Karena sifat yang heterotrofik, hal yang berlawanan dengan sifat yang autotrofik, maka fungi dikeluarkan dari dunia tumbuhan menjadi digolongkan dalam dunia fungi tersendiri. Dalam mencerna makanannya, fungi memiliki kemiripan dengan hewan. Fungi memproses cadangan makanannya dalam bentuk glikogen seperti halnya yang terjadi pada hewan. Dinding sel fungi tersusun dari zat kitin yaitu karbohidrat yang mengandung nitrogen, sementara tumbuhan dinding selnya terbuat dari selulosa (Echa, 2013).
       Jamur dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast) dan kapang (Mold). Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Coyne, 2009).
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organik dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak (Syamsuri, 2004).
       Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan  asam amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana (Syamsuri, 2004).
       Ciri-ciri jamur organisme yang termasuk dalam kelompok jamur, anggotanya mempunyai ciri-ciri umum yaitu uniseluler atau bersel satu atau multi seluler  (benang-benang halus), tubuhnya tersusun atas hifa (jalinan benang-benang halus), eukariotik (mempunyai membran inti), tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, yaitu secara saprofit, parasit dan simbiosis, dinding selnya tersusun atas zat kitin, cadangan makanan tersimpan dalam bentuk glikogen dan protein, pencernannya berlangsung secara ekstraseluler, dimana makanan sebelum diserap disederhanakan terlebih dahulu oleh enzim ekstraseluler yang dikeluarkan dari hifa jamur, memiliki keturunan yang bersifat haploid lebih singkat, reproduksi jamur uniseluler dilakukan secara aseksual dengan membentuk spora. Jamur multiseluler secara aseksual dengan cara memutuskan benang hifa ( fragmentasi ), zoospore, endospora, dan konidia. Sedangkan secara seksual melalui peleburan inti jantan dan inti betina sehingga dihasilkan spora askus  atau basidium (Ita, 2013 ).
       Jamur hidup tersebar dan terdapat ditanah, air vegetasi, badan hewan, makanan, dibangunan, bahkan pada tubuh manusia. Jamur dapat tumbuh dan berkembang pada kelembaban dan pada suhu yang tinggi. Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 4.250 sampai 12.000 jenis jamur. Dari jumlah tersebut dalam kehidupan memiliki peran  masing-masing dihabitatnya baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung bagi manusia Jamur merupakan organisme yang mirip tumbuhan tetapi tidak memiliki klorofil. Dalam klasifikasi system tiga kingdom, jamur (fungi) dikelompokkan sendiri terlepas dari kelompok plantae (tumbuhan) karena jamur tidak berfotosintesis dan dinding selnya bukan dari selulosa (Yamin, 2013).



     




BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
             Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal          : Senin/ 3 Juni 2013
Pukul                      : 08.30-12.00 Wita
Tempat                   : Laboratorium Mikrobiologi Sekolah Tinggi Penyuluhan  
                                 Pertanian (STPP) Gowa
B. Alat dan Bahan
     1. Alat
       Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu deck    gelas, gelas piala, gelas objek, mikroskop, ose dan pipet.
    2. Bahan
       Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alkohol, fermipan, jamur roti, larutan Lactophenol Cotton Blue (LCB) dan tissue.
C. Prosedur Kerja
            Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
     1.  Membersihkan gelas objek dengan alcohol 70% agar bebas lemak.
     2.  Menteteskan 2 tetes larutan lactopbhenol cotton blue diatas gelas objek.
     3. Mengambil secara aseptis 1 ose biakan khamir. Lalu mencampur larutan  lactopbhenol cotton blue tadi menggunakan ose dan metutup secara hati-hati dengan deck gelas (mengusahakan tidak ada gelembung udara).
     4. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Mencatat bentuk sel, ada tidaknya pertunasan (budding), miselium semu dll.
     



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
             Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :
No
Laboratorium Mikrobiologi
Keterangan


1.

Kapang (Fernipan)


Spesimen :Saccharomyces cerevisiae
Warna :
 1. Jamur         : Biru
 2. Permukaan : Putih


2

Jamur (Ragi)





Spesimen :Saccharomyces cerevisiae
Warna :
 1. Jamur          : Biru
 2. Tepi            : Hitam
 3. Permukaan : Biru

     Sumber : Laboratorium Praktikum Mikrobiologi STTP Gowa
    

B. Pembahasan
           Jamur  adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil, berupa sel atau benang yang bercabang-cabang, dengan dinding dari selulosa atau dari kitin atau dari keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual. Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan antara bagian batang, daun, maupun akarnya.
       Perbedaan yeast dan mold yaitu yeast biasa kita kenal dengan khamir sedangkan mold adalah kapang. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Kapang merupakan fungi yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni sperti kapas. Pertumbuhan fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang. Sedangkan khamir termasuk cendawan, tetapi bentuk berbeda dengan kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetatife terjadi dengan cara pertunasan. Morfologi dari khamir yaitu sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1- 5 mm sampai 20 – 50 mm, dan lebar 1 – 10 mm. Bentuk khamir bermacam – macam yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bukit panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung ( triangules ), berbentuk botol, bentuk apikilat atau lemon, membentuk psedomiselium, dan sebagainya. Sistem reproduksi khamir dan kapang berbeda. Sistem reproduksi kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula dengan cara seksual peleburan nukleous dari kedua induknya. Pada pembelahan suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang. Sedangkan system reproduksi yaitu dengan beberapa cara , pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas Dengan kombinasi anatara pertunasan dengan pembelahan, spurulasi atau pembentukan spora, dengan spora aseksual dan spora seksual. Reproduksi pembentukan dengan cara pertunasan, dan pembelahan. Pembelahan tunas yaitu spora aseksual dinamakan reproduksi vegetatife, sedangkan pembentukan spora seksual disebut reproduksi seksual.
       Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam percobaan ini dengan menggunakan kapang (fernipan) dan jamur (ragi) dengan spesimen Saccharomyces cerevisiae. Pada kapang (fernipan) yang diamati dibawah mikroskop  terlihat warna jamurnya biru dengan warna permukaannya putih sedangkan pada khamir (ragi) tampak terlihat warna jamurnya biru dengan warna tepi hitam dan warna permukaannya biru.
       Jika mau dibandingkan dari literatur, menurut Ananda (2011) menyatakan bahwa jamur pada ragi itu biasanya digunakan dalam pembuatan tape atau roti dan jamur pada ragi namanya Ascomycota dengan spesimen Saccharomyces cerevisiae dan tampak terlihat bercak-bercak bulatan kecil yang berwarna hitam, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dimana hasil pengamatan dengan literatur hasilnya sama dimana pada pengamatan ditandai keterangan nomor 2 yaitu tepinya berwarna hitam dengan bentuk bulat yang kecil. Sedangkan kapang pada fernipan digunakan dalam pembuatan kue yang berfungsi untuk mengembangkan adonan supaya adonan menggelembung. Kapang pada fernipan tampak terlihat jamurnya berwarna biru. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dengan dari literature tersebut.

















BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan      
       Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa morfologi jamur dan kapang dapat diketahui setelah diamati dibawah mikroskop dimana kapang pada fernipan terlihat warna jamurnya biru dengan permukaannya putih sedangkan jamur pada ragi terlihat warna jamurnya biru dengan warna tepinya berbentuk bulat kecil dengan warna hitam dan warna permukaanya berwarna biru.
B. Saran
       Adapun saran yang ingin saya sampaikan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.         Dalam melaksanakan praktikum, dilakukan secara jelas oleh asisten agar para praktikan dapat lebih memahami.
2.         Dalam pelaksanaan praktikum, alat-alat yang digunakan sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

           
    

    
DAFTAR PUSTAKA
Aqsha.2013.”Laporan Brhyophyta”.http:aqshabiogger2010.blogspot.com201202
              laporan-praktikum-brhyophyta.html-.html.(4 Juni 2013).
                 Coyne, Mark S. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar   
                               Publisher.1999.
Dwijoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.2005.
Echa.2013.”Laporan Mikrobiologi”.http:echa-resaindah.blogspot.com201211
              Laporan-mikrobiologi.htm.(4 Juni 2013).
Gandjar. Mikrobiologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2009.
Ita.2013.”Laporan Mikrobiologi”.http:itatrie.blogspot.com201210 laporan-
              mikrobiologi-pengamatan--jamur.html.(4 Juni 2013).
Medhy.2013.”Pengamatan Morfologi”.http:medhythedoctor.blogspot.com
              201302laporan-pengamatan-morfologi-jamur.html.(4 Juni 2013).
                 Syamsuri, Istamar. Biologi. Erlangga :Jakarta.2004.
Waluyo. Pengantar Mikrobiologi. Bandung: Tarsito.2005.
Yamin.2013.”Laporan Mikrobiologi”.httpyaminanggri.blogspot.com201304
              laporan-praktikum-mikrobiologi-umum_23.html.(4 Juni 2013).

1 komentar: