Suka Duka Mahasiswa Baru
Selamat datang di Kampus
Peradaban, itu slogan dari Kampus UIN Alauddin. Dari berbagai jalur penerimaan
Mahasiswa Baru telah diumumkan dan segera mungkin Maba untuk melakukan
pendaftaran ulang di Rektorat, Lantai Dasar. Tampaknya, di UIN sendiri pada
tahun ini (2012) memiliki peminat pendaftaran yang sangat luar biasa. Bisa
dilihat pada saat pendaftaran ulang, kami sebagai Maba mengerumuni Rektorat
untuk mengambil posisi antrian. Begitu panjangnya antrian membuat kami juga
merasa kelelahan menunggu berjam-jam dengan panasnya terik matahari. Terkadang
ada yang jatuh pingsan, kelaparan, haus tetapi tidak ingin meninggalkan posisi
antrian karena ini menunjukan harus memulai antrian tunggu dari awal kembali.
Perjuangan saat Maba memang sangat diperhitungkan dan diperjuangkan. Sebelum
melakukan pendaftaran ulang, peserta yang dinyatakan lolos masuk sebagai Maba,
terlebih dahulu ke Klinik As-Syifa Uin Untuk melakukan Check Up yang kemudian ke
Rektorat menyerahkan berkas pendaftaran ulang.
Ketika saatnya tiba yang
ditunggu-tunggu Maba, Opak Universitas pada 6 September 2012 yang kemudian
dilanjutkan Opak Fakultas selama 2 hari, 7-8 September 2012. Aturan untuk
mengikuti opak dimana bagi ikwan wajib cukur plontos < 0,5 cm. Pelaksanaan Opak
Universitas yangharus dipenuhi bagi
ikwan baju kemeja polos,celana panjang kain hitam polos,sepatu hitam polos dan
memakai kopiah dan bagi akwat, jilbab hitam,baju putih,rok hitam,tidak boleh
berpakaian ketat dan sepatu hitam polos. Kemudian pada Opak Fakultas. Karena
saya bagian dari Fakultas Sains dan Teknologi maka aturan yang harus dipenuhi
pada Panitia Opak Fakultas (BEM Fak Beserta Anggotanya) memakai s songkok hitam polos,kemeja merah
polos lengan panjang,celana panjang kain hitam polos dan sepatu hitam polos
bagi ikwan dan jilbab merah,baju hitam,rok hitam dan sepatu hitam bagi akwat. Satu
lagi yang harus di garis bawahi khusus Maba Saintek wajib membawa tas selempang
terbuat dari karung goni berwarna merah hitam,memakai kacamata hitam dan skrap
merah. Salam Merah Hitam adalah aksi suara dan ciri khas dari Fakultas Sains
dan Teknologi. Opak ini diadakan di PKM, Maba saintek merupakan penerimaan maba
terbanyak kedua setelah Fakultas Tarbiyah.
Kegiatan selanjutnya, diambil
alih oleh Jurusan (HMJ). Kegiatan yang diambil alih oleh HMJ yang kegiatannya berpusat di Malino selama 3 hari.
Kegiatan ini istilahnya “Bina Akrab”. Untuk melakukan Perjalanan ke Malino, kami
maba Peternakan, Macang 012 menaiki
kendaraan teristimewa yang sebelumnya belum pernah mengendarainya dan terbilang
cantik dimana wajah bisa jadi Kinclong dengan Make Up yang terhampar pada wajah
dari tertiupnya debu jalanan. Ketika sesampainya di tempat tujuan, Panitia
mengambil alih dengan pemberitahuan untuk pengumpulan Hand Phone dan Rokok.
Selama kegiatan tersebut tidak diperbolehkan memegang Hp dan Merokok. Katanya
dari Senior, selain itu tujuan pengumpulan barang-barang kalian (Hp dan Rokok)
untuk menjaga-jaga agar ketika kegiatan berlangsung , tidak ada yang kehilangan
barang-barang yang kalian punya. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari. Di
hari terakhir merupakan hari dimana ditunggu tunggu oleh senior untuk
menunjukan aksinya. Malam itu adalah
malam yang paling teristimewa dan merupakan puncak dari kegitan tersebut dimana
kami disuguhi berbagai macam karakter yang harus dilakukan dan tunduk kepada
senior. Satu persatu diantara kami diseret keluar. Tiap Kelompok ada 5 orang.
Ketika saat itu saya berempat dalam 1 tim dimana Hajar, Mansur, Amar, Corink
dan saya sendiri. Di Pos I pertama diberikan kunci untuk memasuki Pos II dengan
berteriak keras “ Tabe, Senior Tahi Sapi Mau Lewat”. Wadduh, Disini kami
dianggap sebagai Tahi Sapi. Pada saat Pos II, para senior bertanya, begini “
Kalian tahu siapa saya???Kami hanya menggeleng kepala. Yang dipikiran kami
hanya bisa menjawab bahwa kalian adalah si Gemuk, Perampok dan Si Kecil tapi
kami takut menjawab nanti diberikan hadiah yang spesial. Dimana di Pos II salah
satunya ada Kak Miqdad dan Kak Nurma. Kak Nurma dengan Pedenya, penuh percaya
diri membentak-bentak. Mentang-mentang senior membentak junior yang kalah
tinnginya dengan senior. Tinggi Pendeknya seseorang tidak diperdulikan. Biar
lebih tinggi daripada senior, kita tetap menghormati sebagai senior. Kami ingin
bilang perampok dikarenakan Kak Miqdad malam itu membalut muka bertopeng yang
hanya nampak terlihat matanya dan gemuk. Wah yang tak kalah lagi yang satu
senior yang satu ini, Kak Ansar, Kami hanya bisa menganga melihat berat
badannya dan berpikir ada berapa porsi makanan yang bisa iya kunyah dalam
sehari. Karakternya menunjukan seperti Body Guard.
Ketika berada di Pos III, Pos III
merupakan ajang pos Cewek. Dimana ada
Kak Depe, Kak Mina, Kak Yaya, Kak Fiat yang lain sih aku belum kenal ceweknya.
Ketika itu diperintahkan untuk berbaris, Kak Yaya penuh semangat melayani
Junior yang sedang berbaris sambil melototi mata dengan memberikan sebuah
pertanyaan. Ketika itu tiba saatnya saya di tanya. Begini kata Kak Yaya “ Kamu
Orang Mana?? Dengan begitu saya menjawabnya denga serba cepat, saya orang Bone
Kak. Kak Yaya, ketika mengetahui hal itu sambil bernada kejabe-jabean begini
caranya “ Ooooo...Ooraangg Booo-Nekiiii Paleeeee. Dimana di Bone??Menjawab
kembali, di Lapri. Kemudian membalas kembali, dimana di Lapri??Kamu kenal nggak
namanya Aco yang tinggal di Lapri??
Dengan tanpa pikiran langsung menjawab saya tidak kenal yang namanya Aco. Kak
Yaya berkata, aicch katanya kamu orang Bone, masa sekampung mu tidak mu tahu,Palsu.
Sebenarnya tahu sih yang namanya Aco kalau yang di Leppangeng karena mantan pacarnya teman kelasku SMA tapi
karena pikiran jadi kosong. Dengan begitu langsung memake up dengan bedak
tercantik yang pernah ada di Macang 012 yang bahannya dari Feces dan Arang.
Lanjut Kak Depe, memake up kembali mulut dengan lipstik dari gula-gulanya. Ini
senior jorok amat sih, tapi kami tidak bisa berbuat-apa, selain itu pake
bentak-bentak segala, memanganya kami ini anak kecil. Hadiah yang paling
teristimewa sekaligus yang mengerikan yang pernah ada di Macang 012, tidak akan
terlupakan. Peristiwa bersejarah bagi kami, yang tak habis pikir kejadian
serupa terulang kembali moment-moment yang tidak lazim. Cukup kami yang tahu kejadian
ini, tidak perlu dipublikasikan juga karena soal kepribadian.
Pada saat kegiatan tersebut telah
usai. Kami mulai beraktivitas sebagai Mahasiswa Baru di Kampus. Menerima materi
perkuliahan dari dosen dan saling menyapa dengan senior. Memulai kegitan dan
belajar bersama. Pada semester pertama, rutinitas mahasiswa puncaknya sudah di
ambang pintu dimana akan berhadapan dengan dunia baru, Laporan dengan alat
tercanggih yang pernah ada di zaman dulu, mesin ketik. Suka duka kami
menjalaninya, entah itu senang, bahagia, bergembira ria, gelisah, pusing, stres
dan yang lainnya karena dengan laporan. Meskipun hanya dengan laporan tapi
jangan dianggap remeh, walaupun hanya beberapa SKS tapi sangat membantu untuk
melulusi mata kuliah. Praktikum pertama di mulai mata kuliah Biodas. Pembuatan
Laporan dengan mesin ketik bukan sesuatu hal yang gampang. Banyak cobaan atau
rintangan yang harus di hadapi. Ketika melakukan Asistensi setidaknya harus 5
kali. Busyet, bukan main-main ini, ini mesin ketik. Pada tahap ini bisa
dibilang susahnya bukan main, bikin kepala pusing. Terus itu Asisten pada
galak-galak semua. Salah satu senior kami menyapa dan memberi tahu kami “Memang
begitu dek karena bukan asisten jurusanta, sekeras itu. Kalau asisten kalian
dari jurusan ta mi, tidak begitu mi asisten kok. Intinya kalau asistennya dari
jurusan lain, belajar dan dekati dia secara baik-baik. Itu kata senior kami “Kak
Ida”. Dengan begitu mudanhya ada teman kami
yamg memacari asistennya dan ketika praktikum usai langsung diputusin. Hebat.Pada
praktikum pertama dimulai juga, karena saking dibentak-bentak terus dari
asisiten Biologi Sains maka kami terkaget-kaget, dan salah satu diantara teman kami“Bagus
Abdillah” hampir berhasil merusak dan menjatuhkan mikroskop yang di ambil di
ruang alat krena kaget akibat dibentak-bentak pula. Dengan begitu, respon kami
pun hancur dan diberikan nilai standar. Nilai yang saya peroleh dari Asisten
65. Kepala makin pusing saja, praktikum Kimdas juga akan menyusul. Tampaknya
ini harus belajar dan bekerja ekstra untuk menghadapi ini. Kami belajar mandiri
dan tanpa bantuan dari senior untuk menyelesaikan laporan.
Praktikum Kimdas pun tiba
saatnya. Ternyata asistennya pun tegas juga. Tapi di Kimia juga kami
mendapatkan senior yang asisten yang memberi motivasi dan humoris dimana ada
Kak Rijal dan Kak Salmi. Ada satu cewek Asistennya lagi bernama Amelia, tegas
sekali suka membentak-bentak juga. Ada sesuatu kejadian yang paling lucu di
Kimia dimana di salah satu diantara teman kami bernama Marnila. Saat itu
Marnila mencari Asistennya untuk asistensi laporan. Asistennya itu bernama Kak
Rijal dengan nama lengkap Asrijal. Asisten kimia ada 2 nama yang sama. Nah Marnila
ketemu dengan Kak Rijal sambil bertanya, Kak kita tahu namanya Asisten Kak
Rijal, kita tahu dia dimana posisinya??. Iya, ada apa???Oww saya sedang
mencarinya kak???Saat memasuki Lab untuk praktikum selanjutnya, Marnila
menganga dan kaget bahwa asisten yang dicarinya sudah ketemu sebelumnya dan
bertanya karena Marnila mengira Asistennya Rijal 011. Marnila merasa malu dan ditertawaain.
Pada praktikum Kimdas hanya 10 0rang yang bertahan untuk menyelesaikan
praktikumnya. Pada percobaan selanjutnya mengenai reaksi asam basa. Pada saat
itu mengambil alat buret asam dan basa. Disalah satu buret yang digunakan
sebelumnya baik, kemudian kami memakainya dan tiba-tiba rusak karena tidak
munculnya biji-biji yang kecil pada saluran buret. Kemudian kami di
bentak-bentaki di ruangan lab semua praktikan. Kak Amelia mengambil tindakan
dan memeriksanya dan tidak berhasil pula. Sambil membentak-bentak, kami diminta
pertanggungjawaban untuk mengganti buret tersebut seharga Rp. 500.000 lebih.
Kami kaget dan tercengang-tercengang soal itu dan berusaha melawan juga.
Mendengar keributan yang terjadi di Lab Kimia Anorganik maka kepala Lab Kimia
Anorganik memasuki Ruangan Lab dan memeriksanya. Alhamdulillah, berhasil
diatasi hanya saja biji yang ada pada buret terselip dan asisten mengambil
tindakan minta ganti. Hampir uang melayang begitu saja.
Praktikum Biologi lain lagi
ceritanya, ada 2 asisten yang betul-betul tidak memiliki jiwa kemanusiaan.
Mereka sombong dan sangat pelit. Dengan kata lain kedua asisten ini banyak praktikan
yang membenci asisten ini. Kak Fitri dan Kak Ulfa dan Kak Indah memberitahukan
pada kami bahwa memang Kak R itu egois dan kepentingan untuk dirinya saja
dan mempersulit dan tidak memberikan keringanan mengingat perihal laporan mesin ketik. Bahkan jika asistensi
ketiga kali biar selembar tidak ada yang diterima. Terlebih lagi Kak A yang
terlalu sombong dan Pelit. Saya ingat kata-kata yang terlontarkan pada mulut
kak A terhadap saya. Ketika itu saya bersama safa mendatangi kak A untuk
Asistensi. Ditempat itu kami ketemu dengan teman-teman dari jurusan kimia dan
biologi yang akan melakukan asistensi. Ketika itu saya menyapa diantara
teman-teman tersebut dan kak A tetap memperhatikan laporan. Saya bertanya
kepada teman-teman kimia dan biologi” kita kapan ujian final lab??ada berapa
percobaan biologi untuk jurusanta??tiba-tiba kak Aini sontak menjawab dengan
nada emosional dan cuek, dia berkata kasar dan bilang ke saya. Begini katanya,
kamu kampumgan sekali, norak kamseupay. Kami heran, dan teman-teman menjawab,
siapa?? Langsung menunjuk ke saya dan safa. Rasanya saya ingin mencekik dia,
andai bukan karena asisten ku. Mau juga di bilang berkelas, baru tahunya orang
kampungan ji juga berasal dari kampung ji juga.Saya bertanya-tanya dengan
koordinator asisten lab biologi untuk peternakan untuk identitasnya. Saya bisa
bertanya ke kordinator karena juga cukup mengenalnya dengan baik. Yang tak
kalah seru lagi, praktikan dari kak R, ada banyak kali asistensi tapi tidak ada
satupun diterima dan hari terakhir pula asistensi dan segera akan fianal lab. Saya sangat terkejut, diantara temanku
rela menyewa toko Alfamart untuk apa saja yang ia mau kak R ambil yang jelas laporannya di terima, teman kami Yuli.
Selain itu pula teman kami juga, rela dan mati-matian merayu dan mengikuti
jejaknya kak Ria bahkan membelikan makanan dan minuman sepuasnya, yang tak lain
adalah Nanda. Dengan jengkelnya sifatdan keegoisan dan tidak mau menerima
laporan dan semau-maunya saja memeriksa laporan, kalau tidak salah teman kami
Fadil langsung saja melempari Laporannya pada wajah kak R. Sok egois, sok pelit muka kusam lagi.
Praktikum Fisdas juga menyusul.
Kepala makin pusing dengan bertumpuknya laporan dimana mesin ketik dan tulis
tangan. Yang paling menyulitkan dimana tiga mata kuliah yang dipratikumkan.
Jadwal asistensinya berakhir keesokan harinya. Kami tidak tahu mau mengerjakan
yang mana, Kimdas, Biodas atau Fisdas. Stres jadinya. Makan tidak teratur,
tidur hanya beberapa jama saja sehari semalam dan bahkan seketika pulang dari
kuliah tidak mandi demi untuk menyelesaikan laporannya. Ketiga laporan dari 3
mata kuliah terakhir diadakan asistensi. Hari itu pun hujan mulai turun dan
deras. Ketika itu kami berkumpul satu kelas disalah satu kost teman kami “Asrul”.
Tampaknya hujan tak akn surut dengan demikian hujan-hujan kami sekelas ke Pongtiku untuk mencari tempat kerja
Asisiten untuk mengambil tanda tangan dan nilai. Fadillah yang dipercayakan
sebagai pemandu jalan karena orang Makasaar. Yah, nyatanya nyasar. Untuk Biologi, karena teman kami merasa
kelelahan, jadi hanya saya dan safa kembali mencari rumah asisten yang pernah
mengatain saya kamseupay, dan teman-teman menitip laporannya ke saya di daerah
Gowa. Tiga jam kemudian berkeliling-keliling daerah Gowa dan pada akhirnya
nyasar juga jadinya. Hujan pun berhenti. Waktu sudah menunjukan pukul 22.30
belum ketemu juga dan tidak menyadari bahwa jalan yang kami lintasi jalan ke
Malino. Kaget melihat, penanada jalan bahwa lagi 40 km perjalanan sampai ke
Malino. Putar Balik kembali. Setelah ditelfon,telfon dan beberapa jam kemudian
akhirnya ditemukan juga. Orang yang mengatain saya kamseupay, bahkan orang itu
dilihat ditempatnya lebih buruk yang aslinya dirumah dibanding di kampus, muka
biasa-baiasa aja terus rambut keriting dan tempatnya pun biasa-biasa aja
seperti dengan orang kampung,ternyata berkelas rendah baru mulutnya berbahaya
dan gengsi. Kami rela dan mati-matian mencari asisten untuk pemberian nilai di
buku kontrol dan tanda tangan, wajah kami terlihat murung, jauh-jauh kami
datang dan rela kehujanan dan bersusah payah mencarinya dan hanya di beri nilai
60. Wajah safa terlihat murung karena diberikan nilai 65. Berbeda dengan
Praktikum Fisika, Asistennya saling mengerti dan memberikan nilai yang
memuaskan berbeda dengan Biologi.
Cat: Seolah-olah saya menjelek-jelekan Asisten
tertentu tapi memang kenyataanya begitu dan saya juga merasa jengkel melihat
kelakuannya. Punya ilmu, tapi kelakuannya bisa dibilang amoral banget.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar