ARDIANSYAH
Minggu, 08 Maret 2020
Minggu, 17 Maret 2019
Olahraga Memunculkan Bibit-bibit Berprestasi dan Menjalin Silaturahmi Antar Sesama
Pekan Olahraga Antar Dusun se Desa Ulundoro
Sukses dan berjalan dengan lancar. Dan tentunya tidak lepas dari Peranan Pemerintah setempat bersama Pihak Kepolisian serta Panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan ini berjalan dengan sesuai perencanaan. Ajang ini mengusung dengan tema mempererat tali persaudaraan dan solidaritas antar sesama. Begitu pentingnya kita tetap menjaga keutuhan silaturahmi karena kita adalah saudara. Islam sendiri mengajarkan bahwasanya berpandai dan menjaga keutuhan silaturahmi itu sangat penting Karenanya, barangsiapa yang menyambung hubungan silaturahminya maka Allah juga akan menyambung hubungan dengannya, dan di antara bentuk Allah menyambungnya adalah Allah akan menambah rezekinya, menambah umurnya, dan senantiasa memberikan pertolongan kepadanya.
Patut kita berbangga dengan hadirnya kegiatan seperti ini. Selain mempererat tali persaudaraan akan tetatpi dengan adanya kegiatan seperti ini bisa memunculkan bibit-bibit muda berprestasi dengan mengasah kemampuan bakat dan memperlihatkan bakat yang dimiliki. Tidak jarang oleh orang sekitar mengetahui bakat sesorang yang dimiliki. Tapi dengan adanya kegiatan ini kita lebih mudah tahu tersebut. Kegiatan yang dipertandingkan ada cabang Olahraga Sepak Bola Mini, Volly ball putra putri, Sepak takraw dan lomba kebersihan dengan sebanyak 4 Tim karena Desa Ulundoro memikiki 4 Dusun.
Kegiatan ini berakhir dengan penyerahan Hadiah bagi tim pemenang. Begitu antusiasme masyarakat berbondong-bondon untuk menyaksikan acara tersebut hingga penutupan dan malam penyerahan hadiah bagi tim pemenang Pertandingan.
Ardi Melaporkan dari :Desa Ulundoro Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Ardi Melaporkan dari :Desa Ulundoro Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara
Sabtu, 05 Desember 2015
Selasa, 15 September 2015
Setetes Mani Sejuta Harapan, Kami datang Sapi Bunting
Kegiatan GBIB adalah salah satu
kegiatan atau program pemerintah dengan tujuan untuk memperbanyak
populasi
ternak dengan masa siklus birahi yang cepat. Yang umum biasanya adalah 18-21
hari. Tapi tidak lagi, memperpendek masanya hanya 11 hari pada tahap I dan pada
tahap II selama 3 hari. GBIB adalah gertak birahi inseminasi buatan yang
dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan swasembada daging di tahun mendatang
dengan waktu birahi yang bersamaan sehingga memudahkan dilakukan inseminasi
buatan diwaktu yang sama. Kehadiran adanya program unggulan pemerintah dari
sektor peternakan mengharapkan mampu meningkatkan angka kelahiran sapi.
Sehingga kendati demikian, selain untuk memperbanyak angka kelahiran sapi
tetapi juga untuk menyejahterahkan pemilik ternak itu sendiri. Melalui program
GBIB tersebut bertujuan untuk mempercepat proses kebuntingan sapi yang ada.
Dimana kegiatan ini terlebih dahulu dilakukan seleksi akseptor dengan melakukan
pemeriksaan kebuntingan, jika hal tidak mengalami kebuntingan maka dilakukan
sinkronisasi atau penyuntikan hormon khusus dimana hormon PGF 2 Alfa Capriglandin
yang tujuanya untuk merangsang pada ternak dan penyerentakan waktu birahi.
Sinkronisasi I selama 11 hari menunggu waktu masa terjadinya birahi. Jika ada
ternak yang telah disinkron 1 tidak mengalami birahi maka dilakukan sinkronke 2
dan setelah 3 hari sesudahnya dilakukan inseminasi buatan. Sebenarnya sapi
tersebut semuanya mengalami birahi, istilahnya birahi tenang tetapi terkadang
masih banyak yang belum mengetahui hal tersebut. Pada saat sinkron 2 tidak
menunjukan tanda birahi, tetapi sebenarnya terjadi birahi tenang dan sudah ada
folikel yang sudah terbentuk yang nantinya akan berkembang.
Seleksi akseptor dan
kegiatan Sinkronisasi dilakukan di berbagai kecamatan yang sudah menjadi target utama dari gertak birahi
inseminasi buatan (GBIB) yang merupakan arahan
dan kerjasama dari BIB Singosari. Di kabupaten Bone diberikan jatah GBIB
sebanyak 12.000 e, ada 5 kecamatan yang menjadi
tahap I terlebih dahulu dilakukan penyerentakan birahi kemudian menyusul dengan kecamatan lain
yang ada di Kabupaten Bone yang berjumlah 27 kecamatan dengan tujuan agar ternak sapi dapat mengalami
kebuntingan dan menghasilkan generasi baru untuk penerus selanjutnya. Ke V
kecamatan ini ialah Kecamatan Awangpone dari Tim I dengan ketua tim Drh. Conny
Liestriherayani, Tim II Kecamatan Palakka dengan ketua tim Ardawati, S.Pt,
M.Si, Tim III Kecaatan Barebbo dengan ketua Tim Muh. Yaqub, S. ST, Tim IV
Kecamatan Cina dengan Ketua Tim Kaharuddin, S.Pt, dan Tim V Kecamatan Tanete
Riattang Baat oleh Fahruddin. Kegiatan ini berlangsung beberapa bulan. Kegiatan
ini diawali dengan melakukan PKB dimana
pemeriksaan kebuntingan untuk mengetahui bunting atau tidaknya ternak sapi.
Kemudian hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan menyinkron birahi
ternak sapi agar mengalami tanda-tanda terjadinya birahi tersebut. Menyuntikan
hormon birahi PGF 2α Capriglandin. Jangka waktunya ialah selama 11 hari, selama
itu ada yang sudah mengalami birahi maka bisa langsung dilakukan kegiatan
Inseminasi Buatan (IB). Jika pada sinkron ke I tidak mengalami birahi maka
dilakukan sinkron II agar dapat birahi.
Pada saat melakukan sinkron II, maka hal selanjutnya
ialah menunggu selama 3 hari untuk dilakukan Inseminasi Buatan, baik tidaknya yang mengalami birahi akan dilakukan
penyerentakan birahi. Penyerentakan birahi bertujuan untuk menyeragamkan dan
menyamakan bersamaan ternak yang birahi untuk mengalami kebuntingan.
Studi kegiatan
penyerentakan birahi yang ada di kabupaten Bone salah satunya ialah Kecamatan
Barebbo, sejauh ini dari Tim III GBIB sudah ada 10 desa yang sudah terealisasi kegiatan ini mulai dari PKB,
penyuntikan hormon PGF 2α Capriglandin.
Obat ini dapat merangsang pada ternak
sehingga dapat mengalami birahi sehingga siap di buahi oleh spermatozoa.
Keberhasilan untuk terjadinya konsepsi atau fertilisasi dengan cara dengan
melibatkan bantuan inseminator. Disinilah menjadi faktor utama untuk menunjukan
indikator keberhasilan dimana dengan melihat keahlian dan kemampuan seseorang
untuk pemasukan bibit unggulan pada induk betina yang siap akan dibuahi.
Kemudian merambah ke kecamatan Tellu Siattinge sudah ada sekitar 4 desa yang
sudah terealisasi kegiatan GBIB.
Penyinkronan kegiatan
tersebut sangat membantu masyarakat setempat yang memiliki ternak dan belum
pernah memiliki anak dari induknya dan sifatnya bersifat gratis tanpa ada
pemungutan biaya sepeserpun. Hal tersebut masyarakat merespon dengan baik dan
antusias untuk melakukan antrian untuk pemeriksaan pada ternak.
Bersiaplah, mental dan
fisik akan menantang dimana tahun depan
dihadapkan kesibukan yang padat para inseminator sekitar bulan Juni akan terjadi
Kelahiran massal yang telah dilakukan
kegiatan GBIB di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bone. Kegiatan GBIB di
mulai pada bulan Juli dan diperkirakan dan semoga ada sekitar 80 % yang
mengalami kebuntingan.
Rabu, 29 Juli 2015
Pemutaran Film oleh Tim Dinas Peternakan Bone
Pada
malam ini diadakan kegiatan presentation pengenalan terkait peternakan
sekaligus pemutaran film untuk memberikan gambaran kepada masyarakat akan
pentingnya kualitas dan keunggulan dari by produk peternakan, selain itu dapat
memberikan pendapatan tambahan masyarakat disamping itu sendiri meeskipun usaha
peternakan merupakan kegiatan sampingan dari kegiatan pokok kerja sebagai
petani. Masyarakat Desa Barebbo, Kecamatan Barebbo sangat berbangga dan
berterima kasih kepada pihak dinas peternakan kabupaten Bone yang mengadakan
kegiatan seperti ini yang ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi
seorang peternak yang hebat dan dapat mandiri tanpa harus terikat dari pihak
dinas peternakan. Kegiatan ini
berlangsung pada selasa malam, 28 Juli 2015 yang lokasinya bearda di
halaman pergudangan. Tim Dinas Peternakan Bone telah memfasilitasi untuk
kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. Acara tersebut dimulai pada
pukul 18.00 Wita. Kami sebagai Peserta PKL dari UIN Alauddin Makassar, Jurusan
Ilmu Peternakan merasa senang dengan adanya kegiatan ini, selain sebagai
pengetahuan tambahan bagi kami tetapi juga dapat mengetahui berbagai kasus yang
terjadi terkait dari peternakan itu sendiri yang ada di wilayah kabupaten Bone.
Pengetahuan semakin bertambah ketika kepala dinas peternakan bone, Drh. H. Aris
Handono menyampaikan berbagai hal dan pengalaman dalam menangani kasus seperti
penyakit yang terjadi pada ternak, proses kelahiran ternak, melakukan kawin
suntik yang baik dan tepat, penanaman hijauan sebagai pakan ternak yang
memiliki dan kaya akan nutrisi, serta penggemukan sapi. Disamping itu beliau
juga memperkenalkan kepada masyarakat Barebbo mengenai jenis-jenis sapi yang
merupakan jenis sapi unggulan seperti jenis sapi limousin yang beratnya hampir
1 ton, ada simental, brahman, Bali yang bisa dijadikan sebagai sentara
swasembada daging atau karkas yang terbaik dan memiliki berat dan berisi dengan
memiliki nilai jual tertinggi. Siapa sangka, siapa yang tidak mau, dengan
mendirikan usaha peternakan khususnya pada sapi sangat menguntungkan dari
masyarakat itu sendiri, selain memiliki keterampilan dalam menciptakan generasi
baru dari induknya dengan memperbanyak kembang biakkan terrnak sehingga
memiliki anakan yang banyak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam
mewujudkannya tanpa perlu menghadirkan ternak pejantan ke ternak betina untuk
mengalami kebuntingan. Perkembangan dunia peternakan juga cepat berpesat dengan
adanya teknologi reproduksi seperti adanya kegiatan Insemninasi Buatan,
Transfer Embrio dan yang lainnya. Insemminasi Buatan merupakan salah satu
bioteknologi reproduksi ternak yang terbaik dan paling banyak digunakan oleh
masyarakat dan pihak-pihak lain yang menggeluti dunia peternakan. Transfer
Embrio merupakan salah satu kegiatan bioteknologi reproduksi kedua terbaik
setelah Inseminasi Buatan. Tim Dinas Peternakan Bone mencoba memberikan
gambaran mengenai kapan dilakukan dan bagaimana proses dilakukannya Inseminasi
Buatan. Inseminasi Buatan dilakukan jika ternak sapi betina mengalami birahi/allainge
jika terdapat tanda/gejala seperti mengeluarkan lendir, bengkak/boro pada vulva
dan memerah, maka dilakukanlah inseminasi buatan dengan mengambil semen pada
straw yang telah sudah dithawing yang kemudian memasukannya pada insemination
gun lalu memasukannya pada kelamin betina setelah kotoran atau fesesnya semua
telah keluar dan benar-benar bersih dengan bantuan pemakaian glove. Kemudian
lanjut dari itu, juga memperkenalkan jenis-jenis obat cacing yang bentuknya
berbentuk bolus atau kaplet dengan tujuan untuk menghindari terjadinya ternak
mengalami gizi buruk, sehat tetapi
berbadan kurus dan bisa juga menyebabkan pada kematian. Pemberian obat cacing
pada ternak diberikan jika telah berumur 1 tahun dan sekali pemberian dalam
waktu 4 bulan.
Nah untuk proses penggemukan sapi, kuncinya sangat mudah dimana
hanya memberikan pakan yang memiliki kaya akan nutrisi. Pakan yang baik untuk
penggemukan adalah pakan yang berwarna hijau seperti rumput gajah, tetapi tidak
mesti dari rumput gajah melainkan rumput-rumput lain yang hijau. Salah satu
usaha peternakan yang berpeluang besar yang baik untuk diciptakan dengan modal
dalam jumlah tidak membutuhkan dana yang banyak dimana usaha peternakan kambing
yang proses pemeliharaanya mudah, pakannya mudah dijangkau pula.
Jumat, 29 Mei 2015
Gak Ada Loe, Gak Rame # Bazar Himabim UINAM
Betapa Indahnya Kebersamaan Jika Kalian dan Mereka menyatu menjadi Kami. Sungguh luar biasa kebersamaan ini dan menjadi kebahagiaan tersendiri dan dan keceriaan bagi teman-teman yang merasa galau dan menghilangkan fikiran sejenak dari aktivits perkuliaha dan pusing karena memikirkan judul dan penyusunan skripsi, di lain juga itu menghilangkan sejenak pemikiran penempatan lokasi PPL/PKL dan KKN Profesi. Disinilah salah satu solusinya.
Buat Teman-teman yang diluar sana, daripada bete dan galau mending Come On Join in Bazar Anak Bidik Misi Uinam at Warkop Dg Sija, Paccinongan. Gak ada loh, gak rame tahu. Buat malam harimu menyenangkan dengan datang di Bazar Kami.Dijamin bakalan seru dan happy dan bagi kamu yang suka karokean, disinilah tempatnya.
Sepotong Cerita#
Sore itu, salah seorang teman bilang begini, Jangan Lupa datang yah di Bazarnya, Mhus Namanya? Oke Bro. Wetz siapa yang sudah stay di Warkop"kataku". Saya belum mengetahyui juga karena masih berada di rumah. Oww..Iya. Etz, mungkin Emhy dan Nose sudah stay di Warkop Mungkin"Ucapku kepada Mhus". Bisa jadi karena kata Wiwin katanya Sempat bertemu dengan Emhy sedang menunngu Junior. Katanya, Wiwin menyapa Emhy, lalu sembari Emhy mengatakan Wiwin bilang " Ayo datang ke Bazar Yah!! Wiwin malah tertawa dan mengatakan saya tidak bisa datang. Dengan waktu itu pula saya mengajak beberapa Senior dan teman-teman. Dan hanya Uva yang datang. Saya sedang menuju ke Warkop Juga. Setelah sesampainya di Warkop, ternyata masih sepi belum ada tanda keramaian. Tapi di sudut Meja sebelah kiri, terlihat sepasang kekasih yang sedang berduduk manis. Disela-sela pintu luar, saya melihat dengan jelas dan ternyata Mhus dan Wana. Dialah berdua yang datang pertama, kemudian ada saya datang pula kemudian Uva. Setelahnya itu beberpa menit kemudian mulai banyak teman-teman yang datang. Randi, Uchy, Aldy, Emhy, Rina dan Nisma. Aldy berkata, saya sudah datang kesini sesaat selesai shalat maghrib tapi kelihatan sepi, katanya. Setelahnya ada Ardi PMTK, Taufik, Ofik, Mina, Irfan, Nila, K'Eca, K'Emit, K'Ardi Sos, K'Andis, Gusli, Ashar, Nita, Ridwan beserta teman-teman dan senior yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Keseruan diawali saat Mhus menyanyikan lagu ciptaanya sendiri untuk orang tersayang yang berada di sebelah sudut kiri yang disana katanya. Teman-teman hanya berkata cie-cie so sweet. Ardi PMTK, Deh bikin malu saja itu.Ahahahhah. K'Emit tidak mau kalah juga beradu nyanyi maka berani menampilkan dirinya tapi sangat disayangkan, slogannya bazar buatlah dirimu happy tapi yang dibawakan lagu kegalauan.Hahahha. Kemudian Taufik tertantang juga, tapi baru awal nadanya sudah jadi reff.Songong.. Kemudian Aldi juga ikut andil mengambil bagiannya.
Mungkin samapai disini dulu ceritanya, tangan sudah pegal dan kalau dilanjutin pasti panjang banget. Bersambung, tunngu cerita kelanjutannya yah....
Rabu, 13 Mei 2015
Laporan Pengenalan Bahan Pakan
LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM
(PENGENALAN BAHAN PAKAN)
(PET-2324)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah
Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum (PET-2324) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains
dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh :
ARDIANSYAH
NIM . 60700112049
LABORATORIUM ILMU PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan
pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun
terhadap ternak tersebut. Mengenali bahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi
setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan. Bahan pakan merupakan
suatu bahan yang dapat dimakan, disukai, dan dapat dicerna sebagian atau
seluruhnya, dapat diabsorbsi, bermanfaat bagi ternak dan tidak menganggu
kesehatan ternak tersebut. Secara umum bahan pakan terbagi dalam delapan klas
yaitu: hijuaan kering atau jerami padi, hijauan segar, Silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber
vitamin, dan Aditif pakan[1].
Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum merupakan materi kuliah yang mempelajari jenis-jenis
bahan pakan yang dapat di makan oleh ternak dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan
perkembangan ternak itu sendiri. Pada praktikum kali ini, materi yang dibahas
adalah pengenalan alat-alat laboratorium serta pengenalan jenis-jenis rumput
dan jenis-jenis pakan lainnya yang dapat di manfaatkan oleh ternak[2].
Pentingnya
bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri
untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat,
menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlah penduduk
diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini
menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada
ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat[3].
Tingginya
konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun
hewan ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi
pada umumnya. Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein, sumber
energi, mineral dan lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang
ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan
limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian
meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi ternak ruminansia sebagai
salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada
daging sapi 2014. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak
ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik),
peningkatan mutu pakan ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak[4].
Hal
inilah yang melatar belakangi dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa dapat
mengenal bahan pakan dari tekstur, rasa, warna, bau, asal, dan sumber/kelompok.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara mengenal bahan pakan
dengan memperhatikan tekstur, rasa, warna, bau, asal dan kelompok?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengenal jenis bahan pakan
dengan memperhatikan tekstur, rasa, warna, bau, asal dan kelompok.
Adapun
kegunaan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengenal jenis bahan pakan
dengan memperhatikan tekstur, rasa, warna, bau, asal dan kelompok.
BAB II
TINJUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum
Bahan
pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun
terhadap ternak tersebut. Mengenali bahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi
setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan. Bahan pakan merupakan
suatu bahan yang dapat dimakan, disukai, dan dapat dicerna sebagian atau
seluruhnya, dapat diabsorbsi, bermanfaat bagi ternak dan tidak menganggu
kesehatan ternak tersebut. Secara umum bahan pakan terbagi dalam delapan klas
yaitu: hijuaan kering atau jerami padi, hijauan segar, Silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber
vitamin, dan Aditif pakan[5].
Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum merupakan materi kuliah yang mempelajari jenis-jenis
bahan pakan yang dapat di makan oleh ternak dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan
perkembangan ternak itu sendiri. Pada praktikum kali ini, materi yang dibahas
adalah pengenalan alat-alat laboratorium serta pengenalan jenis-jenis rumput
dan jenis-jenis pakan lainnya yang dapat di manfaatkan oleh ternak[6].
Pentingnya
bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri
untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat,
menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlah penduduk
diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan
luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan
hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat[7].
Tingginya
konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun
hewan ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi
pada umumnya. Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein, sumber
energi, mineral dan lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan
yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian
dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian
meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi ternak ruminansia sebagai
salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada daging
sapi 2014[8].
Upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya
dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan
ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak[9].
B. Tinjauan Khusus
Hijauan
makanan ternak bahan makanan yang berupa daun-daunan, kadang-kadang masih
bercampur dengan batang, ranting, serta bunganya yang umumnya masih berasal
dari tanaman sebangsa rumput/ Graminea,
Cyperaceae atau daun kacang-kacangan/ Leguminosae
atau jenis lainnya[10].
Bentuk
fisik bahan makanan dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu bahan makan butiran
(jagung, kacang-kacangan, sorgum), bahan makan berbentuk tepung (dedak halus,
tepung ikan, tepung tulang) dan bahan makan berbentuk cairan (minyak ikan,
minyak kelapa, molasses). Dan pengelompokan iti dikelompokkan lagi kedalam
bahan pakan sumber energi, protein, lemak dan vitamin. Semua jenis bahan pakan
untuk ternak tentulah sangat bermamfaat untuk ternak[11].
1.
Bahan Pakan Hijauan
Hijauan umumnya terdiri
dari dari berbagai jenis rumput liar, limbah dan hasil ikutan pertanian, rumput
jenis unggul yang dibudidayakan dan berbagai jenis Leguminosa. Hijauan tersebut merupakan bahan pakan yang kandungan
serat kasarnya relatif tinggi. Pakan hijauan yang sudah tua mengandung serat
kasar yang tinggi. Hal ini menunjukkan hijauan yang tua tersebut kurang
bermutu. Hijauan yang bermutu baik adalah yang tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Kandungan protein Leguminosa
lebih dari 20%, sedangkan rumput kurang dari 10%. Oleh karena itu, kombinasi
keduanya merupakan bahan pakan yang bermutu[12].
Hijauan segar ialah makanan
yang berasal dari hijauan yang diberikan dalam bentuk segar. Termasuk hijauan
segar ialah rumput segar, Leguminosa segar
dan Silase. Hijauan kering ialah
makanan yang berasal dari hijauan yang sengaja dikeringkan/ Hay ataupun jerami kering[13].
Makanan kasar ialah bahan
makanan yang mempunyai kadar serat kasar yang tinggi. Bahan ini umumnya terdiri
dari makanan hijauan yang berupa rumput atau Leguminosa dalam bentuk yang masih segar ataupun yang telah
diawetkan seperti Silase atau Hay[14].
Potensi fisik jerami yang
sangat besar belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan jerami sebagian besar
dibakar (37%) untuk pupuk, dijadikan alas kandang (36%) yang kemudian dijadikan
kompos dan hanya sekitar 15% sampai 22% yang digunakan sebagai pakan ternak.
Kendala utama penggunaan jerami sebagai bahan pakan ternak adalah kecernaan
(45-50%) dan protein (3-5%) yang rendah. Jerami sebagai limbah tanaman tua,
jaringannnya telah mengalami Lignifikasi
tingkat lanjut dan tingginya kandungan Silikat[15].
Hijauan segar adalah semua
bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong
terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh
ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari
rumput-rumputan, tanaman biji-bijian / jenis kacang-kacangan[16].
2.
Bahan Pakan Sumber Energi
Karbohidrat dan lemak
merupakan sumber energi utama. Zat karbohidrat ini bias berupa gula, pati atau
serat kasar. Makanan berbutir dan ubi-ubian banyak mengandung gula dan pati. Hijauan
merupakan sumber karbohidrat, apalagi makanan penguat seperti jagung dan
sorghum[17].
Umbi-umbian tumbuh banyak
di daerah tropis yang basah dan bermusim. Umbi-umbian yang paling banyak di
daerah tropis adalah ketela pohon, ubi, ketela rambat, talas dan garut,
mempunyai nilai kandungan tenaga dalam bahan kering yang tinggi[18].
Bekatul biasanya bercampur
pecahan-pecahan halus dari menir dan lebih sedikit mengandung kulit dan selaput
putih serta berwarna agak kecoklatan. Bekatul mendekati analisa dedak lunteh,
tetapi sedikit mengandung selaput putih dan bahan kulit. Susunan zat makanannya
sebagai berikut : 15 % air; 14,5 % protein; 48,7 % BETN; 7,4 % serat kasar; 7,4
% lemak dan 7% abu, kadar protein dapat dicerna 10,8 %dan MP 70 %[19].
Bahan pakan sumber energi
mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi dibandingkan zat – zat makanan
lainnya. Kandungan protein sekitar 10%. Bahan pakan sumber energi bukan
merupakan sumber zat makanan tetapi energi yang dihasilkan dari proses
metabolis zat makanan organik yang terdiri karbohidrat, lemak dan protein[20].
Pakan sumber energi
memiliki kandungan protein kasar < 20%, serat kasar < 18%. Dalam
karbohidrat dan protein menghasilkan nilai energi yang relatif sama yaitu
kurang lebih dari 4 kkal/gram, sedangkan lemak menghasilkan 2,25 kali lebih
besar yaitu kurang lebih 9 kkal/gram. Sumber bahan energi yaitu jagung kuning,
sorghum, tapioka, beras, bekatul, dan lainnya[21].
3.
Bahan Pakan Sumber Protein
Tepung bulu adalah tepung
bulu ayam yang telah mengalami proses hidrolisis dengan jalan pengukusan pada
suhu dan tekanan yang tinggi. Tepung bulu mengandung protein yang cukup tinggi
yaitu sebasar 75-80% dengan nilai kecernaan protein di atas 75% bila proses
pembuatannya baik[22].
Bungkil kedelai merupakan
bahan makanan yanbg dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak, meskipun
bungkil kedelai tersebut sudah diambil minyaknya tetapi masih menyimpan protein
nabati sebesar kurang lebih 40%[23].
Bungkil kelapa merupakan
sumber lemak yang baik untuk unggas serta mengandung protein. Bungkil kelapa
selain mudah didapat harganya juga murah. Pemberian bungkil kelapa untuk
komposisi ransum maksimal sebesar 10 – 15%. Bungkil kelapa selain sebagai
sumber asam lemak juga sebagai sumber Ca dan P meskipun kandungannya sedikit. Dan
dalam penggunaan bungkil kelapa seharusnya tidak lebih dari 20 % karena
penggunaan yang berlebihan harus diimbangi dengan penambahan Metionin dan Lisin (tepung ikan) serta lemak dalam ransum. Kandungan protein
dalam bungkil kelapa cukup tinggi yaitu 18 % , sedangkan nilai gizinya dibatasi
oleh tidak tersedianya dan ketidakseimbangan asam amino[24].
Menurut[25]
yang menyatakan bahwa golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan
ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari
hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
a.
Kelompok hijauan sebagai
sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil
sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan
bungkil)
b.
Kelompok hijauan yang
sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi, kaliandra, gamal dan sentero.
c.
Kelompok bahan yang
dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
Bungkil kedelai merupakan
sumber protein yang cukup tinggi terutama untuk protein kasarnya, sehingga
kurang baik jika diberikan terlalu banyak. Adapun kedelai mentah mengandung
beberapa penghambat Tripsin.
Penghambat Tripsin ini (anti Tripsin) tidak tahan panas, sehingga
bungkil kedelai yang mengalami proses pemanasan
terlebih dahulu tidak menjadi masalah dalam penyusunan ransum
untuk unggas. Kualitas bungkil kedelai ditentukan oleh cara pengolahan.
Pemanasan yang terlalu lama dapat merusak kadar Lisin[26].
4.
Bahan Pakan Sumber Mineral
Bahan pakan sumber mineral
umumnya terdapat pada pakan berbutir dan hasil ikutannya serta hijauan. Pakan
berbutir kaya akan unsur P, sedangkan hijauan kaya Ca, tetapi unsure P- nya
kurang, kecuali hijauan jenis Leguminosa.
Tepung tulang kaya akan Ca dan P, sedangkan kapur (giling) merupakan sumber Ca
yang paling bagus dan harganya pun murah[27].
Feed supplement mineral lainnya adalah bahan
makanan yang memiliki zat mineral seperti bahan makanan yang terdapat dalam
jenis makanan yang menyimpan unsur zat Mg (Magnesium)
yaitu: jenis kacang- kacangan[28].
Salah satu jenis batu kapur
yang disebut batu bintang/ watu lintang adalah salah satu sumber mineral Ca
yang baik yang sering digunakan di dalam ransum ternak. Batu kapur yang baik
hampir murni tersusun dari kalsium karbonat (CaLO3) yang mengandung 36 sampai
38% Ca[29].
5.
Bahan Pakan Sumber Vitamin
Vitamin A dibentuk dari pro
vitamin A/ Karoten. Warna kuning pada
umbi-umbian dan butir-butiran hijau sebagai provitamin A, oleh dinding usus
halus diubah menjadi vitamin A. Apabila sebagian besar daun pada hiajauan masih
berwarna hijau, berarti provitamin-A nya masih tetap bertahan. Hijauan yang
dipanen pada saat masih muda, provitamin A-nya lebih tinggi dibandingkan dengan
hijauan yang tua[30].
Vitamin B12 dibutuhkan
untuk merangsang proses pertumbuhan, meningkatkan daya tetas, meningkatkan
resistan embrio dan membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B12
terdapat pada tepung ikan[31].
Vitamin K banyak terdapat
pada berbagai bagian tanaman hijau. Sejumlah senyawa mempunyai aktivitas
seperti vitamin K, dan yang digunakan sebagai standar normal adalah yang
disebut Menadion. Ada tersedia
beberapa Derivat larut air yang
berbeda yang diperdagangkan sebagai sumber vitamin K. Dua di antaranya yang
umum digunakan adalah Meradion sodium
bisulfite dan Menadion dimethilpyrimedinol
bisulfate[32].
Vitamin D berguna untuk
metabolisme dan mengatur keseimbangan unsur Ca dan P dalam tubuh, lebih- lebih
untuk pembentukan tulang. Vitamin D di dalam tubuh dibentuk dengan bantuan
sinar matahari. Di mana di bawah kulit terdapat provitamin D yang apabila kena
sinar pagi akan terbentuk vitamin D[33].
6.
Feed Additif
Penggunaan antibiotika
dalam usaha peternakan ayam dewasa ini semakin populer. Penggunaan antibiotika
dirasakan mempunyai peranan penting dalam merangsang pertunbuhan ayam dan
sekaligus memperbaiki efisiensi dalam penggunaan makanan. Penggunaan Euramian, telah terbukti sanggup
memperbaiki pertumbuhan ayam rata-rata sebesar enam persen, efisiensi makanan
sebesar tiga persen dan kasus penyakit berak darah berkurang tiga persen sampai
enam persen[34].
Hormon Oestrogen sintesis
seperti Stiboestrol memiliki peranan
perangsang pertumbuhan, sedangkan Thyroxine
dapat merangsang pertumbuhan dan produksi susu dan wol. Hormon dapat dimasukkan
kepada ternak baik melalui mulut atau implantasi di bawah kulit. Dengan
implantasi, pelet ditempatkan pada pangkal telinga ternak ruminansia, dan di
leher pada komponisasi kimia ayam jantan muda[35].
Masih ada sejumlah bahan
makanan tambahan seperti Nitrovin yaitu
suatu Devirat guanidin dan senyawa Quinoxaline,
yang nampaknya meningkkan laju pertumbuhan beberapa klas ternak. Koksidiostat yang digunakan pada makanan
unggas dan obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan Histomoniasis pada kalkun juga bekerja sebagai perangsang
pertumbuhan[36].
Ternak sering terserang
oleh berbagai macam penyakit, baik yang berupa parasit luar/ Ecto-parasite maupun parasit dalam/ Endo-parasit. Untuk mencegah timbulnya
penyakit akibat teraserang koksida/ Koksidosis
dapat digunakan berbagai macam koksidiostat.
Salah satu Koksidiostat yang sangat
efektif adalah Sulfaquinoxalin. Di
sampinng diberikan sebagai aditif
pakan juga dapat diberikan bersama air minum[37].
Dedak halus merupakan salah
satu bahan pakan yang diberikan kepada ternak karena mengandung nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak yang memiliki bau yang harum, tekstur yang kasar, rasa
yang asin yang berasal dari nabati. MBM merupakan bahan pakan untuk ternak yang
memiliki tekstur yang kasar, bau yang harum, warna coklat tua, rasa hambar.
Bahan pakan pollard dengan tekstur halus, bau yang harum, rasa yang hambar,
warna coklat muda[38].
SBM halus dengan tekstur
yang halus, berwarna coklat tua, dengan bau yang busuk dan rasa yang sedikit
manis. SBM kasar dengan tekstur yang kasar, berwarna coklat tua, berbau busuk
dengan rasa hambar. Tepung jagung merupakan bahan pakan bagi ternak yang
memiliki tekstur yang kasar, warna kuning, berbau harum dan memiliki rasa
manis. Tepung bulu memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau
menyegat dan memiliki rasa yang pahit[39].
Tepung batu memiliki
tekstur yang kasar, dengan warna yang putih, memiliki bau yang harum dengan
rasa yang hambar. Tepung tulang memiliki tekstur yang halus, degan warna putih,
memiliki bau yang harum dan rasa yang manis. Kopra memiliki warna yang coklat
tua, tekstur agak kasar, berbau harum dan memiliki rasa yang manis[40].
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Jenis
dan Lokasi Praktikum
Adapun jenis praktikum ini
yaitu kuantitatif karena menjelaskan bagaimana cara membedakan jenis bahan
pakan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2014, Pukul 13.00-14.30 WITA, di Laboratorium ilmu
peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar.
B. Populasi
Praktikum
Adapun alat yag digumakan pada praktikum
ini yaitu cawan petri, kertas label dan alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu pollard, MBM, dedak halus, kopra, tepung tulang, tepung
batu, SBM halus, SBM kasar, tepung bulu dan tepung jagung.
C. Instrument
Praktikum
Adapun instrument pada praktikum ini yaitu sebagai
berikut:
1.
Menuangkan setiap bahan pakan
pada masing masing cawan petri yang telah diberi label.
2.
Merabah setiap bahan pkan untuk
mengetahui teksturnya.
3.
Mengamati setiap warna bahan
pakan.
4.
Mencium setiap bahan pakan untuk
mengetahui baunya.
5.
Mencoba mencicipi bahan pakan
untuk mengetahui rasa dari masing-masing bahan pakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu
sebagai berikut:
No
|
Bahan Pakan
|
Tekstur
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
Asal
|
Sumber/ kelompok
|
1
|
Pollard
|
Halus
|
Coklat muda
|
Harum
|
Hambar
|
Hasil sampingan biji-bijian
|
Protein nabati
|
2
|
MBM
|
Kasar
|
Coklat tua
|
Harum
|
Hambar
|
Hasil sampingan biji-bijian
|
Protein hewani
|
3
|
Dedak halus
|
Halus
|
Coklat muda
|
Harum
|
Asin
|
Hasil sampingan biji-bijian
|
Protein nabati
|
4
|
Kopra
|
Agak kasar
|
Coklat tua
|
Harum
|
Manis
|
Biji-bijan sumber minyak
|
Protein nabati
|
5
|
T. Batu
|
Kasar
|
Putih
|
Harum
|
Hambar
|
Hasil sampingan biji-bijian
|
Protein nabati
|
6
|
T. Tulang
|
Halus
|
Putih
|
Harum
|
Manis
|
Hasil hewan
|
Protein hewani
|
7
|
SBM halus
|
Kasar
|
Coklat
|
Harum
|
Hambar
|
Biji-bijian
|
Protein nabati
|
8
|
T. Bulu
|
Kasar
|
Coklat
|
Menyengat
|
Pahit
|
Hasil hewan
|
Protein hewani
|
9
|
T. Jagung
|
Kasar
|
Kuning
|
Harum
|
Manis
|
Biji-bijian
|
Protein nabati
|
10
|
SBM kasar
|
Kasar
|
Coklat
|
Harum
|
Hambar
|
Biji-bijian
|
Protein nabati
|
Sumber:
Hasil Praktikum Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2014.
B. Pembahasan
Pada praktikum ini didapatkan
hasil yaitu pollard dengan tekstur kasar, berwarna coklat muda, berbau harum
dan memilki rasa yang hambar. MBM dengan tekstur kasar, berwarna coklat tua,
berbau harum dan memiliki rasa hambar. Dedak halus yang memiliki tekstur halus,
berwarna coklat muda, berbau harum dan memiliki rasa asin.
Hal ini sesuai dengan penyataan[41]
yang menyatakan bahwa Dedak halus merupakan salah
satu bahan pakan yang diberikan kepada ternak karena mengandung nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak yang memiliki bau yang harum, tekstur yang kasar, rasa
yang asin yang berasal dari nabati. MBM merupakan bahan pakan untuk ternak yang
memiliki tekstur yang kasar, bau yang harum, warna coklat tua, rasa hambar.
Bahan pakan pollard dengan tekstur halus, bau yang harum, rasa yang hambar,
warna coklat muda.
Kopra memiliki tekstur yang
agak kasar dengan warna coklat tua, memiliki bau harum dan memiliki rasa yang
manis. Tepung batu memiliki tekstur kasar, berwarna putih, berbau harum dan
memiliki rasa hambar. Tepung tulang memiliki tekstur halus, berwarna putih,
berbau harum dan memiliki rasa yang manis.
Hal ini sesuai dengan
pernyataan[42]
yang menyatakan bahwa Tepung batu memiliki tekstur yang kasar, dengan warna
yang putih, memiliki bau yang harum dengan rasa yang hambar. Tepung tulang
memiliki tekstur yang halus, degan warna putih, memiliki bau yang harum dan
rasa yang manis. Kopra memiliki warna yang coklat tua, tekstur agak kasar,
berbau harum dan memiliki rasa yang manis.
Selanjutnya SBM halus yang
memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau harum dan meiliki rasa
yang hambar. Tepung bulu memiliki tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau
harum dan memiliki rasa pahit. Tepug jagung memiliki tekstur yang kasar,
berwarna kuning, berbau harum dan memiliki rasa yang manis. SBM kasar memiliki
tekstur yang kasar, berwarna coklat, berbau harum dan memiliki rasa yang
hambar.
Hal ini tidak sesuai dengan
pernyataan[43]
yang menyatakan bahwa SBM halus dengan tekstur yang halus, berwarna coklat tua,
dengan bau yang busuk dan rasa yang sedikit manis. SBM kasar dengan tekstur
yang kasar, berwarna coklat tua, berbau busuk dengan rasa hambar. Tepung jagung
merupakan bahan pakan bagi ternak yang memiliki tekstur yang kasar, warna
kuning, berbau harum dan memiliki rasa manis. Tepung bulu memiliki tekstur yang
kasar, berwarna coklat, berbau menyegat dan memiliki rasa yang pahit.
Hal ini dapat terjadi
karena adanya perbedaan kualitas, penyimpanan yang tidak tepat sehingga merubah
sifat fisik dan kimia dari pakan dan juga bias disebabkan oleh pengolahan yang
kurang benar/ tepat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada
praktuikum ini yaitu untuk bisa mengenal beberapa macam bahan pakan maka dapat
dilakukan dengan melakukan pengmatan secara makroskopis yaitu dengan
memperhatikan teksturnya, warnanya, rasanya, baunya, asalnya dan
sumber/kelompoknya.
B. Implikasi
Praktikum
Adapun saran yang ingin saya
sampaikan yaitu sebaiknya dalam melakukan praktikum ini praktikan bear benar
teliti dalam pengambilan data agar didapatkan hasil yang jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1983. Hijauan
Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta, Kanisius.
Anggoradi, H.R. 1995. Nutrisi
Aneka Ternak Unggas. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
.
Anonim1.
2009. Ampas Tahu Tingkatkan Produksi Ayam Broiler. www.Poultry
Indonesia.com. Diakses tanggal 16 Juni 2014.
Anonim3. 2009. Mendongkrak
Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi Maju.www.pustakadeptan.co.id. Diakses tanggal 16 Juni 2014.
Anonim7.
2009. Struktur Komposisi da Nutrisi Jagung. www. balitseeal.
Litbang deptan.go.id. Diakses tanggal 16 Juni 2014.
Harsono, H. S. 1995. Beternak
Ayam Negeri Petelur Super yang Berhasil. Pekalongan,
Gunung Mas.
Hasbullah. 2001. Teknologi
Tepat Guna Industri Kecil. Sumatra Barat, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri.
Kamal, M.1998. Bahan
Pakan dan Penyusun Ransum. Yogyakarta, Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada.
Murtidya, A. B. 1992. Pengendalian
Hama dan Penyakit Ayam. Yogyakarta, Kanisius.
Parakasi, Amirudin.
1993. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Bandung, Angkasa.
Rasyaf, M. 2001. Beternaka
Ayam Petelur. Depok, Penebar Swadaya.
Sugeng dan Sudarmono.
2008. Beternak Domba Edisi Revisi. Depok, Penebar Swadaya.
Suprayetno. 1981. Lamtoro
gung dan Manfaatnya. Jakarta, Bhratara Karya Aksana.
Wahyu, Jojo. 1988. Ilmu
Nutrisi Unggas. Yogyakarta, UGM Pers.
[3] Anonim1. 2009. Ampas Tahu Tingkatkan Produksi Ayam Broiler. (www.PoultryIndonesia.
com. 2009). Diakses
tanggal 16 Juni 2014.
[4] Anonim3. Mendongkrak Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi
Maju. (www.pustakadeptan.co.id.
2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[7] Anonim1. Ampas
Tahu Tingkatkan Produksi Ayam Broiler. (www.PoultryIndonesia.com. 2009). Diakses
tanggal 16 Juni 2014.
[8] Anonim3. Mendongkrak Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi
Maju. (www.pustakadeptan.co.id. 2009). Diakses
tanggal 16 Juni 2014.
[9] Anonim3. Mendongkrak Pendapatan Petani Dengan Sentuhan Teknologi
Maju. (www.pustakadeptan.co.id.
2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[12] Anonim4.
Budidaya dan Pasca Panen. (www.litbang_deptan.co.id.
2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[14] Anonim7.
Struktur Komposisi dan Nutrisi Jagung. (www.balitseeal.Litbangdeptan.go
.id. 2009). Diakses tanggal 16 Juni 2014.
[15] H. S. Harsono, Beternak
Ayam Negeri Petelur Super yang Berhasil, (Pekalongan: Gunung Mas,1995), h 50.
[16] Hasbullah. Teknologi
Tepat Guna Industri Kecil, (Sumatra Barat: Dewan Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Industri, 2001), h 67.
[17] Kamal,
M. Bahan Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada,1998), h
78.
(Yogyakarta : Kanisius, 1992), h 54.
[24] Kamal, M. Bahan
Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta:
Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada,1998), h 80.
[25] H. S. Harsono, Beternak
Ayam Negeri Petelur Super yang Berhasil, (Pekalongan: Gunung Mas,1995), h 55.
[26] Hasbullah. Teknologi
Tepat Guna Industri Kecil, (Sumatra Barat: Dewan Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Industri, 2001), h 69.
[38] Kamal, M. Bahan
Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta:
Fakultas Peternakan Universitas Gajahmada,1998), h 86.
[41] Kamal, M. Bahan Pakan dan Penyusun Ransum, (Yogyakarta: Fakultas Peternakan
Universitas Gajahmada,1998), h 86.
Langganan:
Postingan (Atom)