Selasa, 15 September 2015

Setetes Mani Sejuta Harapan, Kami datang Sapi Bunting

Kegiatan GBIB adalah salah satu kegiatan atau program pemerintah dengan tujuan untuk memperbanyak  populasi ternak dengan masa siklus birahi yang cepat. Yang umum biasanya adalah 18-21 hari. Tapi tidak lagi, memperpendek masanya hanya 11 hari pada tahap I dan pada tahap II selama 3 hari. GBIB adalah gertak birahi inseminasi buatan yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan swasembada daging di tahun mendatang dengan waktu birahi yang bersamaan sehingga memudahkan dilakukan inseminasi buatan diwaktu yang sama. Kehadiran adanya program unggulan pemerintah dari sektor peternakan mengharapkan mampu meningkatkan angka kelahiran sapi. Sehingga kendati demikian, selain untuk memperbanyak angka kelahiran sapi tetapi juga untuk menyejahterahkan pemilik ternak itu sendiri. Melalui program GBIB tersebut bertujuan untuk mempercepat proses kebuntingan sapi yang ada. Dimana kegiatan ini terlebih dahulu dilakukan seleksi akseptor dengan melakukan pemeriksaan kebuntingan, jika hal tidak mengalami kebuntingan maka dilakukan sinkronisasi atau penyuntikan hormon khusus dimana hormon PGF 2 Alfa Capriglandin yang tujuanya untuk merangsang pada ternak dan penyerentakan waktu birahi. Sinkronisasi I selama 11 hari menunggu waktu masa terjadinya birahi. Jika ada ternak yang telah disinkron 1 tidak mengalami birahi maka dilakukan sinkronke 2 dan setelah 3 hari sesudahnya dilakukan inseminasi buatan. Sebenarnya sapi tersebut semuanya mengalami birahi, istilahnya birahi tenang tetapi terkadang masih banyak yang belum mengetahui hal tersebut. Pada saat sinkron 2 tidak menunjukan tanda birahi, tetapi sebenarnya terjadi birahi tenang dan sudah ada folikel yang sudah terbentuk yang nantinya akan berkembang.
Seleksi akseptor dan kegiatan Sinkronisasi dilakukan di berbagai kecamatan yang sudah  menjadi target utama dari gertak birahi inseminasi buatan (GBIB) yang merupakan  arahan dan kerjasama dari BIB Singosari. Di kabupaten Bone diberikan jatah GBIB sebanyak 12.000 e, ada  5 kecamatan yang menjadi tahap I terlebih dahulu dilakukan  penyerentakan  birahi kemudian menyusul dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bone yang berjumlah 27 kecamatan dengan  tujuan agar ternak sapi dapat mengalami kebuntingan dan menghasilkan generasi baru untuk penerus selanjutnya. Ke V kecamatan ini ialah Kecamatan Awangpone dari Tim I dengan ketua tim Drh. Conny Liestriherayani, Tim II Kecamatan Palakka dengan ketua tim Ardawati, S.Pt, M.Si, Tim III Kecaatan Barebbo dengan ketua Tim Muh. Yaqub, S. ST, Tim IV Kecamatan Cina dengan Ketua Tim Kaharuddin, S.Pt, dan Tim V Kecamatan Tanete Riattang Baat oleh Fahruddin. Kegiatan ini berlangsung beberapa bulan. Kegiatan  ini diawali dengan melakukan PKB dimana pemeriksaan kebuntingan untuk mengetahui bunting atau tidaknya ternak sapi. Kemudian hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan menyinkron birahi ternak sapi agar mengalami tanda-tanda terjadinya birahi tersebut. Menyuntikan hormon birahi PGF 2α Capriglandin. Jangka waktunya ialah selama 11 hari, selama itu ada yang sudah mengalami birahi maka bisa langsung dilakukan kegiatan Inseminasi Buatan (IB). Jika pada sinkron ke I tidak mengalami birahi maka dilakukan sinkron II agar dapat birahi.
Pada saat  melakukan sinkron II, maka hal selanjutnya ialah menunggu selama 3 hari untuk dilakukan Inseminasi Buatan, baik  tidaknya yang mengalami birahi akan dilakukan penyerentakan birahi. Penyerentakan birahi bertujuan untuk menyeragamkan dan menyamakan bersamaan ternak yang birahi untuk mengalami kebuntingan. 
Studi kegiatan penyerentakan birahi yang ada di kabupaten Bone salah satunya ialah Kecamatan Barebbo, sejauh ini dari Tim III GBIB sudah ada 10 desa yang sudah  terealisasi kegiatan ini mulai dari PKB, penyuntikan  hormon PGF 2α Capriglandin. Obat ini dapat  merangsang pada ternak sehingga dapat mengalami birahi sehingga siap di buahi oleh spermatozoa. Keberhasilan untuk terjadinya konsepsi atau fertilisasi dengan cara dengan melibatkan bantuan inseminator. Disinilah menjadi faktor utama untuk menunjukan indikator keberhasilan dimana dengan melihat keahlian dan kemampuan seseorang untuk pemasukan bibit unggulan pada induk betina yang siap akan dibuahi. Kemudian merambah ke kecamatan Tellu Siattinge sudah ada sekitar 4 desa yang sudah terealisasi kegiatan GBIB.
Penyinkronan kegiatan tersebut sangat membantu masyarakat setempat yang memiliki ternak dan belum pernah memiliki anak dari induknya dan sifatnya bersifat gratis tanpa ada pemungutan biaya sepeserpun. Hal tersebut masyarakat merespon dengan baik dan antusias untuk melakukan antrian untuk pemeriksaan pada ternak. 
Bersiaplah, mental dan fisik  akan menantang dimana tahun depan dihadapkan kesibukan yang padat para inseminator sekitar bulan Juni akan  terjadi
Kelahiran massal yang telah dilakukan kegiatan GBIB di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bone. Kegiatan GBIB di mulai pada bulan Juli dan diperkirakan dan semoga ada sekitar 80 % yang mengalami kebuntingan.