Senin, 06 Oktober 2014

Mudik Bareng Anak Kepmi Bone Kom Latenri Ruwa



Pada Hari Berqurban yang tak lain adalah Hari Raya Idul Adha 1435 segera tiba. Di Kalangan Muslim, perayaan hari-hari besar seperti ini tidak pernah bersamaan antara Muhamdiyah dengan Pemerintah. Pihak Muhamdiyah sudah menentukan perayaan Idul Adha 1435 H jatuh pada hari Sabtu, 4 Oktober 2014 sesuai pengetahuan rukyat dan hilal atau memiliki cara tersendiri, lain halnya pada pemerintah, berdasarkan hasil istbat pemerintah mengumumkan bahwasanya Hari Qurban jatuh pada hari Minggu, 5 Oktober 2014.  Tapi hal itu tidak jadi masalah.Masalah soal hari yg berbeda itu mungkin karena kita semua punya alasan dan keyakinan masing-masing.Selama kita masih tetap mengikuti jalan-Nya kita tetap satu sebagai kaum Muslim. Pada waktu itu adalah hari jumat dimana proses perkuliahan masih berjalan. Ketika usai Shalat Jumat Kampus sudah sangat sepi terutama di Fakultas Sains dan Teknologi.Nampaknya teman-teman sudah mudik ke kampung halaman masing-masing untuk lebaran bersama keluarga tercinta.Berbeda dengan kelasku, teman-teman kelas masih tetap setia menunggu dosen yang mau mengajar tetapi tampaknya kita di PHP dengan Dosen sudah 1 jam berlalu menunggunya tetapi belum kunjung datang. Di telfon banyak kali tidak pernah diangkat dan SMS Pun juga tidak di balas. Dengan sepakat bersama teman-teman untuk tidak mengikuti perkuliahan mengingat juga dosennya tidak datang juga. Bergegaslah saya pulang dan mempersiapkan pakaian. Sebelumya, sudah menelfon salah seorang teman yang ingin Pulkam. Katanya, ngumpul di Kampus 1 barengan Mudik Teman-teman Kepmi Bone Latenri Ruwa. Mulailah keluar dari pintu keluar kampus, tampaknya macet ternyata dugaanku benar. Kemacetan disebabkan kecelakaan laka lalu lintas mobil yang bertabrakan di depan warung. Maka harus bersabar lagi untuk sampai di Kost an. Lagi-lagi, teman menelfon kembali "Halo, posisi sudah dimana?Kita sudah mau berangkat ini?"Ungkapnya via telefon.Iya, bersabar.Saya masih di Samata karena Lagi kemacetan. Ok, saya tunggu. Kalau bisa cepat sedikit.Tak lama kemudian, sudah melewati perempatan Samata maka kupercepat laju motorku. Ketika sesampainya di Kost an, mengambil beberapa helai pakaian.Setelahnya itu meneruskan perjalanan ke Kampus 1. Ternyata, tinggal saya yang ditunggui oleh teman-teman. Sesampainya di Kampus 1, tidak cukup semenit sampai di Kampus 1, kita sudah berangkat melewati Jl.A.Pettarani. Sangat terasa kemacetan yang di hadapi dengan panasnya terik matahari. Bayangkan kemacetan di mulai dari Samata hingga di Maros tepanya di depan Kantor Polisi Maros. Tepanya di Pakalli, kita singgah sejenak dulu, kelelahan akibat kemacetan lumpuh total. Mungkin ini adalah puncak dimana arus mudik pulkam Lebaran ke Kampung Halaman. Tak lama kemudian perjalanan dilanjutkan.Serunya, pulkam barengan teman-teman Latenri Ruwa dengan keramaian motor. Bisa diperkirakan teman-teman yang pulkam dengan roda 2, sepeda motor ada sekitar 30 an lebih motor. Yang tak kalah serunya lagi, salah seorang teman yang jadi pemandu jalan yang mengibarkan bendera Latenri Ruwa. Saya teringat, di daerah Makassar jika ada orang yang meninggal, pelayat ikut mengantar dan beramai-ramai sambil membawa bendera dan jadi penguasa jalan yang di iringi dengan bunyi ambulance.Karena ada sekitar 30 an motor teman-teman yang bergabung pulkam barengan Latenri Ruwa membuat mobil susah melambung. Indahnya pulkam barengan dengan kalian teman-teman Latenri Ruwa. Kembali berhenti sejenak di Warung Mandiri Camba sambil mengisi perut yang sudah mulai terasa kosong dan tenggorokan terasa kering. Setelah beberapa jam kemudian istirahat di Warung Mandiri Camba, perjalanan diteruskan kembali.Perjalanan diteruskan usai Maghrib. Sejam perjalanan telah berlalu, perjalanan sudah melintasi perbatasan Maros, Mallawa dengan Bone. Tak terasa, sebentar lagi akan sampai. Ketika sesampainya di Segitiga, Tana Batu. Berhenti sejenak untuk saling menyapa dengan teman-teman yang berada di Palattae, Bone Selatan dan Teman-teman terus ke arah Bone Barat hingga Bone Kota. Perjalan pun dilanjutkan. Dari Sini sudah ada yang sampai ditempatnya di Kampung baru, kemudian di susul di Tompo Sampi. Kemudian di Lajang-lajang. Ketika sudah berada di Maccope, singgah di pertamina mengisi bensin. Di Maccope, salah seorang teman sudah sampai juga di rumahnya. Kemudian di susul dengan saya, di Amanrang. Selebihnya teman-teman yang lain masih dalam perjalan. Semoga sampai di tempat tujuan dengan selamat dan hati-hati dalam berkendara.

Menginterview Peternak dan Melakukan Pengamatan Ternak di Griya Antang Harapan



Tampaknya hari Raya Idul Adha 1435 H sebentar lagi.Disepanjang jalan Hertasning sudah dipadati penjual ternak baik itu ternak sapi maupun ternak kambing.Mulai dari Perempatan Samata hingga di BTN Minasa Upa, ternak sudah berkeliaran di samping jalan kiri kanan. Ketika itu, pada perkuliahan Mata Kuliah Ternak Potong dan Ternak Kerja yang di asuh oleh beberapa Dosen. Dosen memberikan tugas kepada Mahasiswa untuk melakukan Interview mengenai Pemasaran Ternak dan Melakukan Pengamatan Ternak Minimal 3 ekor yang akan dijual untuk hewan qurban nantinya. Tugas ini dilakukan secara berkelompok dan tiap kelompok tidak boleh berada satu lokasi jadi harus berbeda. Dalam 1 kelas tidak ada yang boleh sama dengan lokasinya. Yang diperuntukan bisa sama lokasi jika berbeda kelas namun yang boleh satu lokasi hanya satu kelompok tiap kelas.Karena sudah ada yang mengambil lokasi di Hertasning Maka Saya beralih ke Griya Antang Harapan.Di Daerah Griya Antang Harapan, seorang penjual ternak bernama Dg.Sialu berumur 31 tahun. Lahir di daerah Kab.Gowa /Prov.Sulawesi Selatan. Berprofesi sebagai penjual hewan ternak, beliau menekuni profesinya selama 15 tahun. Beliau memasaran hewan ternak ketika perayaan hari – hari besar seperti hari Qurban.
Beberapa hewan ternak yang beliau pasarkan adalah ternak sapi karena menurut beliau ternak sapi mudah dalam manajemen pemeliharaannya dan banyak diminati oleh warga Makassar dan sekitarnya, beliau biasanya mendapatkan suplay hewan ternak dari beberapa daerah seperti gowa tepatnya dari Malakaji dan Ambon tepatnya di Flores yang telah melalui masa karantina. Ternak sapi yang beliau pasarkan terbagi atas sapi lokal dan impor, tenak lokal yang dipasarkan berasal dari daerah Malakaji dan tenak impor yang dipasarkan berasal dari daerah Flores.
Ternak sapi yang beliau pasarkan memiliki penilaian fisik yang berbeda – beda, kami melakukan penelitian pada 3 ekor ternak sapi. Pada sapi 1 memiliki bobot beda bernilai standar 3 begitupun dengan sapi 2 dan 3, bentuk tubuh pada masing – masing ternak sapi yaitu pada sapi 1 bernilai standar 7 sedangkan pada sapi 2 dan 3 bernilai standar 8, kualitas seperti kepala ramping, kulit lentur dengan ketebalan sedang, bulu halus pada sapi 1 bernilai standar 3, pada sapi 2 bernilai standar 5 dan pada sapi 3 bernilai standar 4.Pada kondisi kepala seperti lebar, mulut besar, lubang hidung besar dan leher seperti pendek, tebal, halus, merata sampai bahu, pada sapi 1 bernilai standar 2 sedangkan pada 2 dan 3 bernilai standar 1. Pada kondisi badan seperti dada pada sapi 1 bernilai standar 3, pada sapi 2 bernilai standar 2, dan pada sapi 3 bernilai standar 2. Kondisi rusuk pada sapi 1 bernilai standar 6 sedangkan pada sapi 2 dan 3 bernilai standar 7. Kondisi punggung pada sapi 1 dan 2 bernilai standar 8 sedangkan pada sapi 3 bernilai standar 7.
Dalam manajemen pemeliharaan ternak sapinya, beliau memperkerjakan 10 orang tenaga kerja dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda sampai yang dewasa. Seperti halnya para peternak, beliau dan para perkerjanya setiap hari memberikan pakan kepada ternaknya.
Pada tahun  ini, beliau akan memasarkan kurang lebih 70 ekor ternak sapi diwilayah Makassar dan sekitarnya. Dalam pemasaran ternak sapinya, beliau selalu mendapatkan kendala mengenai harga yang selalu menjadi perdebatan beliau dengan konsumen. Hal tersebut terjadi pada tahun 2012 dan 2013, beliau memasarkan kurang lebih 80 ekor sapi dan hanya terjual kurang lebih 40 ekor sapi.
Beliau selalu mendapatkan konsumen yang banyak pada hari kelima sebelum perayaan hari – hari besar, seperti pada hari Qurban. Maka dari itu jauh hari  beliau dan pekerjanya mempersiapkan ternak sapi yang sehat untuk di pasarkan.